9.

769 72 5
                                    


"Eh, tau gak? Gue tadi ketemu cewek cantik." Ucap Kazuha.

"Inget pacar virtual lo, anjir," ucap Ningning yang masih terfokus pada telur gulungnya, membuat Kazuha berdecak kesal.

Maksudnya- entahlah, tiba-tiba Kazuha merasa sudah tak sejalan dengan pacar Virtualnya.

"Ketemuan dimana tuh?" Tanya Ryujin.

"Di warteg bu Santi." Jawab Kazuha. Warteg itu adalah tempat yang biasa Winter dan teman-temannya menitipkan kendaraan sekaligus tempat bolos.

"Walah, sekolah disini gak?" Tanya Ryujin lagi, Kazuha pun menggeleng sebagai jawaban.

"Ngapa lo nanya begituan? Curiga sih gue, lo mau selingkuh ya?" Winter memicingkan matanya.

"Astaga, nak. Kamu ini su'udzon, yang."

"Terus apa dong?" Ningning memutar bola matanya, "minimal kasih tau ciri-cirinya lah, ya."

Kazuha membenarkan posisi duduknya. "Tingginya kalo gak salah tuh setelinga gue, terus rambutnya pendek."

"Waktu gue tanya ada apa, dia jawab katanya, dia lagi nyari saudaranya." Sambungnya.

Winter yang menyimak pun seketika tersedak bumbu cimol- yang pasti akan terasa nyegrak.

"Anjing pedes, woi air!"

Setelah dengan sigap Yujin memberi air, dirinya dengan santainya berkata, "makanya pelan-pelan."

"Jajanan Lo gak bakal gue ambil, Win. Pelan-pelan aja." Ucap Ryujin.

"Eh ngomong-ngomong, lo tau namanya enggak?" Tanya Winter dengan sesekali terbatuk.

Kazuha pun menyerit tuk berpikir, sebelum akhirnya menggeleng. "Gue gak sempet nanya nama belio."

"Alah sia, giliran ketemu lupa nanya hal terpenting. Gak guna." Dengus Ningning.

•••

Winter dengan santai keluar dari halaman parkir sekolahnya. Sesampainya di depan, Winter melihat seorang gadis yang tak lain adalah Karina.

Tin, tin!

"Sendirian aja, neng? Kalau ada yang nyulik gimana, neng? Sini deh, aa temenin." Winter tersenyum miring di balik helmnya.

Karina sendiri memutar bola matanya, ia mengetahui suara siapa di balik helm tersebut.

"Gak usah modus deh, lo."

"Aduh neng, gak ada niat aa modusin eneng."  Balas Winter.

Karina yang memang membawa totebag yang berisi buku pun menimpuk punggung Winter membuat sang empu meringis.

Winter pun melepas helmnya lalu menggerutu kesal. "Lo gak bisa diajak kerjasama, sakit anjing!"

"Bodo amat! Suruh siapa ngeselin."

"Gue gak ngapa-ngapain??" Tunjuk Winter pada dirinya sendiri.

"Minggir dah! Males gue liat muka pas-pasan lo!" Karina menatap sengit Winter yang sedang berkaca di spionnya.

Winter melirik sekilas, kemudian merapikan anak rambutnya yang berterbangan. "Pas-pasan gini banyak yang suka, loh."

"Yakin gak naksir?" Sambung Winter, ia menaik turunkan alisnya.

"Males sama tukang bolos," ucapnya.

"Minimal lo bisa se rajin gue, atau mungkin- Yunjin." Sambung Karina.

Winter mengerutkan keningnya bingung, "Yunjin? Siapa Yunjin?"

Karina tertawa kecil, ia mengibaskan tangannya ke kanan dan kiri. "Bocah berandalan kek lo mana tau, taunya cuma bolos dimana, nongkrong dimana, sebat dimana. Gitu, kan?"

Winter hanya menatap datar Karina, membuat gadis itu terkekeh bangga.

"Gue ngomong juga apa, lo cuma taunya gitu. Udahlah ——, gue pulang duluan. Bhayy!"

Winter hanya menatap kepergian Karina yang menghampiri gojek. Winter pun tersenyum kecut, niatnya untuk menghibur, malah ia dibanding-bandingkan dengan Yunjin.

"Yunjin, Yujin, fiks keknya anak kembar!" Baiklah—— pulang nanti ia akan bertanya langsung dengan Yujin. Sekarang tujuannya adalah, datang ke cafe sekedar untuk healing.

.

.

.

Tbc...

Janlup votment gesss💐💐💐

Enemy LoverOù les histoires vivent. Découvrez maintenant