Ada nasi goreng ikan teri kesukaan Andrea, udang saos manis, ayam blackpepper yang semuanya adalah kesukaan Andrea.

Andrea menggeleng "engga mungkin lah dia naksir aku kayak engga ada cewek lain aja" sahutnya.

"Ih emang kenapa sama kamu? Kamu tu cantik, Andrea, pinter, berbakat. Kamu itu sempurna sebagai seorang wanita" Ucap Luana.

Andrea hanya tertawa lalu ia menatap Luana dengan serius "aku barusan tanda tangan surat perjanjian dengan pak Stefan yang menerangkan bahwa jika dalam satu tahun kami belum ada perasaan apapun kita akan bercerai".

Luana langsung tersedak begitu mendengar ucapan sahabatnya ini. Ia melotot memandangi sahabatnya.

" Gak usah melotot begitu!! Gak takut nanti mata kamu lepas terus jadi telor mata sapi di nasi goreng?"goda Andrea.

"Jangan bercanda!! Serius kamu, Ndre?" tanya Luana sambil mendekat ke Andrea.

"Iyaa.. Aku serius!" Jawabnya santai.

Lalu ia menceritakan semuanya sampai ke surat perjanjian Stefan yang harus ia tanda tangani. Ia dan Luana sudah bersahabat sejak mereka masih sekolah. Tidak ada rahasia di antara mereka.

Andrea sangat mempercayai dan menyayangi Luana begitupun juga sebaliknya jadi ia tidak menutupi apapun kepada Luana.

"Tapi awas ya kalo kamu sampai kelepasan bicara di depan kakakku! Aku tidak menceritakan hal ini kepada kakakku, kalo dia mendengar ini dia pasti akan sangat sedih dan merasa gagal menjagaku!" Ujarnya serius kepada Luana.

"Iya aku janji tapi kenapa kamu mau menanda tangani surat perjanjian itu sedangkan kamu tahu bahwa isi perjanjian itu menyudutkanmu?".

Andrea mengangkat bahu " Aku tidak merasa di rugikan toh aku juga tidak menginginkan sepeser pun uang pria itu."jawab Andrea acuh tak acuh sambil mengangkat bahunya.

"Aku cuma ingin menghemat uang untuk sewa sementara waktu ini saja".

Luana memandang Andrea dengan serius " Aku percaya suatu hari pak Stefan pasti akan jatuh hati padamu".

Andrea tertawa geli mendengar ucapan sahabatnya.

"Kenapa tertawa?"

"Kamu belum lihat sih gimana wajah suamiku itu, kalo kamu lihat kamu gak akan berharap memiliki pikiran seperti itu!".

Luana jadi penasaran bagaimana wajah suami Andrea.

" Permisi"

Luana dan Andrea sama sama menoleh ke pintu masuk. Disana berdiri seorang pria muda mungkin berusia 20 tahunan berdiri di sana.

"Hai albert" Sapa Luana lalu ia melambaikan tangan menyuruh pria muda itu masuk.

Albert berjalan ke arah Luana.

"Ndre, kenalin ini sepupuku yang baru kembali dari Jerman Albert Lukmanto anak tanteku".ujar Luana memperkenalkan ke Andrea.

" Oh.. Hai.. Aku Andrea"ucap Andrea ramah sambil mengulurkan tangan.

"Albert" Ucapnya singkat sambil tersenyum.

Albert yang masih berusia 20 tahun itu sedikit terpesona melihat Andrea.

"Ehem.. " Luana berdehem melihat sepupunya tidak melepaskan genggaman tangan Andrea.

Albert mengerjapkan matanya dan langsung melepaskan tangan Andrea.

"Andrea ini udah istri orang jadi jangan kamu taksir lagian usia kamu aja masih 20 tahun" Kata Luana to the point membuat Wajah Albert bersemu merah.

"Si.. Siapa yang naksir, kak? Kakak ini ada ada aja" Kilah Albert membuat bibir Luana mencibir ke depan.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now