- [20] : Rencana Untuk Empat Serangkai

178 24 0
                                    

• From Home •

Pijar mana yang kembali harus padam?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pijar mana yang kembali harus padam?

— N. YUTA —

•~~•

"Lagi banyak kabut ya?" Jaehyun memeluk dirinya sendiri yang terbalut jaket, di ruangan yang sedikit temaram dengan sisa gemerincik hujan, Jaehyun berdiri disamping Yuta yang anehnya hanya mengenakan sehelai baju lengan panjang berwarna hitam.

"Yoi—muram banget suasananya"

"Ibunya Jeno meninggal"

"Gue tau"

"Jadi gimana?"

Yuta mengernyitkan dahinya, nampak berfikir keras.

"Info yang gue tau mau diasuh sama pamannya—kayanya itu anak mau dibawa"

"Anaknya belum bisa diajak bicara"

"Gue paham gimana rasanya—Tujuan Jeno hidup untuk ibunya"

"..."

"—Tujuan hidupnya udah hilang, lo bisa bayangin gimana kosongnya dia"

Jaehyun terdiam, kenapa masalah 4 bocah itu seakan tidak ada habisnya, kenapa mereka memiliki masalah yang lebih rumit dari masalah yang pernah ia hadapi?.

"Kenapa sih lo mau lanjutin ini?"

"Nggak tau"

"Karena lo jatuh cinta sama orang yang sama kaya Taeyong?"

Yuta tak menjawab apapun, laki-laki berambut panjang itu hanya diam meratapi pepohonan.

"Udahlah Yut, itu rahasia umum—Everyone knows"

Yuta tergelak, agak sedikit miris terdengarnya namun Jaehyun hanya dapat diam "Yaaaa—pada akhirnya bukan gue yang berhak memiliki Jae"

Jaehyun beralih untuk meratapi sebuah foto yang pada kala itu Jaemin tempelkan di kamar ini.

"Jadi gimana? Apa rencana lo?"

"Renjun gue kirim ke Jepang sesuai permintaan Taeyong, gue ada kenalan yang bisa jadi mentor dia disana—Jaemin biar diambil alih sama Taeil terus lo yang pegang Jeno, terakhir biar gue yang handle Haechan bareng Ten"

"Aaahhhh gue kadang gak ngerti, buat apa sih kita kaya gini, maksudnya semua orang hiduo dengan naik turun, lo, gue, bahkan 4 bocah itu, semuanya emang kaya gitu—"

"—itu yang ngebedain kita sama Taeyong"

Jaehyun memiringkan wajahnya manatap bingung ke arah Yuta.

"Taeyong kembali hidup dengan menghidupkan pijar yang mati—kalau dia mau tetap hidup, pijarnya harus menyala—"

"..."

"—Taeyong berhasil keluar dari bagian suramnya"

"Sedangkan gue, dan begitupun juga lo—kita hidup dengan pijar kita sendiri—lo punya alasan untuk hidup"

"Terus alasan lo untuk tetap hidup apa?"

Yuta terdiam menatap keluar jendela, memori kepalanya kembali berputar.

Yuta pernah sekarat, mengingat bahwa latar belakang kehidupannya bukanlah sesuatu hal yang bisa diceritakan, sebab di dominasi oleh hal-hal yang mengerikan.

Ada rentetan kalimat yang kemudian tertancap begitu saja bagi dirinya, yang pada akhirnya membuat dirinya membawa pijar miliknya sendiri.

"Yutaaaa—Tolong hidup lebih lama, tolong hidup dengan lebih baik—hidup dengan indah—Hidup untuk memberikan kehidupan untuk orang lain"

From Home •

•~~•

ToBeContinue

From Home : Life Is Still Going On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang