Chapter 2 : Pertemuan untuk Pendekatan

48.7K 2.1K 14
                                    

"Jika kau sudah bisa menghubungkan benang merah dari setiap kejadian, kau akan tahu bahwa tak ada yang kebetulan didunia ini, semuanya berkaitan, saling terhubung satu sama lainnya,,,"

***

"Aini!" Suara ibu menghentikan langkahku sebelum aku mencapai gagang pintu kamar.

"Kau sudah pulang," Aku mengangguk dan berharap ibu tidak memintaku untuk menemui tamunya.

Tapi sepertinya itulah yang ibu ingankan "Kalau sudah selesai cepatlah turun keruang tamu, ibu akan mengenalkanmu pada teman ibu."

Pasrah! Dan aku hanya bisa menganggu segera bergegas untuk mandi, berganti pakaian. Dari kamarku terdengar suara tawa mereka, entah apa yang mereka tertawakan dan telingaku menangkap suara tangisan bayi yang ku pikir mungkin karena lapar atau jenuh mendengar obrolan orang-orang dewasa yang membosankan.

Setelah selesai dengan semua urusanku, aku bergegas keluar dan bergabung dengan mereka, senyum merekah dibibir mereka menyambutku dengan hangat. Sebelum duduk aku memperkenalkan diriku pada tamu orang tuaku, mengulurkan tangan berkenalan dengan sosok ramah nan hangat yang sejak aku keluar tadi selalu memperhatikanku

"Aini."

Aku memperkenalkan diri dan ibu yang sedang menggendong bayi menerima uluran tanganku seraya berkata "Saya Retno Gayatri panggil saja Retno," Lalu dengan senyum hangat dibibirnya Ibu Retno melirik pada lelaki yang kutaksir seumuran dengan ayahku, yang kukira adalah lelaki yang akan dijodohkan ibu denganku, ia memperkenalkannya kepadaku sebagai suami, namanya Budiman Wijayanto.

Ada perasaan lega bercampur senang saat aku mendengarnya, dengan begitu apa yang aku pikirkan sebelumnya tidaklah benar, dan yang benar saja! Masa aku akan dijodohkan dengan pria yang seumuran dengan ayahku, aku tidak mau. Dengan senang hati akupun menerima uluran tangannya, sekali lagi menyebutkan namaku.

"Siapa ini?" Perhatinku kini tercurahkan pada sosok mungil nan menggemaskan yang tengah meronta dalam gendongan bu Retno, Aku menatap gemas makhluk kecil itu.

"Siapa nama anaknya Bu?"

"Ini Bagas cucuku." Jawab Ibu Retno, mengelap iler yang menetes dari bibir mungilnya.

"Oh maaf aku kira ini adalah anak ibu."

"Tidak apa-apa." Jawabnya sambil tersenyum kepadaku dan berkata "Orang-orang banyak yang bilang seperti itu, mungkin karena ibu masih terlihat muda kali ya," Bu Retno terkekeh geli yang langsung mendapatkan sambutan pujian dari suaminya.

"Ibu memang masih muda dan cantik kok," Ujar pak Budiman seraya meminta dukungan dari kedua orang tuaku yang langsung dijawab oleh anggukan tanda setuju.

"Ahh, Bapak ni bisa aja. Malu tahu!?" Bu Retno tersipu "Oiya, dan aku Bagus tante Aini."

Aku mengerjap tak percaya ketika bu Retno memperkenalkan makhluk mungil yang sama namun berbeda, mereka kembar identik.

"Oh Tuhan!" Betapa takjubnya diriku, sungguh sangat mengagumkan ciptaan Tuhan ini, sangat sempurna dan menggumkan melihat kemiripan mereka yang tiada celah, tidak ada bedanya. Mereka bagaikan pinang dibelah dua, susah untuk dibedakan.

Adakah Aku di Hatimu [Tersedia E - Book di Google Play]Where stories live. Discover now