Zayyan Perduli Pada Lex?

Start from the beginning
                                    

Situasi kembali menjadi akward diantara mereka berempat.

"Kenapa diam, Lex-eu? Nggak apa-apa ketawa aja kalau memang itu lucu. Lagian kalau kamu ketawa, wajahmu itu jadi kiyowo!" Ucap Zayyan.

Sing dan Leo serentak langsung menoleh ke Zayyan dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Apa maksudnya sih Zayyan Hyung dari tadi muji-muji si Lex-eu Hyung mulu?" Batin Leo kesal.

"Kayaknya ada yang aneh sama Zayyan Hyung sekarang. Apa jangan-jangan dia lagi mau tebar pesona ke Lex-eu Hyung ya?" Batin Sing. Ia memicingkan matanya curiga.

Sementara Lex-eu wajahnya kembali bersemu merah. Dia seperti itu karena selama ini tidak ada satu pun temannya yang pernah memuji dirinya seperti yang dilakukan Zayyan padanya barusan.

"Hyung, memangnya mau ngapain lagi sih disini?" tanya Sing pada Zayyan.

"Ng...aku...mau ada perlu sama Lex-eu," jawab Zayyan meski ragu dengan hal yang dikatakannya.

Sementara Lex pun bingung dengan ucapan Zayyan barusan.

"Perlu apa?" tanya Sing lagi.

"Rahasia," jawab Zayyan.

Sing dan Leo menatap Zayyan sejenak dengan tatapan sebal. Namun kemudian...

"Ya udah deh, kita duluan ke ruangan. Tapi ingat ya Hyung, jangan lama-lama. Cepat pulang, kalau urusanmu dengannya sudah selesai!" Pesan Sing.

"Awas ya Hyung, kalau sampai lama! Nanti Ouyin bakalan ngambek sama Hyung!" Ancam Leo sambil manyun lima senti.

"Iya...iya...iya! Yaelah, sampai diancam segala!" Timpal Zayyan heran dengan ke dua bocil kesayangannya tersebut.

"Ya udah, kita duluan ya, Hyung. Bye...!" Sing melambaikan tangan ke Zayyan.

Sing dan Leo berjalan hendak pergi meninggalkan rooftop.

"Eh, tunggu, Sing!" Panggil Zayyan tiba-tiba.

"Apa, Hyung?" Sing menoleh.

"Nitip kolor yang dari Ouyin tadi. Tolong simpenin dilemari ku ya!" Ucap Zayyan.

"Oke, Hyung," Sing mengambil kolor dari tangan Zayyan.

Ke dua bocil itu pun pergi, dan kini tinggal Zayyan dan Lex saja di rooftop tersebut.

Mereka berdua saling menatap dalam kecanggungan.

Zayyan sebenarnya merasa deg-degan jika harus berhadapan dengan Lex seperti ini.

"Kau ada perlu apa denganku?" Tanya Lex memecah keheningan.

"Ng...apa ya? Hehe...," Zayyan nyengir kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan sesekali mengusap hidungnya karena grogi.

"Ng...anu...itu...apa eh...apa ya?" Zayyan benar-benar bingung mau bicara apa.

Lex merotasi bola matanya jengah sambil mendengus kesal.

"Ngomong tuh yang jelas! Cepat katakan ada apa?" Ucap Lex tegas dan dengan tatapan intimidasi terhadap Zayyan.

Hal itu sukses membuat Zayyan akhirnya berhenti nyengir. Zayyan pun menelan ludahnya kasar karena tatapan Lex yang begitu mengerikan baginya.

"Ng...Lex-eu, bisa nggak sih kamu tuh jadi orang jangan jutex? Serem tahu!" Cicit Zayyan.

Lex terdiam mendengar perkataan Zayyan barusan. Ia tak menyangka Zayyan bakalan berani berbicara seperti itu padanya, pasalnya selama ini semua murid di kelas Xodiac tidak ada yang berani mengkritik tentang sikapnya itu.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now