8.

726 67 4
                                    


Winter termenung sendirian dikelas, Yujin sedang dikantin sekarang. Semenjak beberapa hari yang lalu- hari dimana Winter melihat Chaewon. Dirinya termenung kembali, Chaewon adalah adiknya- lebih tepatnya adik tirinya. Melihat Chaewon sama dengan Winter kembali teringat dengan penghianatan ayahnya.

"Win-win, oh my god! Tau gak? Gue sama Minju tadi pas-pasan, terus-terus dia senyum-in gue. Argh! Gue gila!!" Yujin mereog, demi apapun- untung saja tak ada Minju dikelas. Kalau ada, mau taruh dimana urat malunya.

"Terus-terus?" Respon Winter lah yang membuat Yujin merasa jika teman dekatnya seperti tidak memiliki masalah.

Yang Winter ketahui, Yujin curhat kepadanya beberapa hari lalu dan mengatakan jika, Yujin menaruh perhatian dan cintanya kepada Minju- teman kelas mereka sendiri.

Ryujin belum tahu, tapi jika tahu, pasti anak itu akan mengejeknya habis-habisan dengan mengatakan gadis itu meminum ludahnya sendiri.

Winter jadi terbayang-bayang, Ryujin pasti akan mengucapkan kalimat yang biasanya teruntuk Kazuha dan Ningning lengkap dengan wajah songong nya. "Apapun makanannya, minumnya pasti ludah sendiri. Nah kan, kena kalian!"

"Gue jadi pengin deket sama dia. Pengin pdkt gitu loh, tapi kayaknya gak bisa- dia kayaknya udah ngerasa ilfeel duluan." Kini Yujin termenung.

"Semangat, Jin. Kejar aja anaknya sampai dapet, pasti bisa kok. Jangan nyerah lah, kayak bukan lo banget."

•••

"WOI, KUDANIL!" Winter yang sedang bolos di kantin pun menghentikan kunyahan nya. Kepalanya menoleh ke kanan-kiri dan belakang, kemudian jarinya menunjuk dirinya sendiri.

"Gue?"

"IYALAH!!"

"Santai lah." Balas Winter, kemudian melanjutkan makan baksonya.

Waktu istirahatnya ia gunakan untuk termenung tadi.

"Kenapa?"

"Kenapa bolos? Tau gak sih, kalau bolos tu-" Winter memasukkan bakso kecilnya kedalam mulutnya. "ANJING! Uhuk uhuk!"

"Berisik, ah! Lagi laper juga." Jawab Winter.

Karina menghelakan nafas, "kemarin lo dicariin. Gue gak tau pasti, tapi kayaknya seumuran deh."

"Lah, Lo ngapain disini? Bolos, ya?" Winter bertanya, seolah-olah tak ingin membahas itu. Padahal, pada kenyataannya memang iya.

"Enak aja! Gue emang lagi jamkos, makanya berani keluar." Jelasnya.

"Oh,"

"Tapi serius deh, cewek yang kemarin-"

"Rin, please jangan bahas itu!" Sentak Winter, nafsu makannya tiba-tiba hilang karena ini.

"Maksudnya?"

"Pokoknya jangan! Ah, elo mah nafsu makan gue hilang!" Winter pun beranjak pergi, meninggalkan Karina yang bertanya-tanya.

Rasa bersalah pun hinggap di dada Karina. Seharusnya sedari awal Karina peka jika Winter tak ingin membahas hal itu.

Namun, tak bisa dipungkiri rasa curiga pun hinggap. Sepertinya, Karina harus berkonspirasi ada apa dibalik hubungan Winter dan gadis itu.




Tbc...

Enemy LoverWhere stories live. Discover now