"Anu, itu Sunwoo nya ada?"

"Ad—"

"HYUNJIIIIINN?! LO UDAH SAMPE? BUSET PAGI AMAAAT!"

"Kata kakak juga apa? Cepet-cepet mandi. Inimah entar-entaran mulu. Giliran udah dateng aja sibuk." Juyeon nyinyirin adeknya yang sekarang masih pake handuk di depan tv itu.

"Kakak bacot!"

"Dih, kamu itu dikasih taunya yah!"

Hyunjin garuk-garuk kepala belakangnya aja.

"Hyunjin? Kok masih diluar? Masuk aja ada Sunwoonya kok di dalem."

"Eh, iya, pah. Biarin tunggu di sini aja. Tadi Sunwoonya belum pake baju."

Sangyeon ketawa. "Emang yah, itu dari semalem ngomong aja katanya besok pengen jalan sama Hyunjin. Eh, pas pagi-pagi di suruh mandi sama kakaknya malah susahnya minta ampun."

"Mau jalan-jalan kemana emangnya?" Juyeon muncul dari balik pintu. Dia masih kucel soalnya belum mandi. Nggak lama Seonghwa juga muncul.

"Sunwoo bilangnya sih pengen ke taman bermain aja katanya."

"Tumben tuh anak mau kesitu?"

"Yah gatau juga, Kak."

"Juyeon, telpon abang dong. Tanya udah sampe mana gitu?" Sangyeon menginterupsi dari halaman rumah. Dia sekarang lagi nyiramin tanaman bunga milik mendiang istrinya dulu.

"Siap, Pah!!"

Setelah Juyeon pergi, kini tinggal Seonghwa dan Hyunjin yang berada di teras rumah. Kecanggungan melanda mereka berdua. Soalnya mereka jarang berinteraksi kecuali pas kejadian baku hantam dulu yang ngebuat Hyunjin harus ngobatin Seonghwa.

"Kenapa kak? Ada yang salah sama gue?" Hyunjin bertanya saat merasa tatapan Seonghwa selalu mengarah kepadanya.

"Jangan coba-coba buat sakitin Sunwoo! Awas lu!" Udah ngomong gitu, Seonghwa langsung berlalu begitu saja.

"Hyunjin!" Sunwoo muncul dengan senyum cerahnya. "Ngobrolin apa sama kak Seonghwa sampe muka tegang begitu?"

"Nggak ada." Hyunjin tersenyum lalu mengelus rambut Sunwoo pelan. "Ayok, mau sekarang?"

"Tapi naik bis yah????!"

Hyunjin sempet ragu. Tapi dia ngangguk aja. Ngeliat itu, mata Sunwoo langsung berbinar.

"Let's Goooo!!!!"

°

Setelah selesai dengan pembayaran tiket di loket, mereka sekarang tengah berdiri di antara banyaknya orang-orang yang berlalu lalang juga berbagai macam wahana permainan. Lagi-lagi Hyunjin dibuat jatuh cinta hanya dengan melihat binaran bahagia yang terpancar di mata Sunwoo.

Sosok yang dulu dirinya kenal sebagai tukang tauran yang mukanya sangar kini berbanding terbalik seratus delapanpuluh derajat. Rasa-rasanya di depan dirinya sekarang bukan Sunwoo si tukang onar tapi Sunwoo si tampan menggemaskan.

"Hyunjin, kita pemanasan dulu pake wahana itu yuk!"

Mata Hyunjin langsung menuju ke arah tunjuk Sunwoo. Dirinya menghembuskan nafas kasar. Tolong, lah... orang waras mana yang ngejadiin wahana roller coaster sebagai pemanasan.

"Yang normal dikit geh. Ini mah belum apa-apa jantung udah melayang duluan."

"Idih cemen!"

Dikatain begitu, Hyunjin gak terima. Dia langsung gulung lengan kemejanya. "Apaan?! Ayok! Gue buktiin kalau gue nggak secemen itu!"

Sunwoo terkikik. Seneng banget dia udah ngerjain Hyunjin. "Boleeeehhh."

Setelah mengantre untuk menunggu giliran, sekarang mereka sudah duduk di kursi yang disediakan. Hyunjin mengatur pernapasannya sejenak. Sunwoo disampingnya mengerutkan dahi, lalu bertanya, "Njin? Nggak papa?"

EPHEMERALDonde viven las historias. Descúbrelo ahora