7- DIA SANDYAKALA

13 3 0
                                    

Now playing 🎵 Tanpa Rasa Bersalah-Fabio Asher

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Now playing 🎵 Tanpa Rasa Bersalah-Fabio Asher.

AnSkha: Untuk Sebuah Kisah Yang Belum Usai

***

7- DIA SANDYAKALA

PAGI ini Andres sudah bangun dari tidurnya. Semalam ia bersama Skha berbincang dengan serius soal perasaannya. Ia hanya ingin tahu perasaan gadis itu kepadanya, apakah memiliki hal yang sama atau malah sebaliknya. Ia tersenyum mengingat momen semalam, itu tidak akan pernah kembali terulang dan hanya sekali seumur hidupnya.

"Gue...."

Andres ragu untuk bertanya lagi kepada gadis itu. Mungkin memang benar ia salah memilih momen. Skha sepertinya kaget. Belum siap menerima itu, akhirnya ia tidak memberikan jawaban apa pun.

"Sori, kalau gue buat lo nggak nyaman. Gue paham, Skha."

Gadis itu menatap Andres, kemudian memejamkan matanya. Skha antara malu dan ragu, keduanya tidak bisa ia ajak kerjasama saat ini. Kedua tangannya ia satukan dengan erat, jangan tanyakan bagaimana sekarang jantungnya bekerja. Organ itu berdegup kencang seperti kurang pasokan udara.

"Nggak, Kak." Setelah lama diam sedari tadi, gadis itu mengeluarkan suaranya. "Gue boleh ngomong sesuatu juga?" Gadis itu terlihat serius.

"Silakan, nggak ada yang ngelarang."

Skha tampak berpikir, mengumpulkan keberaniannya mengucapkan kalimat-kalimat yang sudah tertahan beberapa hari ini. "G-gue, juga suka lo."

Gadis itu langsung pergi meninggalkan Andres yang sedang mencerna semua ucapannya. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya, mengunci dan mematikan lampu. Seluruh tubuhnya ia tutupi dengan selimut. Skha berharap besok lelaki itu sudah pulang tanpa ia ketahui. Sudah jelas gadis itu tengah menahan malu, Andres sukses membuatnya jungkir balik saat itu juga.

Sedangkan Andres masih tidak percaya. Perlahan sebuah senyuman mengembang di wajahnya. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke langit-langit rumah Skha, melihat sebuah ukiran yang tertata rapi membuatnya sedikit dejavu dengan satu hal.

"Sekarang gue menang, Skha?"

Andres tertawa mengingat tingkah Skha yang begitu random. Semoga saja pagi ini gadis itu tidak menghilang karena malu.

Ketukan pintu mengalihkan atensinya, Andres berjalan ke arah pintu kamar dan membukanya. Begitu terkejutnya setelah ia tahu siapa yang berada di hadapannya. Skha-dengan piyama bercorak polkadot berdiri tegap menatap ke arahnya dengan senyum yang kikuk.

"Hai pagi?!" Gadis itu melambaikan tangan dan menyapanya.

Andres mengernyitkan kening. Kemudian menatap gadis itu penuh intimidasi. "Ada apa pagi-pagi?"

AnSkha: Untuk Sebuah Kisah Yang Belum Usai Where stories live. Discover now