37

829 40 10
                                    

Saat tiba di Paris hujan gerimis turun. Buru-buru Larine memesan taksi untuk pulang ke rumah. Suasana hujan membuat hatinya semakin sedih. Ia belum menghidupkan ponselnya. Ia benar-benar tidak ingin bicara dengan Frank sekarang sebelum perasaannya pulih.

 Ia benar-benar tidak ingin bicara dengan Frank sekarang sebelum perasaannya pulih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Begitu tiba di toko roti ia segera mandi dan tidur. Tak ada makan malam karena ia begitu lelah.

Keesokan paginya ia terbangun karena rasa lapar yang menyiksanya. Dengan cepat ia membuat sarapan lalu bergegas membuka toko roti.

Pekerjaan maraton membuatnya tetap melupakan ponselnya. Ia bahkan belum mengeluarkan benda pipih itu dari saku mantelnya.

Pukul 09.00 pagi beberapa roti fresh sudah terpampang di etalase. Tak lama setelah itu beberapa pelanggan datang.

"Selamat datang".

Sapa Larine penuh senyuman.

"Aku beberapa kali datang tapi toko ini tutup".

Ujar pria setengah baya dengan topi newsboy. Ia memesan kopi dan roti laku duduk di dekat kaca. Larine datang dengan nampan.

"Aku kurang sehat beberapa hari ini. Maafkan aku".

"Sebaiknya kau berpikir untuk mempekerjakan seorang karyawan. Itu lebih baik dari pada tutup".

Pria tua itu menunjuk tulisan CLOSE yang tergantung di pintu, Larine tertawa konyol.

"Terima kasih Tuan, aku akan memikirkan saran itu. Selamat menikmati sarapan Anda".

Larine berjalan mundur lalu berbalik dan kembali ke pantri. Ucapan pria ini telah menghadirkan sebuah pemikiran baru.

Di Central, Frank baru selesai bersiap. Ia menelepon Theodor untuk menjemput Shawn di sekolahnya.

"Kita bertemu di bandara 15 menit lagi".

Tadi malam, Mattew telah menghubungi Frank bahwa ia baru saja tiba di Marseille, Perancis. Ia bersama beberapa teman kuliahnya menginap di hotel Radisson Blu. Frank akan pergi ke Paris karena sudah lama tidak bertemu putra sulungnya itu. Sekaligus ia akan mengunjungi Larine.

Tak lama setelah Frank tiba, mobil Theodor sudah sampai di hanggar. Shawn masih memakai seragam sekolah.

"Bisakah ayah menjelaskan apa ini?".

Protes Shawn karena menganggap ayahnya bertindak egois.

"Apa kau mau jalan-jalan? Hitung-hitung sebagai permintaan maaf ayah karena mengabaikanmu akhir-akhir ini".

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now