Ch 24: Keseharian

Mulai dari awal
                                    

"Kau bisa memintaku kapanpun, tapi ayo tidur dulu. Aku sedikit lelah karena urusan kantor."

Kalimat andalah Elleon yang akan keluar jika dia ingin dimanja oleh Alessia. Alessia akan langsung peduli dengannya jika Elleon berkata dirinya lelah, rasanya sangat bahagia saat Alessia melepaskan bantal di wajahnya dan berbalik untuk membalas pelukan Elleon.

"Kita bisa bicara setelah aku mengambil nilai si kembar. Ah, apa aku juga bisa mengambil milik Rean?"

"Biar milik Rean aku yang ambil."

Jawaban yang tidak diharapkan oleh Alessia keluar dari mulut Elleon, sedangkan jika dari sudut pandang Elleon, jelas dia tidak mau Alessia kembali bertemu dengan Kendrick. Hubungannya membaik bukan berarti hubungan Alessia dan Kendrick usai.

Kendrick jelas akan cuti untuk mengambil nilai Bertha karena pengambilan nilai dilakukan di hari dan jam yang sama. Meskipun dari awal memang mustahil Alessia bisa mengambil milik Rean tapi alasan Elleon kesal bukan karena kemustahilan itu.

.

.

.

Diskusi malam orang tua mereka adalah alasan ketiga siswa SMP ini berlutut di depan seorang guru muda. Seorang guru cantik yang terlihat seperti teman mereka karena tubuh mungil dan wajah awet mudanya.

"Kami mohon tante Il."

"Panggil aku Bu Illona jika di sekolah Rion."

"Baik, ayolah Bu. Tolong ibu saja yang menggantikan wali kelas kami bu."

"Tentu saja tidak bisa Rion. Kamu tahu ibu baru mengajar kurang dari dua bulan, lagi pula bukannya wali kelasmu sehat dan bisa hadir?"

"Mama akan kecewa jika mama tahu Orion tukang onar sejati dan nilai Dion menyedihkan bu."

Kali ini Deon yang berbicara.

Sedangkan Dion yang merasa tersinggung oleh fakta juga membuka suaranya.

"Kami juga takut kalau mama kecewa, putranya yang jenius mendapat nilai B- di pelajaran olah raga."

Illona, guru yang baru berusia 22 tahun itu bingung menatap tiga muridnya ini. Masalah hidupnya sudah cukup banyak bahkan tanpa masalah mereka. Mana mau dia merasa sesak karena masalah baru.

"Ibu tetap gak bisa, wali kelas kalian sehat, dan tidak berhalangan. Mana mungkin ibu mau menyela beliau."

Orion yang sudah berada pada jalan buntu mengeluarkan kartu AS mereka setelah kembar tiga itu setuju dengan saling pandang.

"Ibu setuju atau kami beberkan ke seluruh sekolah kalau ibu istri ketua yayasan."

Orion mengucapkan ultimatum pertama sebelum dilanjut oleh Deon dan Dion.

"Kalau semua orang tahu pasti semua orang langsung segan dengan ibu."

"Ibu juga akan didekati banyak orang hanya untuk koneksi. Tidak akan ada lagi yang dekat dengan ibu karena tulus. Semua hanya akan seperti penjilat bagi ibu."

Illona tidak mengira, anak-anak dari rekan suaminya ini mengancam dirinya. Dan benar apa kata mereka, hidup santainya akan berakhir jika tiga bocah kembar itu membuka identitasnya. Tiga siswa SMP itu sudah tidak bisa bertindak lebih mengesalkan daripada ini.

"Huh...Ibu mau saja, tapi kalian yang harus berbicara dengan Om Bintang. Nanti biar Om Bintang yang nyari alasan."

"""Baik bu, terima kasih."""

Ketiganya segera meninggalkan ruangan guru matematika itu dan menelpon papanya. Selain mereka, tentu saja papan mereka juga tidak ingin melihat wajah kecewa dari mamanya dan siapa lagi yang bisa membujuk Om Bintang selain papanya.

.

.

.

"Untuk nilai, Orion cukup bagus meskipun kehadirannya selalu mepet dengan minimal jumlah kehadiran bu, Orion juga sering berbuat onar, tapi itu mungkin karena dia masih remaja. Saya harap nasihat ibu dapat membuat Orion lebih baik kedepannya. Dia mungkin sulit mendengarkan gurunya tapi saya harap dia mau mendengarkan nasihat orangtuanya."

"Baik bu, terima kasih. Bagaimana dengan Gideon dan Caldion?"

"Mereka aman dan tidak berbuat onar. Hanya saja nilai Caldion semuanya B dan hanya seni yang mendapat nilai A+, sebaliknya, nilai Gideon semuanya A+ kecuali olahraga yang mendapat B-."

Setelah selesai berdiskusi dengan guru muda itu, Alessia pamit undur diri sehingga guru itu bisa membagikan hasil tengah semester kepada wali murid yang lain.

Bagi Alessia nilai segitu sudah cukup disyukuri. Hanya saja dia tidak tahu di balik nilai-nilai dan catatan perilaku yang disampaikan Illona itu sudah diperlembut diksinya berkali-kali lipat.

Sebut saja Orion, nilai B- memang nilai terendah, tapi juga nilai tertinggi. Masalah yang remaja itu buat sudah seperti dosis obat, minimal dia berbuat onar tiga kali sehari, belum lagi kerusuhan dengan anak-anak lain. Nasihat guru? Itu hanya seperti angin yang lewat, mana mau Orion mendengarkan gurunya.

Selanjutnya Caldion, meski terlihat memperhatikan kelas dan rajin tapi nilainya tidak begitu beda jauh dengan Orion. Nilai Caldion selalu didominasi B- dan B. Dia hanya punya satu nilai B+, dan satu A+. Nilai itu sudah sudah menjadi template nilai rapornya sejak kelas satu SMP. Guru-guru lain sudah berusaha agar nilai anak itu 'berbeda' tiap tiga bulan, tapi sikap monoton Caldion membuat nilainya selalu sama bagaimanpun guru itu mengatur distribusi nilai.

Terakhir Gideon nilainya emmang aman dengan A+, tapi anak laki-laki itu selalu mengeluh setiap pelajaran olahraga. Dia selalu memberikan alasan bahkan hanya untuk berlari sekali putaran di lapangan. Dia hanya mau bergerak saat pengambilan nilai, sekali tanpa pengulangan. Nilai B- milik Gideob di pelajaran olahraga adalah nilai terendah dalam sejarah. Guru olahraga setiap generasi biasanya memberikan nilai B+ bahkan untuk anak yang malas, Gideon yang terlalu malas untuk menggerakkan tubuhnya cukup untuk membuat guru olehraga menyrrah setiap tahunnya.

Jika, jika saja mereka bertiga tidak berhasil bernegosiasi dengan Illona, jelas Alessia akan kecewa dan sedih karena menjadi ibu yang buruk. Suasana rumah akan kembali memburuk hanya karena nilai mereka.

"Kalian berhutang satu hal pada papa."

"Papa kan hanya menghubungi Om Bintang."

"Tidak ada yang gratis dalam hubungan orang dewasa, papa akan menagihnya saat papa butuh bantuan kalian."

Elleon yang datang menjemput Alessia setelah dari sekolah Rean merasa menjadi pemenang. Si kembar tiga memang tahu bahwa papanya sering menggunakan koneksi, kuasa, dan hartanya, tapi ketidakberdayaan mereka saat ini justru membuat mereka kesal sendiri.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cuma bisa bilang maaf setelah lebih dari satu purnama menghilang 😣

Gedith WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang