Yang aku tahu, aku menyayangimu sudah sesuai dengan versi diri sendiri.
Aku bahkan sudah merencanakan banyak cara menyayangimu, agar tak sedikitpun serupa dengan seseorang yang berada di masa lalumu.
Sungguh, bukannya tidak menerima skenario hidup paling tak masuk akal saat kebagian duka, dari seseorang yang bahkan aku tidak mengenal dia siapa.
Hanya saja, memang bukan sepenuhnya tanggungjawabku untuk membantu seseorang yang belum mau selesai dengan masa lalunya.
Selembut apapun caraku mengusap punggungmu, dadamu masih berdegup sedemikian bernada memanggil namanya.
Sehangat apapun caraku menggenggam menjagamu agar tak hilang, pikirmu masih saja berterbangan hinggapi segala kenang.
Aku yang patah berkali kali
.
.
.
.
Dari A N A R I S A
