1.2

809 168 13
                                    

Shuya terus mondar-mandir tidak karuan di depan ruang operasi karena menunggu Subin yang sedang ditangani pihak medis. Gadis itu memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi ketika Subin diserang, entah itu penjambret atau Dracula, namun rasanya terlalu cepat untuk membuat kesimpulan.

Disaat bersamaan juga, Jun dan anggotanya yang lain tiba di rumah sakit dan menghampiri Shuya. Ketiganya sama-sama terkejut, bahkan Jungwoo dengan berlebihan bertanya tanpa jeda pada Shuya sampai Jun menghentikan kelakuannya itu.

"Kenapa bisa diserang? Kalian berpisah atau bagaimana?" tanya Jun pada Shuya.

"Iya, aku pergi bayar belanjaan dan Subin menunggu diluar."

"Aku akan mengecek CCTV di minimarket itu," ujar Taeyong yang segera menjauh sambil menelpon entah siapa untuk mencaritahu pelaku penyerangan Subin.

"Maaf, semua gara-gara aku."

"Kenapa menyalahkan diri sendiri? Ini juga sesuatu yang tidak diprediksi. Kita tunggu sampai Subin keluar dari ruang operasi dan siuman saja."

Harus Jun akui bahwa seberapa keras pun dia berusaha melindungi mental anggota termuda di timnya itu, rasanya kejadian-kejadian seperti ini terus menerus terjadi di sekitar Shuya, membuat Jun tidak yakin apakah kini anggota termudanya itu akan baik-baik saja dengan pekerjaan ini.

"Shuya, aku minta jelly yah!" ujar Jungwoo yang segera ditendang bokongnya oleh Jun saking kesalnya.

"Bisa-bisanya kamu makan jelly!"

"Tapi enak! Shuya coba juga, nggak boleh sedih soalnya Subin itu karena keras kepala, jadi nggak bakalan cepet mati," ujar Jungwoo sambil menyuapi Shuya jelly dan membuat gadis itu sedikit terkekeh.

Jun sendiri hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah Jungwoo, memang diantara anggota timnya yang lain, Jungwoo terlihat seperti seorang pelawak bodoh yang tak kenal situasi, walaupun sebenarnya pria itu adalah yang paling peka diantara anggota tim yang lain.

Sambil menunggu, Subin keluar dari ruang operasi, Jun menyusun semua kejanggalan yang disimpulkannya sendiri. Mulai dari Dracula yang tiba-tiba ada di Jepang, kaki tangan misterius yang tidak terduga, sampai penyerangan Subin yang begitu tiba-tiba, jika dipikirkan secara ulang lagi bukankah itu artinya selama ini Dracula tahu bahwa Jun dan timnya sedang mengintainya? Bahkan pelarian Dracula di Jepang yang mulus sampai-sampai punya kaki tangan serta pembunuh cilik haus yang akan uang?

"Mata-mata...?" gumam Jun.

"Hyung? Kenapa?" tanya Jungwoo.

"Apanya yang mata-mata?" tanya Shuya.

"Ah, itu--"

"Permisi, apa anda keluarga dari pasien Jung Subin?" seorang dokter keluar dari ruang operasi dan membuat Jun segera maju untuk bicara dengannya.

"Benar. Bagaimana keadaannya?"

"Lukanya cukup dalam, tapi tidak mengenai organ dalam. Dia berhasil selamat, tapi untuk saat ini tidak bisa melakukan banyak gerakan."

Jun bernafas lega, kemudian mengangguk, tanda dirinya mengerti apa yang dokter katakan. Tak lama setelahnya sebuah ranjang pasien dimana Subin terbaring diatasnya didorong keluar, dipimpin oleh dokter yang menanganinya untuk dibawa ke ruang rawat.

"Subin selamat?" tanya Shuya.

"Iya, dia gapapa. Ayo kita ke ruang rawatnya dan menunggu dia sadar."

🔍

Subin jengah terus ditatap dengan khawatir oleh Jungwoo dan ditatap dengan perasaan penuh rasa bersalah oleh Shuya, sehingga dirinya memilih melempari dua orang itu dengan dua kotak susu yang ada di kantung belanjaan Shuya.

Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]Where stories live. Discover now