Suddenly, kaget ga ada notif dari cerita ini?🙂
Yang lupa alur boleh banget baca lagi dari atas mwehehe✌️
✨✨
Karina
Kita harus bicara, Darrell. Bilang sama aku, kapan kamu punya waktu luang? Kapanpun itu, aku bakalan ngeluangin waktuku buat ketemu kamu. Please, Rell. Kita harus mengakhiri kesalahpahaman kita.
"Kita langsung pulang, Pak?"
Darrell yang sedari tadi fokus pada ponselnya, nampak menghela napas sembari menatap keluar kaca mobilnya yang tertutup itu. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan jalanan ibukota yang biasanya selalu macet itu, kini terlihat lebih senggang dari biasanya.
"Kita mampir dulu ke kafe biasa," jawab Darrell pada akhirnya.
"Baik, Pak."
Lagi, Darrell kembali terdiam sembari menatap lurus jalanan senggang yang ia lewati. Rasanya, hatinya masih selalu dilanda gundah dan gelisah saat untuk kesekian kalinya, sosok itu kembali menghubungi Darrell. Darrell tidak bisa menampik bahwa rasa itu masih tersisa walaupun tidak sebesar dulu. Tapi, untuk kembali mengulangi bahkan melanjutkan kisah lama antara dirinya dengan sosok itu, rasanya mustahil untuk bisa Darrell terima.
Darrell, dia sudah terlanjur merasa kecewa dan sakit atas apa yang pernah terjadi di masa lalu. Sesekali, dia berpikir. Bahwa apa yang menimpanya beberapa tahun lalu, adalah karma yang harus dia bayar karena sudah memperlakukan seorang gadis kecil yang dahulu selalu merecoki hidupnya. Apakah sesakit itu patah hati yang sudah Darrell buat untuk Zea? Hingga beberapa tahun setelahnya, dia pun harus dibuat sakit hati karena cintanya?
Kring...
Mama
Alea nginep di rumah Mama. Kamu itu, nikah nggak mau, tapi setiap hari selalu pulang malem. Kalo kamu nggak bisa jaga anak, minimal kamu cari pasangan buat jagain anak kamu!
Ini lagi.
Darrell, mendesah pelan. Rasanya kepalanya sakit bukan main. Hari ini, terasa lebih panjang dan melelahkan dari sebelumnya. Menjadi dosen sekaligus orang nomor satu di sebuah perusahaan besar itu, memang bukanlah hal yang mudah. Awalnya, Darrell sengaja menyanggupi untuk menggantikkan almarhun pamannya menjadi dosen, agar pikirannya teralih. Bekerja 12 jam sehari, masih belum bisa mengalihkan pikirannya dari masa lalu yang terus menerus menghantuinya sampai sekarang. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menyanggupi tawaran itu, berharap dengan begitu, waktu yang ia pakai untuk bekerja semakin bertambah, dan ia hanya memiliki waktu kosong di malam hari untuk mengistirahatkan pikirannya.
Namun rupanya, keputusan itu juga bukanlah keputusan yang tepat. Demi mengalihkan pikiran tentang masa lalunya, dia melupakan kehadiran Alea, puteri kecilnya yang jelas masih sangat membutuhkan perhatian dan sosoknya sebagai orang tua tunggal yang putrinya itu miliki. Darrell tidak bisa menampik, bahwa sebagai sosok seorang ayah, dia terlampau egois.
Dia mengambil keputusan tanpa memikirkan Alea ataupun mempertimbangkan kehadiran Alea di dalamnya.
Lamunan Darrell terhenti karena mobil yang ia tumpangi berhenti. Fokusnya, teralihkan, ia sontak menatap ke arah lampu lalu lintas yang kini berwarna merah. Merasa lelah dan sesak, ia pun dengan segera membuka kancing kemeja paling atas dan juga mulai mengendurkan dasi yang dipakainya. Tak lupa, ia pun sengaja membuka kaca jendela mobilnya agar similir angin malam yang sejuk, masuk untuk sekedar membuat tubuhnya yang sedari tadi terasa lengket menjadi sedikit segar.
"Huh..." Darrell membuang napasnya lega, ia pun kemudian menyenderkan tubuh lelahnya ke kursi mobil yang kini dia duduki. Namun, baru beberapa detik matanya tertutup, kedua mata lelahnya sontak kembali terbuka saat—
YOU ARE READING
Hidden Love
RomanceDulu, Zea sangat mencintai Darell. Cinta yang membuat Zea rela melakukan banyak hal hanya untuk menaklukan hati Darell. Namun, seberapa besar dan seberapa banyak Zea berusaha, Darell menolaknya, melemparkan Zea pada kenyataan pahit yang harus gadis...
