PART 11 - Om Raka

17 2 0
                                    

Selamat membaca!!!

*****

Sela tidak sadarkan diri selama 24 jam di atas brankar rumah sakit. Adam yang ada di sisinya jelas khawatir. Sela terlihat mengenaskan. Matanya yang keunguan, pipinya yang masih terlihat merah juga ada kulit sobek di kepalanya.

Adam tidak tahu apa yang terjadi pada Sela. Namun hanya satu hal yang Adam tahu, Sela di siksa dengan parah. 

Tapi, siapa? Siapa yang tega menyiksa seseorang sampai separah ini? Apalagi perempuan yang menjadi korbannya.

Adam membawa satu tangan Sela, mengusapnya pelan. Untung saja kemarin dia lembur di kafe, sehingga pulangnya pukul sembilan malam. Apa yang akan terjadi jika dia tidak lembur? Dia tidak akan menemukan Sela yang terbaring mengenaskan di jalan.

Sudah sehari Sela tidak bangun, begitu pula Adam yang seharian ini menemani Sela. Adam bolos sekolah, tidak masuk kerja dan terus menemani Sela di sini.

Adam juga sudah menghubungi Om Raka—satu-satunya keluarga Sela yang berada di luar kota. Om Raka bergegas ke Jakarta untuk segera melihat keadaan Sela.

Adam tahu Om Raka. Dia pernah menjemput Sela untuk berangkat bersama ke kafe dan kebetulan ada Om Raka di rumah Sela. Makanya Adam bisa menghubungi keluarga Sela.

“Adam?”

Adam menoleh. Dia melepaskan genggaman tangannya pada Sela lalu berdiri. Om Raka baru saja tiba.

“Om sudah sampai.” Adam menyalami tangan Om Raka. Adam mempersilahkan Om Raka duduk di kursi yang dekat dengan brankar.

Meski Om Raka terbilang tua karena sudah menginjak 38 tahun, wajah Om Raka justru terlihat masih 20 tahunan. Om Raka awet muda, di tambah dengan penampilannya yang mendukung.

Om Raka memakai kemeja navy di padu dengan celana jeans hitam. Tubuhnya yang atletis juga enak di pandang. Apalagi rambutnya yang kini terlihat acak-acakan.

Om Raka menatap Sela khawatir. Dia duduk di kursi sambil mengusap kepala Sela. Tidak lama tatapannya mengarah pada Adam yang berdiri di sampingnya.

“Dokter bilang apa mengenai kondisi Sela?” 

“Dokter bilang dia akan membicarakan kondisi Sela ke keluarga Sela. Dokter nunggu om.”

Om Raka mengangguk. “Ya sudah Om mau menemui dokter dulu.”

***

      Pagi itu Sela mengerjapkan matanya. Sela merasa asing begitu melihat sekeliling. Ruangan ini bukan kamarnya juga bukan termasuk ruangan di rumahnya.

Sela berusaha duduk namun bibirnya langsung meringis begitu perutnya terasa perih. Sela lapar. Dia memaksakan untuk duduk lalu sedikit terkejut dengan selang infus yang terpasang di tangannya.

Pandangan Sela teralihkan begitu mendengar bunyi pintu terbuka. Om Raka baru saja masuk dengan bubur, dua botol air minum juga box berisi donat.

“Om Raka?”

Om Raka langsung menyimpan bubur, dua botol air minum juga box itu di atas nakas. Om Raka duduk di kursi sambil menatap Sela. “Kamu sudah lama bangun? Maaf tadi Om keluar sebentar.”

Namun bukan itu jawaban yang di inginkan oleh Sela. “Om kenapa ada di sini?”

“Kenapa? Kok tanya kenapa? Kamu masuk rumah sakit, jelas Om ada di sini.”

Sela menggeleng. “Aku gak sakit.”

“Sela....”

“Emang aku sakit apa?”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Hope.... Where stories live. Discover now