biar apa kata mereka, rasa dan asa itu kita yang punya

679 58 26
                                    

judulnya panjang banget buset.

tapi.... GUA LAGI SENENG BANGET.

⚠ // BXB, MISGENDERING, BOYPUSSY, HARSH WORDS, be wise kata gua mah.

⚠ // BXB, MISGENDERING, BOYPUSSY, HARSH WORDS, be wise kata gua mah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gini... sebelum dengerin perjalanan gua selama semingguan gak ikut ngobrol disini. Biasa ya, jangan lupa tenangin dulu, perasaan dan pikirannya."

"Tujuan gua cerita, bukan buat nambah beban pikiran ataupun perasaan, gua berbagi, untuk ngelepasin semua yang ditahan."

"Jadi, buat para Pejalan di luar sana, duduk dulu, kita ngobrol, sambil ngopi boleh, atau ditemenin pacar kali ya?"

Marco terkekeh begitu nyadar sama apa yang dia omongin, asal ceplos aja, malu dikit tapi ya udahlah.

"Yang mau gua ceritain adalah, itu, Pacar. Gua gatau gimana kalian analogikan keberadaan pacar, bisa jadi temen jalan, bisa jadi langit jadi payung kalian berjalan, bisa jadi udara yang nemenin kalian ngejalanin kehidupan ini."

"Buat gua, pacar itu... abu abu, gua pernah ada di titik yang gua ngerasa gak pantes untuk disebut pacar. Sejauh ini gua berjalan, gua pernah disadarkan sama temen gua, kalau itu semua cuma karena gua yang trauma, gua terlalu sakit sampai sakit itu gak mau sembuh, bukan karena gak ada obatnya, tapi karena gua yang gak mau usaha untuk sembuh."

"Kalau kata orang, menemukan orang baru, bisa bantu sembuhin luka lama."

"Gua... setuju gak setuju. Karena, bisa aja luka itu sembuh, tapi luka tetaplah luka, pasti ada bekasnya, kenapa luka itu bisa ada disana, pasti alasannya akan tetap permanen, gak akan bisa hilang."

"Dan, disitulah masalahnya. Gua trauma."

Marco tergelak kosong, ngerasa lemah walau dia udah sering usaha sok gak peduli sama rasa sakit itu, bukannya sembuh, malah makin jadi.

"Tapi, gua ketemu sama satu orang yang, gue liat dia kayak liat diri gua sendiri. Jangan tanya siapa, intinya ada."

"Dia, bener-bener usaha terus buat nyembuhin gua, sekuat sesakitnya dia. Gua tau, suka sama orang yang masih terjebak dalam kubangan luka masa lalunya itu berat, tapi yang gua salut, dia gak nyerah, bahkan sampai detik ini."

"Bang Kala selalu bilang, kalau saat-saat dimana gua berniat sembuh itu cuma ilusi, itu cuma gimana cara gua buat melarikan diri, dan, kata Guntur, gua cuma perlu ngejalanin apa yang ada sekarang, tutup mata dan hati soal apa yang udah kejadian di belakang, saat ini, ada orang yang milih untuk jalan di sebelah gua."

Terus Marco nengok ke orang yang duduk di sofa, lagi ngeliatin layar laptopnya sambil mesem-mesem, naikin tudung hoodienya tutupin kepala, Ares ngehembusin napas rusuh dan nepuk-nepuk pipinya. Pasti merona, anjay Marco terkekeh.

Tiba-tiba ponsel Marco bunyi terus karena notif instagram khusus podcast mereka dm nya rame.

"Gua gak tau, jujur. Gua cuma bisa nurut sama apa yang bisa gue usahain, sampai akhirnya, gua ngerasa, milih jalan ditemenin sama dia, bukan ide yang buruk. Tapi, gua belum bisa menjanjikan apa-apa, dan apa lo tau gimana reaksinya?"

Distraksi, Sebiru sembilu. [HeeJay]Where stories live. Discover now