Foto Andrea sedang makan makanan yang sangat banyak di sudut.

Stefan sampai merasa kenyang melihat bagaimana banyaknya makanan yang ada di piring istrinya itu. Ia melihat foto itu satu persatu.

Andrea memakai baju kasual tadi pagi yang ia lihat saat wanita itu mau berangkat ke kedai dan tanpa riasan!

Untunglah istrinya tidak memakai gaun malam yang seksi, ia tidak akan mengijinkan wanita itu untuk masuk ke dalam rumahnya jika sampai itu terjadi!.

Walaupun foto itu di ambil dengan asal oleh pengawal pribadinya tapi Andrea tampak cantik di dalam foto dan kemudian mata Stefan menyipit memandang salah satu foto asal jepret yang mengabadikan Albert sedang memandangi Andrea diam diam dan mata itu Stefan tahu artinya.

Albert menyukai Andrea!

"Johan"

"Ya, den" Sahut Johan sambil tetap mengemudi dengan tenang.

"Cari tahu tentang Albert Lukmanto pria yang bersama istriku tadi!"

"Baik, den"

Stefan mematikan ponsel nya dan memasukkannya ke saku jas hitamnya. Kepalanya menoleh ke jalan dan di sana di trotoar dekat lampu merah ia melihat Andrea dan perempuan yang bersamanya tadi sedang membeli jagung bakar.

Stefan mengernyitkan dahinya lagi!!

Apakah makanan sebanyak itu belum bisa membuat perempuan itu kenyang??

Tapi dia tidak mengatakan apapun, ia diam saja dan ia harus kembali ke kantor Wijaya group karena mobil Hyundai yang ia akui mobilnya itu di parkir di sana.

Stefan beralih ke mobil kantornya itu dan ia mengemudi sampe ke Padma Boulevard.

Ia heran saat pintu apartemennya di buka, apartemennya masih gelap jadi itu tandanya perempuan itu belum pulang.

Stefan menghidupkan lampu dan ia membuka jas hitamnya, menyampirkannya di kursi kemudian ia duduk dan menghidupkan televisi.

Tak lama terdengar kunci diputar dan pintu terbuka. Andrea masuk sambil membawa bungkusan makanan.

Ia tampak kaget melihat Stefan sudah berada di rumah jam segini. Ia melihat arlojinya, ini masih pukul sebelas malam biasanya suaminya ini pulang di atas jam 12 malam.

"Pak Stefan sudah pulang?" Tanyanya sambil meletakkan sepatu ketsnya ke rak sepatu di samping pintu.

"Hmm" Stefan hanya bergumam.

Andrea tahu bahwa suaminya ini samgat irit bicara, ia tidak bicara lagi. Ia berjalan ke meja makan dan membuka bungkusan yang ia bawa.

"Pak Stefan udah makan? Aku ada bawa roti bakar, mau?" tanyanya sambil melihat punggung suaminya.

Tadi jelas aku lihat dia beli jagung bakar sekarang ia membawa roti bakar! Entah perutnya itu terbuat dari apa? Makanan sebanyak itu dia masih mampu menampung makanan lagi?batin Stefan dalam hati.

"Aku tidak suka makan selarut ini, bikin gemuk" Sahut Stefan.

Stefan sangat menjaga bentuk tubuhnya jadi ia sangat menjaga pola makannya. Menurutnya memiliki badan gemuk akan membuat aktivitasnya yang sibuk dan padat terganggu.

"Badan pak Stefan bagus kok, ngga akan gemuk kalo makan roti bakar".

Andrea memakan roti bakar itu di meja makan.

" Kedai kamu tutup jam berapa?"

"Biasanya tutup jam sembilan malam"

"Oh"

"Tapi aku hari ini menemani temanku ke undangan pesta orang kaya".

Stefan diam saja.

" Tadi katanya sih pewaris Wijaya Group juga datang. Dia jadi target incaran para ibu ibu sosialita untuk menjadi menantu mereka."

"Mereka berharap harap bahwa pria itu akan melirik salah satu putri dari mereka. Katanya sih pria itu sangat tampan dan sangat berprestasi".

Andrea berjalan mendekati Stefan dan duduk di sampingnya tapi di sofa yang berbeda.

Stefan cuma mengawasi tingkah istrinya dalam diam.

" Kamu pernah tahu nama pewaris Wijaya grup itu?"

Stefan menggeleng

"Biarpun nama keluarga kalian sama tapi aku yakin kamu tidak memiliki hubungan sama sekali dengan keluarga itu"

"Kenapa kamu yakin?" Pancing Stefan

"Jika kamu ada hubungan dengan keluarga itu, kamu tentu termasuk keluarga terkaya sama seperti mereka dan nenek kamu tidak akan meminta aku menikah denganmu".

" Wanita di kota ini mana yang tidak mau menikah dengan salah satu pria dari keluarga itu? Jadi jika ia mau menikah tinggal ia buat pengumuman dan para gadis gadis kaya itu akan mengantre menjadi istrinya dan aku yakin antriannya akan seperti antrian sembako gratis".

Stefan mengerucutkan bibirnya tapi ia tetap diam.

Pemikiran wanita ini masuk di akal. Memang ibunya tidak setuju Stefan menikah dengan gadis biasa yang tidak jelas asal usulnya seperti wanita ini. Ia bukan anak kandung keluarga Wicaksono. Ia hanya anak pungut yang entah darimana asalnya tapi karena ia telah menolong neneknya maka mau tidak mau ibunya terpaksa mengalah.

"Tapi kamu tahu ngga?" Sambung Andrea lagi sambil mengacungkan garpu ke arah Stefan membuat Stefan sedikit mengerutkan dahi.

Andrea langsung sadar dengan perbuatan nya, ia menurunkan garpu itu dan berdehem.

"Pria itu datang dengan puluhan pengawalnya seperti presiden saja, entah apa alasannya aku tidak tahu. Konon kata Luana, pria itu tidak suka di dekati oleh wanita pantas pria itu tidak memiliki pasangan padahal pria itu sudah tua".

Stefan tersedak mendengar ucapan istrinya, ia mendelik ke istrinya tapi Andrea sibuk menggigit roti bakarnya.

"Atau pria itu tidak suka dengan wanita alias ia suka dengan sejenis.. "
Andrea menggantung ucapannya sebentar "ah mungkin ada yang salah dengan orientasi seksual pria itu".

Wanita ini sedang membicarakan orientasi seksualnya secara terang terangan di depannya.

" Bagaimana kau tahu kalo dia pria tua dan memiliki orientasi seksual yang salah?"tanya Stefan gemas.

"Apa kau sudah melihat dengan mata kepala sendiri?"

"Aku tidak melihatnya karena ia di tutupi oleh badan pengawalnya dan juga di kelilingi oleh para pengusaha di sana tadi"

"Tapi itu kan tidak aneh, jika pria itu bisa memimpin perusahaan raksasa semacam Wijaya Group pasti ia seorang yang sudah berumur 35 atau 40 tahun mana mungkin orang seusiamu mampu memimpin perusahaan sebesar itu?"

"Terus kalo pria dengan seusia itu belum berumah tangga atau minimal memiliki pacar bisa jadi ia tidak menyukai wanita. "

"Luana saja yang masih usia 25 tahun ia sudah di paksa tante dan keluarganya untuk kencan buta dengan beberapa pria apalagi tuan muda keluarga kaya itu pasti banyak pengusaha teman orang tuanya menyodorkan anak gadis mereka kepadanya secara sukarela".

Stefan mengetatkan rahangnya mendengar ucapan wanita itu.

Wanita itu tidak sadar orang yang sedang di bicarakannya berada tepat di sampingnya dan bisa sewaktu waktu mencekiknya sampai mati!.

"Ya sudah kita tidak usah membahas pria itu lagi, sudah malam selamat beristirahat" Ujar Andrea sambil bangkit berdiri lalu berjalan ke dapur untuk mencuci piring.

Stefan melirik wanita itu dengan kesal lalu ia bangkit mengambil jasnya dan masuk ke dalam kamar.

Ia membanting pintu kamar cukup keras sampai Andrea di buat menoleh olehnya.

"Kenapa pria aneh itu? " Gumam Andrea sambil geleng geleng kepala. Heran!

***

Happy reading 😁

Mendadak KawinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant