"Song ... Yunjae?"

"Aku ini hyung si bodoh itu," ujar Yunjae berdiri sambil memegangi bahunya dan dengan cepat mengambil pistol dari tangan Shuya, bahkan sempat menendang Shuya hingga tersungkur.

Junpyo melemparkan vas yang ada didekatnya kearah Yunjar ketika pria itu hendak menendang Shuya lagi dan membuat kepala Yunjae berdarah.

"Kalian anak-anaknya wanita itu yah?" ujar Yunjae, "aku berterima kasih sekali karena dia mau menyembunyikanku setelah tahu bahwa aku Dracula dengan syarat aku tak boleh menyentuh kalian, tapi karena kalian duluan yang menyentuhku, jadi itu nggak akan berlaku lagi. Jadi kalian akan kubunuh saja. Kalian menganggu waktu bermainku."

Yunjae menarik pelatuk, namun Shuya segera bangkit dan memegang badan pistol sehingga tembakannya melesat ke atas.

"Lari!" teriak Shuya dan menahan pukulan dari Yunjae, berusaha membela diri.

"Noona!"
"Eonnie!"

"Lari! Cepat lari! Tekan terus holopen itu supaya Wonwoo atau Subin bisa melacak kalian jika kalian pergi jauh dari kawasan rumah!" Shuya melemparkan holopen miliknya dan diambil dengan tergesa-gesa oleh Junha.

Junpyo dan Junha sama-sama tak punya pilihan, maka keduanya berlari keluar rumah, sementara Shuya berusaha mati-matian menghentikan pergerakkan Yunjae walaupun sekujur tubuhnya sudah sakit.

Pistol itu terlempar jauh, namun Shuya pun juga terpelanting menabrak lemari hiasan di lorong dengan benturan yang cukup kuat hingga membuat kepalanya pusing. Yunjae yang tenaganya jelas lebih kuat, mencengkram leher Shuya dan memberikan serangan terakhir hingga Shuya tak sadarkan diri.

"Tubuhnya jadi banyak memar, jadi tidak cantik, padahal aku mau menggoreskan karyaku. Menyebalkan," ujar Yunjae menyeret tubuh Shuya keluar dari rumah besar yang sudah berantakan itu.

🔍

Junho berlari dengan tergesa-gesa dari minimarket, tidak peduli berapa banyak orang yang tertabrak olehnya ataupun memakinya karena menabrak bahu mereka. Satu-satunya yang ada dipikirannya adalah keselamatan Shuya dan adik-adiknya.

Panggilan telepon yang dibuatnya beberapa waktu lalu awalnya hanya untuk menanyakan apa es krim yang ingin dibeli oleh Shuya dan adik-adiknya, namun siapa sangka bahwa ternyata hal itu malah berujung maut dengan Dracula yang ada di dalam rumahnya. Di dalam radar Shuya dan adik-adiknya.

Junho tersungkur di jalan beberapa kali, tidak peduli dengan lutut dan sikunya yang terluka serta lecet-lecet, Junho tetap berlari sampai ke rumahnya. Bertepatan dengan dirinya yang menemukan Junha dan Junpyo keluar dari rumah dengan ketakutan serta tangisan.

"Junha! Junpyo!"

Kedua adiknya itu langsung berlari ke dalam pelukannya dan bersamaan juga dengan sampainya beberapa mobil dari KBI, organisasi tempat Jun bekerja.

"Papa!!" anak-anak itu berteriak dan lari menghampiri Jun yang segera didekap erat oleh sang Papa.

Ada rasa lega ketika melihat anak-anaknya masih baik-baik saja, namun segera terbentur ketegangan ketika menyadari bahwa Shuya tak ada disana.

"Dimana Shuya?" tanya Jun pada anak-anaknya.

"I-Itu..." Junha terbata-bata sambil sesenggukkan.

"Noona di dalam. Papa tolong noona!" rengek Junpyo.

"Di dalam?" Jun hendak masuk ke dalam, namun langsung ditarik oleh Taeyong. "Hyung!"

"Di dalam sana ada Dracula! Mikir apa sih kamu?!"

"Holopen Shuya--" ujar Wonwoo saat hendak mengusulkan untuk melacak Shuya dan memastikan kondisinya lewat sinyal, namun dirinya malah melihat holopen itu ada pada Junha. "Sial, dia nggak bawa holopen."

Jun kemudian mendapatkan sambungan dari Jennie, snipper di timnya melalui earpiece. "Nggak ada. Thankyou nggak ada, aku udah mengeceknya dengan scope-ku tapi nggak ada. Kosong."

"Kita kembali dulu sekarang, Jun," ujar Taeyong.

"Jungwoo," panggil Jun.

"Iya, hyung?"

"Jaga anak-anak," Jun menghempaskan tangan Taeyong dan masuk ke dalam rumahnya, seberapa keras Taeyong memanggilnya, pria itu tak berbalik dan tetap masuk ke dalam.

Di dalam keadaannya sangat kacau, banyak barang rumahnya sudah hancur disana-sini, tepatnya di lantai dua, apalagi bagian lorongnya benar-benar tak bisa dideksripsikan.

Lorong itu menjadi lautan berdarah.
Entah darah siapa, apakah Dracula ataukah Shuya, Jun tak tahu.

Sebagai seorang investigator, Jun punya cara kerja otak yang bisa memvisualisasikan kejadian di TKP secara kasar. Dilihat dari kondisi TKP saat ini, jelas sekali bahwa ada perkelahian dengan cara yang tak imbang, keduanya sama-sama terluka dilihat dari ceceran darah yang jaraknya berjauhan dan ada dimana-mana, namun bisa Jun pastikan salah satu diantara Shuya dan Dracula ada yang kena luka tembak, karena ketika dirinya mengecek pistol yang tergeletak disana satu peluru telah hilang darisana.

Masalahnya sekarang, Jun tidak tahu siapa yang terluka.

"Gadis kecil, kamu dimana?" lirih Jun.

Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]Where stories live. Discover now