Todoroki baru menghentikan pukulannya saat tiba-tiba saja sebuah tangan menahannya, dengan perasaan yang sedikit dongkol karena merasa terganggu Todoroki segera menoleh dan mendapati jika Fujio sudah berada di sampingnya.

"Hentikan, Todoroki! Tanganmu sudah terluka," kata Fujio sambil melirik tangan Todoroki membuat pria dengan kemeja putih itu segera ikut melirik ke arah tangannya, dan benar saja darah segar nampak terlihat dari beberapa luka lebam yang kini sudah memenuhi jari-jarinya.

"Untuk apa kau disini?" Tanya Todoroki.

"Jika tidak ada yang penting jangan menggangguku!" lanjut Todoroki sambil menatap ke arah Fujio yang kini mulai mendudukkan tubuhnya di sofa. Mata pria itu beredar menatap setiap sudut ruangan yang memang sudah menjadi markas Todoroki sejak dia datang ke Oya dulu.

Mendengar perkataan Todoroki barusan membuat Fujio hanya tersenyum tipis, pria di depannya itu sama sekali tidak berubah sedari awal keduanya bertemu. Pendiam, sulit di pahami dan juga sedikit sensitif.

"Belakangan ini kau sudah jarang berkumpul dengan semua teman-temanmu, aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi padamu, Todoroki," ucap Fujio, pria yang sedikit lebih pendek darinya itu kembali bangkit dari duduknya. Perlahan Fujio berjalan mendekati kotak p3k yang di simpan di sudut ruangan lalu kembali mendekati Todoroki yang masih terdiam di tempatnya.

"Kemari biar ku obati lukamu!" titah Fujio.

Alis Todoroki nampak naik, matanya menatap Fujio tidak mengerti namun tanpa mengatakan apapun Todoroki segera mendekati Fujio dan duduk di samping pria itu. Tidak butuh waktu lama Fujio segera menarik tangan Todoroki dan mulai mengobati luka di jari pria itu dengan obat merah.

"Apakah dengan tangan yang terluka seperti ini kau masih bisa bertarung?" tanya Fujio tiba-tiba, Todoroki menoleh ke arah Fujio yang masih mengobati lukanya. Pria itu berbicara tanpa melihat ke arahnya sedikit pun.

"Untuk apa kau bertanya seperti itu?" Bukannya menjawab Todoroki malah balik bertanya.

Fujio menyelesaikan acara mengobati nya dengan menempelkan plester di jari-jari Todoroki yang sebelumnya sudah di beri kain kasa. Todoroki yang melihat itu hanya bisa diam sebelum akhirnya perkataan Fujio berhasil membuat nya kembali mendongak.

"Jika kau masih sanggup, ayo bertarung dengan ku!?" Ucap Fujio yang terdengar seperti sedang menantang, pria itu membereskan beberapa alat p3k yang sempat dia pakai sebelumnya lalu menoleh ke arah Todoroki sambil tersenyum tipis yang membuat pria itu terlihat sangat mengjengkelkan. Namun, Todoroki yang mendengar itu juga sedikit di buat kebingungan karena kenapa Fujio tiba-tiba bisa berfikiran untuk mengajak nya bertarung, meski sebenarnya ini bukan untuk pertama kalinya pria itu mengajak nya melakukan hal tersebut.

"Untuk apa aku bertarung dengan mu? aku sudah tidak tertarik menjadi pemimpin penuh waktu," kata Todoroki, mendengar jawaban itu Fujio segera menatap pria yang kini mulai memakai kacamata nya. Wajahnya terlihat tenang seperti biasanya, namun manik mata hitam itu seolah benar-benar tidak bisa di selami hingga sulit untuk mengartikan apa yang ada dalam diri Todoroki. Namun, Fujio bisa dengan jelas merasakan jika Todoroki memang benar-benar dengan perkataan nya, dan jika di ingat-ingat selama ini Todoroki memang sudah tidak se-obses dahulu untuk menjadi pemimpin di Oya.

Sejak mendapatkan pencerahan dari Murayama saat hari itu memang sedikit menyadarkan Todoroki, Todoroki mengingat betul apa yang Murayama katakan jika dirinya bisa mengalahkan Raja Oya itupun belum tentu bisa membuat semua murid penuh waktu dan paruh waktu bisa mengikuti nya, dan saat menyadari jika Fujio memang memiliki hal yang tidak Todoroki miliki membuat perlahan-lahan Todoroki tidak begitu memikirkan dengan posisinya. Karena baginya saat ini menjadi pemimpin atau bukan, Todoroki tetaplah orang penting di Oya. Kekuatan yang dia miliki sangat dibutuhkan di sekolah ini, jadi dari pada memikirkan bagaimana menjadi yang terkuat Todoroki lebih mulai menikmati kehidupan nya sebelum akhirnya dia juga akan lulus dari sekolah ini.

Mōichido, Senpai!!Where stories live. Discover now