Gara-gara Tetangga

444 25 8
                                    

***

Plak

Raka memukul pipinya dengannya tangannya sendiri, tidur di luar ternyata menjadikan dirinya menjadi serbuan nyamuk-nyamuk lapar di malam hari. Tetangganya sampai geleng-geleng kepala melihat Raka yang tidur di teras depan.

Plak

"Ck, gimana mau tidur kalau gini, mana gatal lagi," ucap Raka yang bangun dan menggaruk wajah dan tangannya. Adinda benar-benar tidak mengizinkan dirinya tidur di dalam rumah malam ini.

"Ya olo, ya olo. Napa lo bang? Kok tidur di luar?" tanya anak perempuan tetangga sebelah. Ia mendekati Raka yang sedang garuk-garuk badan.

"Biasalah, bini gue marah noh, gue jadinya di suruh tidur di luar," ucap Raka.

"Parah banget bini lo bang. Tidur di rumah gue aja yok bang, kasihan gue lihat wajah ganteng lo entar bengkak-bengkak dicipok sama nyamuk -nyamuk betina komplek ini," ujarnya sambil terkekeh pelan.

"Cari mati itu namanya. Gue tidur disini aja deh," ucap Raka.

"Gue ada ide bang, bentar ya gue ambil sesuatu dulu," ucapnya masuk ke dalam rumah, lalu kembali dengan beberapa balok kayu dan tumpukan kertas bekas.

Raka mengernyitkan dahinya heran.

"Buat apaan?" tanya Raka.

"Buat api bang, biar entar tidurnya nyenyak nggak di kerubungi nyamuk lagi. Nyamuk kan nggak suka tuh sama api," ucapnya.

"Lo kira lagi camping," ucap Raka.

"Hehehe, tapi ini manjur loh,"

Raka hanya menunggu anak tetangganya itu menyalakan api di depan rumahnya. Setelah apinya menyala, nyamuk-nyamuk yang tadinya berdatangan perlahan menjauh.

"Udah aman nih, lo bisa tidur sekarang bang. Moga-moga besok bini lo nggak marah ye, gue doain deh," ucapnya.

"Iya, makasih ya Yan," ucap Raka.

"Ok, gue masuk dulu ya bang," ucapnya pamit pergi.

Raka akhirnya merebahkan tubuhnya di atas lantai yang dialasi seprei tipis. Ia mulai memejamkan matanya. Namun belum beberapa menit tertidur, tiba-tiba api yang semula menyala terang menjadi padam. Adinda menyiramnya dengan seember air.

"Siapa yang bakar-bakaran malam-malam begini? Kamu mau satu komplek ini kebakaran gitu?" tanyanya kesal. Lebih tepatnya cemburu melihat Yana, anak tetangga sebelah yang perhatian dengan Raka, pake acara membuat api agar Raka bisa tidur dari gangguan nyamuk.

Raka membuka pejaman matanya. Menghela nafas pelan.

"Salah sendiri suruh aku tidur di luar," ucap Raka.

"Masuk! Tidur di dalam aja! Pake acara berduaan lagi sama si Yanto," ucap Adinda.

"Namanya Yana, bukan Yanto," ucap Raka.

"Terserah aku dong maunya apa, mulut-mulutnya aku kok," ucap Adinda.

"Iya deh," ucap Raka berjalan masuk ke dalam rumah. Berdebat dengan ibu hamil yang satu itu tidak akan ada habisnya. Menentang ras terkuat di bumi sama saja cari mati.

Adinda mengunci pintu rumah dan menyusul Raka ke dalam kamar. Setibanya di kamar ia mendapati Raka yang sudah tidur di atas ranjang.

"Ish kok langsung tidur? Bangun!" ucap Adinda yang masih kesal.

"Kenapa lagi? Tadi disuruh tidur di dalam," ucap Raka.

"Iya, tapi kan..."

"Aku capek, mau tidur dulu," ucap Raka kembali memejamkan matanya kembali.

RAKA: GURUKU, ISTRIKU (2)Where stories live. Discover now