Serigala, Nenek, dan Seorang Pemburu Wanita

6 3 0
                                    

Di suatu tempat yang jauh, hiduplah seorang anak lelaki yang sangat menawan. Anak lelaki itu tumbuh dipenuhi dengan kasih sayang keluarga, khususnya sang nenek yang sangat mencintainya. Pada ulang tahunnya yang ketiga, sang nenek menghadiahkannya sebuah tudung berwarna merah. Tudung itu menjadi benda favoritnya hingga sang nenek terus menerus menghadiahkannya tudung dalam berbagai warna. Namun, di antara semua tudung yang ia punya, tudung berwarna merah tetap menjadi favoritnya, hingga ia dikenal sebagai 'Issa si Tudung Merah'.

Pada suatu hari, Issa yang sedang berada di kamar membaca buku berjudul 'Mitologi Makhluk Penghisap Darah' dipanggil oleh sang bunda dari dapur.

"Issa, kemari sebentar" panggil Bunda Aoi.

Issa segera keluar dari kamarnya, mendatangi sang ibu yang sedang memasukkan berbagai macam barang ke dalam keranjang.

"Ada apa, Bunda?" tanya Issa dari balik pundak Aoi.

"Hari ini bukannya kamu ingin main ke rumah nenek?" tanya Bunda Aoi sambil memasukkan toples kue terakhir ke dalam keranjang. "Bawa ini dan berikan padanya. Boleh juga kamu makan kalau ternyata kamu lapar di perjalanan," ucap Bunda Aoi sambil menyerahkan keranjang yang sudah diikat dengan pita.

"Oh, iya. Satu lagi," Bunda Aoi mengambil sebuah botol dari lemari penyimpanan. Botol yang diambilnya itu merupakan botol kaca berwarna hitam dengan tulisan antik pada labelnya. "Berikan ini juga pada Nenek, ya. Namun, bilang padanya untuk tidak langsung menghabiskan isi botol ini. Demi kesehatannya sendiri," tutur Aoi. Issa mengangguk tanda mengerti.

Bunda Aoi mengambil sebuah tudung baru dari tumpukan pakaian yang sudah wangi. Ia menyerahkannya pada Issa untuk melengkapi busananya hari ini. Kali ini Issa memakai tudung berwarna putih karena yang merah baru saja masuk mesin cuci.

"Hati-hati di jalan. Kalau ada orang asing yang gak jelas tiba-tiba bicara sama kamu jangan ditanggapi, ya," ujar Bunda Aoi mengingatkan. Ia kemudian mengecup dahi Issa dan melambaikan tangan padanya hingga sosok sang anak terhalang oleh pintu.

Issa berjalan santai menuju rumah neneknya yang berada jauh di dalam hutan. Untuk mencapai tujuannya, ia harus menyusuri jalan setapak keluar desa yang tersembunyi di balik pepohonan rimbun. Meskipun memiliki pencahayaan yang cukup, jalan yang akan dilaluinya ini bukanlah jalan yang tergolong aman karena sering kali terdengar rumor bahwa ada serigala yang senang mengganggu manusia ketika melewati jalan tersebut.

"GAAOOO!!!"

Issa tersentak. Sesosok serigala tiba-tiba melompat mendekatinya dari balik pohon terdekat.

"Haalooo!" sapa si serigala. Issa memperhatikannya dengan waspada.

"Hei, kau! Pemuda bertudung di sana!" panggilnya lagi.

Issa sadar bahwa dirinya baru saja dipanggil. Namun, mengingat wejangan Bunda sebelum ia meninggalkan rumah untuk tidak menanggapi orang asing yang menyapanya, Issa lanjut berjalan tanpa memperdulikan serigala yang terus berusaha memanggilnya.

"Dingin sekali," celetuk si serigala.

Serigala yang belum menyerah itu akhirnya memutuskan untuk mengikuti Issa tepat di belakangnya. Issa yang menyadari hal itu mempercepat langkahnya.

"Yukishii pernah dengar. Orang yang terlalu dingin cari jodohnya susah, lho," tutur serigala. Naas, Issa sama sekali tidak memperdulikannya.

Serigala itu cemberut. Pipinya menggembung.

"Orang yang dingin temannya sedikit, lho!" ujarnya lagi setengah berteriak. Namun, tetap saja Issa tampak tak peduli.

Serigala bernama Yukishii itu semakin kesal. Biasanya aku menahan nafsuku untuk memakan manusia, tapi khusus yang satu ini ... ! Ia menatap punggung Issa yang tampak lezat dengan mata yang dipenuhi rasa lapar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tudung Merah: Serigala, Nenek, dan Seorang Pemburu WanitaWhere stories live. Discover now