Sing Kenapa?

Mulai dari awal
                                    

"Ah, syukurlah," ucap Sing ikut lega.

"Tapi pemuda itu sangat aneh," lanjut Zayyan.

"Aneh bagaimana, Hyung?"

"Ya aneh aja gitu, sebelum kami berpisah ia tak mau memberitahukan namanya padaku. Padahal aku sudah menyebutkan namaku padanya."

"Sombong sekali dia!" Entah mengapa Sing jadi kesal mendengar hal itu.

Zayyan saat ini mencoba mengingat-ingat kembali wajah pemuda tadi. "Eh, tapi kok kayak nggak asing ya wajahnya," celetuk Zayyan tiba-tiba saat dirinya mengingat sesuatu.

"Maksud Hyung?"

"Iya, aku seperti sudah pernah melihatnya sebelumnya, tapi...dimana ya?" Zayyan mencoba mengingat-ingat lagi. "Ah, iya! Pemuda itu yang ku lihat tadi siang sedang berdiri diluar pagar sekolah sambil mengamatiku."

"Dia mengamatimu??" tanya Sing penasaran.

"Iya, aku yakin dia orangnya."

"Apa kalian sudah mengenal sebelumnya?"

"Tidak, aku tidak kenal dia kok!"

"Kalau begitu kau harus waspada Hyung, karena pemuda itu sangat mencurigakan," ucap Sing.

"Eum, ku rasa kau benar," Zayyan menyetujui pendapat Sing.

"Di sini dingin, dan hari sudah mulai malam. Lebih baik kita kembali ke ruang Mawar Melati, yuk!" Tiba-tiba Zayyan menjulurkan tangannya ke depan seolah ingin menggandeng tangan Sing.

Sing terkejut, ini pertama kalinya Zayyan ingin menyentuh dirinya duluan. Sejenak ia berpikir sambil melirik wajah Zayyan, memastikan bahwa pemuda dihadapannya ini serius ingin menggandengnya.

Tapi kemudian...

"Ekhem," Sing kembali berdehem, lalu melewati Zayyan. Ia tak menyambut uluran tangan Zayyan.

Zayyan terhenyak seketika, ia melihat tangannya yang baru saja ditolak oleh Sing. Ia menurunkan tangannya dengan sedikit kecewa.

"Sing kenapa?" batinnya lagi heran.

Zayyan berjalan dibelakang Sing sambil menatap punggung pemuda yang jauh lebih tinggi dari dirinya itu. Sing sangat keren saat berjalan, bahkan meskipun dilihat dari belakang, itulah yang ada dipikiran Zayyan saat ini.

Sebenarnya Zayyan ingin mensejajarkan langkahnya disamping Sing. Namun melihat sikap Sing yang berbeda saat ini, membuatnya merasa ragu. Entah mengapa Zayyan merasa Sing terlihat sedikit agak dingin terhadapnya.

***

Malam harinya, saat akan menjelang tidur, Sing tak nampak berada dikamar.

"Sing mana?" tanya Zayyan yang baru ke luar dari dalam kamar mandi setelah buang air kecil.

Leo yang sedang asik bermain game diponselnya, menjawab dengan mengedikkan bahunya, sebagai isyarat bahwa ia tidak tahu Sing berada dimana saat ini.

Zayyan pun keluar kamar, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 KST saat ini. Dan tentu saja suasana di ruang Mawar Melati sudah terlihat sepi. Bahkan Hyunsik dan Gyumin pun sudah tak terlihat di ruang televisi, mereka sudah beristirahat di kamarnya masing-masing.

Tapi dimana Sing? Ia juga tak terlihat di ruang televisi, dapur, maupun ruang makan.

"Apa iya dia sedang mencuci baju malam-malam? Ah, tapi sepertinya tidak mungkin," batin Zayyan. Namun ia tetap melangkah menuju ke ruang cuci jemur, dan Sing memang tidak ada disana.

Bahkan dibalkon pun tidak ada. Zayyan yang khawatir, akhirnya pergi ke rooftop gedung lagi, karena berpikir Sing mungkin ada disana. Karena ia tahu rooftop adalah tempat favorit Sing selama di asrama.

Friendship (Xodiac) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang