2.

1K 87 2
                                    


"Kalian tau yang namanya Winter?" Ucap Karina setelah menggebrak meja- cukup membuat beberapa orang yang berada di ruang osis tergelojak kaget.

"Anjir kaget," Giselle mengelus dadanya. "Kenapa emangnya, tumben banget nanyain beliau?"

"Kata Yujin dia sering bolos? Kok bisa kita gak tau?"

Minju tertawa kecil, "kita? Lo aja kali, Rin. Gue mah udah lama tau, because gue sama dia sekelas."

"Jadi Lo tau dong, kalo dia itu?"

"Ya jelas- udah sering ditegur juga. Tapi ya gitu, di anggap angin lalu." Minju mengangkat bahunya acuh.

"Kerjaan Karina nambah nih kayaknya. Selain Yujin dan teman-teman, ternyata ditambah Winter." Giselle tertawa puas, ia senang melihat teman-temannya frustasi.

"Yang namanya Giselle tidak membantu." Karina mengambil kertas sobekan yang berada di meja- lalu melemparkannya pada Giselle.

"Hati-hati, Rin, naksir sama Winter nanti." Julia yang sedari tadi menyimak pun bersuara.

"Apa hubungannya, anjir?"

"Heii, Winter itu mempesonahhh."

•••

"Argh! Goblok, goblok! Jangan ke kanan, badjingan!"

"Sia anying, ke kiri Ujin, kiri woi!"

Umpatan-umpatan tersebut jelas keluar dari kedua mulut Winter dan Yujin. Karena apa? Karena hanya sebuah game yang mereka mainkan kurang pro agaknya. Lebih tepatnya sih Ryujin, yang terlihat belum lihai dari Winter dan Yujin.

"Sabar anying, minimal bantuin gue ini." Kesal Ryujin.

Hanya Ningning yang bisa dibilang beda dari keempatnya alih-alih bermain pubg atau mobile legend. Ningning malah lebih tertarik bermain stumble guys atau mungkin coking mama.

Sedangkan Kazuha, tumben-tumbenan ia tak ikut bermain, Kazuha sendiri sekarang terfokus pada game cocoki di aplikasi oren yang katanya sangat-sangat menguras emosi jiwa dan raga.

"Argh! Kalahh!" Yujin mengacak-acak rambutnya frustasi, "tidaaaakkkk." Lanjutnya.

"Ayolah ngantin, persediaan hidup menipis nih." Ucap Ningning yang masih asik rebahan dengan mata terfokus pada ponselnya serta tangan kanannya memegang stik permen batangan.

"Ogah, gue kapok takut ketahuan Yeji lagi." Ucap Kazuha. Sumpah demi apapun, kemarin dirinya berniat membolos sendiri dan malah berakhir di hukum hormat kepada sang merah putih karena ketahuan oleh Yeji dan Pak S.cops.

"Waduhh, lo belum handal, masbro." Ryujin tertawa meremehkan.

"Halah, Lo aja juga ketahuan ya, dikira gue kagak tau." Ningning terbangun lalu segera memberi Ryujin bombastic side eyes.

"Udahlah, biar gue sama Yujin." Winter bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju pintu gudang.

Dengan semangat, Yujin pun tersenyum lebar. "Aduh cintaku, emang bener kamu gak bisa jauh-jauh dari abang."

Yujin memonyongkan bibirnya, berniat ingin memberikan Winter sebuah ciuman. Tentu Winter segera menghindar- kemudian memberikan Yujin sebuah hadiah yang tak lain adalah tamparan.

"Jijik anying."

"Jin, cari pacar sana. Gue malah kasian ke elo, daripada Winter." Ucap Ryujin seraya bergidik ngeri-ngeri sedep.

"Pacarin janda komplek sebelah rumah lo keknya sedep, Jin. Jadi, Lo gak perlu kek gitu ke Winter, kasian bjir." Timpal Kazuha dengan tawa renyahnya.

"Dih, amit-amit," ucap Yujin. "mending gue milih jomblo terus, daripada pacaran sama janda. Gue bukan Lo, Zu."

.

.

.

Tbc..

Enemy LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang