Ch 5: Weekend

28.2K 2.2K 11
                                    

Rean saat ini menunggu jawaban dari mamanya, dia berharap semua orang bisa melihat perubahan mamanya. Dia berharap keluarganya seperti keluarga teman-temanya. Namun kenyataan tidak sesuai ekspektasi, pesan yang dikirim oleh sang papa ke mama mereka dijawab dengan balasan yang tidak menyenangkan si bungsu.


[Maaf kalau besok aku lumayan sibuk. Bagaimana kalau hari sabtu? Dan aku izin meminta Rean menginap dua malam. Aku akan mengantarkannya ke sekolah Hari Senin.] -Alessia-


"Jadi bagaimana boy?"

Tanya sang papa melihat putra bungsunya memikirkan rencana baru.

"Ya sudah kalian lihat weekend besok. Rean bakal tunjukin kalau mama udah berubah."

Rean tetap kukuh dengan pendiriannya, dia akan meyakinkannya semuanya akhir minggu ini. Namun di sana hanya dirinya yang bersemangat, kakaknya menjawab dengan jawaban yang variatif.

"Kak Orion pass, ada latihan basket weekend besok."

"Kak Gideon ada janji belajar bareng sama tim olimpiade kakak Re."

Rean mendengar separuh saudaranya menoleh menatap separuhnya lagi dengan mata memelasnya.

"Ha..ha.. maaf Re, kak Dion sudah janji akan membantu teman kakak. Kaka sudah bikin janji lebih dulu jadi maaf ya."

Dion meminta maaf sambil menundukkan badannya dan mengusap rambut hitam Rean. Pilihan Rean hanya tinggal kakak pertamanya.

"Kak will..."

"Okey kakak bakal temenin Rean, tapi kalau mama macam-macam, kita langsung pulang"

Mendapat respon positif dari kakaknya Rean mengangguk bahagia.

"Tapi kakak baru bisa nyusul hari minggu. Kakak Hari Sabtu ada latihan buat final voli."

Meskipun sedikit kecewa Rean tetap senang dengan hasilnya. Setidaknya dia akan mendapat satu sekutu tambahan di pihak mama.

.

.

.

Di sisi lain Alessia dan Mr Kendrick berada di ruang tamu. Setelah pingsan semalaman karena tidak bisa menahan rasa sakit, Alessia akhirnya bisa berdiskusi dengan Mr Kendrick. Anehnya wajah pria di hadapannya terasa tidak asing.

"Jadi Essia, bagaimana keadaan atau perasaanmu saat ini, dan apa kau sangat merindukanku, hingga menelponku malam-malam?"

"Kondisiku cukup buruk kurasa, dan aku tidak tahu kenapa aku menelponmu, kau saja yang tiba tiba datang, kau Kendrick bukan? Aku melihat kartu namamu di samping meja saat aku bangun."

"Aku mendengar kamu kehilangan ingatanmu? Apa itu benar? Apa kau sungguh melupakanku?"

"Iya."

"Bagaimana dengan suamimu dan anak-anak? Apa kamu mengingat mereka, tapi melupakan aku?"

"Aku sudah bertemu dengan Elleon dan Eean."

Setelah mereka diam sesaat laki laki berkacamata dan berjas hijau army tersebut kembali membuka mulutnya.


"Apa kamu mengenaliku Essia?"

"Apakah memang penting aku mengenali siapa Mr Kendrick?"

Dan yah, sekarang pria itu yakin bahwa kondisi nyonyanya tidak sedang baik baik saja.

'Apa aku harus membawa Essia ke tempatku?'

Kendrick berpikir tempat ini menjadi tidak aman ketika perempuan yang disayanginya itu kehilangan ingatan. Apalagi melihat di depan rumah perempuan ini ada CCTV yang cukup tersembunyi, Kendrick yakin bahwa suami Alessia sudah mencurigai hubungan mereka sejak lama. Meninggalkan Alessia sendiri di tempat ini sama saja menunggu Alessia dihakimi oleh keluarganya.

Gedith WomanWhere stories live. Discover now