(10) Thank You Jeno

26 4 0
                                    

Happy reading:)


















"JENOOO!"

Si pemilik nama terkejut atas kehadiran Haechan yang berteriak memanggil namanya. Kemudian teman rekan kerjanya itu langsung memeluknya erat.

Belum sepuluh detik tapi Jeno sudah memberontak ingin dilepaskan. Sungguh, pelukan Haechan itu bukan menghangatkan tapi membuatnya tak bisa napas. Lantas Haechan melepaskannya.

Usai mengambil napas Jeno bertanya, "apa yang terjadi padamu? Apa kau menang lotre hingga sesenang ini?"

Haechan mengangguk, "iya aku menang lotre dari ayahku. Tadi aku menunjukkan nilai ujianku yang rata-rata A dan ayah memberikanku uang jajan banyak hehehe."

"Wah, aku turut senang mendengarnya. Usahamu membuahkan hasil yang bagus." Jeno tersenyum.

"Seminggu penuh aku belajar sampai ingin muntah dan hasilnya sangat memuaskan. Aku sudah membeli sneaker yang ku inginkan beserta varian chocobi terbaru."

Haechan melanjutkan ucapannya sambil menatap Jeno penuh arti, "terima kasih Jeno, ucapanmu tempo lalu membuatku semangat. Nanti pulang kerja, aku akan mentraktir mu."

"Berterima kasih lah pada dirimu sendiri juga karena sudah bekerja keras." Balas Jeno.

Ucapan Jeno itu membuat Haechan terharu dan hendak memeluk Jeno lagi sebelum digagalkan oleh suara dari Irene.

"Haechan! Apa yang kau lakukan? Cepat mulai bekerja!"

Lantas Haechan memakai apronnya walau dengan mulut yang menggerutu kesal. Jeno tersenyum karena itu lalu kembali melanjutkan acara mengelap mejanya.

*
*
*
*
*

Sesuai ucapan Haechan, kini keduanya berada di restoran cepat saji. Usai menunggu cukup lama akhirnya masing-masing tangan memegang kresek putih. Kemudian keluar dari tempat tersebut.

"Bukankah ini terlalu banyak Chan?" Tanya Jeno.

"Kau tidak tau jika nafsu makanku itu tinggi." Jawab Haechan.

Setelahnya dua pemuda itu pergi ke rumah Jeno menggunakan taksi. Butuh waktu lima belas menit untuk sampai tujuan. Usai membayar dan berucap terima kasih keduanya mendekati rumah kecil di penghujung trotoar pantai.

Si pemilik rumah membuka pintu lalu mempersilakan tamunya masuk. Tanpa perlu disuruh Haechan langsung mendudukkan diri di bantal duduk kemudian menata makanan-makanan yang dibelinya.

Dua kotak pizza, tiga hamburger, satu kotak penuh ayam goreng, dua kotak kentang goreng, dan dua botol besar cola. Memang makanan-makanan tersebut enak tapi Jeno meringis karena itu tak sehat sama sekali, apa lagi sebanyak itu.

"Kau yakin akan menghabiskannya?"

Haechan yang sudah cuci tangan menepuk dadanya sembari menjawab, "tenang saja, kau jangan meragukanku."

Setelah berucap seperti itu Haechan mulai memakan hamburgernya dengan lahap. Jeno pun hendak makan juga tapi suara ketukan pintu terdengar membuatnya mau tak mau mendekati dan membukanya. Jeno mengira bahwa seseorang yang mengetuk itu pasti bukan Renjun.

Yang ia dapati adalah sosok Na Jaemin. Pemuda yang masih dengan rambut pirangnya itu tersenyum tipis. Jeno yang awalnya terpaku membuka pintunya lebih lebar dan menyuruh tamu keduanya itu masuk.

"Mau ku buatkan teh?" Tanya Jeno dan dijawab anggukan oleh Jaemin.

Haechan yang sedang asik makan lantas menoleh untuk melihat siapa yang datang. Melihat presensi Jaemin membuatnya memanggil pemuda tampan itu untuk duduk.

His Smile | NCT Dream ✓Where stories live. Discover now