Chapter 22 : Akan terbiasa🚫

5.1K 335 12
                                    

Pagi hari....

Yessica terbangun dari tidur panjangnya ketika merasakan silau dari luar jendela, mata cokelatnya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka.

Yessica bergerak pelan akan tetapi rasa perih di bagian bawahnya membuat dia berhenti bergerak dan meringis. Matanya mulai berkaca-kaca, dia merasa tulang-tulangnya remuk dan sendinya terlepas.

Ceklek!

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, Yessica yang belum siap bertatap muka dengan Ara kembali tidur menyamping dan memejamkan matanya. Yang dia tidak tahu adalah Ara telah tahu jika dia bangun.

"Mau sampai kapan pura-pura tidur?" Ara bertanya, handuk yang melilit tubuhnya terjatuh begitu saja dan dia dengan langkah santai berjalan masuk ke wardrobe untuk memakai baju.

Yessica yang tertangkap basah akhirnya bangun dan duduk di kepala ranjang, saat melihat Ara yang bertelanjang memakai pakainnya wajahnya bersemu dia kemudian memalingkan pandangannya tidak ingin melihat.

Setelah berpakaian Ara berjalan keluar.

Hari ini dia hanya mengenakan short jeans dan tanktop hitam menampilkan kulit putihnya yang halus. Rambutnya yang basah sengaja digerai, membiarkan angin pagi meniupnya.

Yessica mendengus kecil, ada perbedaan yang jelas antara Ara dan dirinya. Wanita di depannya tampak segar berbeda dengannya, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan tanda keunguan. Bahkan di kulit payudaranya, bekas gigi Ara tercetak jelas. Dia bertanya-tanya kapan semua tanda ini akan hilang? Beruntung setelah jumpa pers dia memiliki hari libur beberapa hari sebelum sibuk dengan promosi filmnya.

"Kenapa melamun?" Ara bertanya, dia melangkah mendekat, tetapi Yessica yang tidak ingin kejadian semalam terulang tanpa sadar menarik selimut dan menutupi tubuhnya erat.

Ara terkekeh melihat itu, wanita di depannya sangat lucu.

"Aku akan keluar, kamu ingin tetap disini atau pulang? Ponselmu ada di meja, Flora yang memberikannya kepadaku semalam"

Yessica memalingkan wajahnya dan menatap ponselnya diatas meja.

"Aku...aku sebaiknya pulang" Ucap Yessica gugup, Ara mengangguk paham.

"Kalau begitu mandi dan cari baju yang cocok di sana" Setelah menyelesaikan ucapannya Ara bangkit, dia melirik kearah jam dipergelangan tangannya. Hari ini dia diminta untuk pulang ke rumah orangtuanya.

Tidak ingin membuat Ara menunggu lama, Yessica membungkus tubuhnya sendiri dan bersiap untuk berdiri. Sekali lagi gerakannya membuat Ara terkekeh.

Ara menggeleng kecil, semalam dia sudah melihat dan bahkan mencicipi setiap inci kulit Yessica apa yang perlu ditutupi sekarang?

"Sshhhh..." Yessica mendesis pelan, dia yang sudah bangkit kembali duduk.

Melihat itu Ara menatapnya bingung.

"Kenapa?"

"Sakit!" Bentak Yessica, bukan hanya sakit yang dia rasakan dibagian intimnya tetapi lututnya menjadi lemah seperti jelly. Dia tidak bisa berjalan.

Hap!

"Apa yang kamu lakukan!?" Yessica memekik tidak terima saat Ara dengan gerakan ala bridal menggendongnya masuk ke kamar mandi tanpa memakai selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Tidak ada bathup disini, kamu harus mandi dengan shower" Kedua alis Ara mengkerut, dia melupakan hal penting ini tadi malam.

Tubuh lemah Yessica tidak akan mampu berdiri lama di bawah guyuran shower.

Sudut bibir Yessica terangkat ketika melihat Ara yang khawatir, dia tahu jauh di dalam lubuk hati Ara juga memiliki perasaan yang sama dengannya tetapi karena gengsinya yang sebesar meteor Ara memilih untuk diam.

My Obsession (Chika×Ara)Where stories live. Discover now