Mr.X

32 7 1
                                    

Ariel sudah bebersih, ia sudah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih nyaman.
Setelah bersih seperti saat ini dibandingkan merasa lelah, Ariel lebih merasa lapar. Karna itu ia memilih untuk pergi menuju restoran hotel, mencari sesuatu untuk bisa ia makan.

Tadi ia lelah sekali sampai tak sempat menyadari bahwa sebenarnya pemandangan di sana cukup cantik. Ariel tak langsung memesan makanan, ia memilih untuk menikmati pemandangan dari jendela  kaca besar yang ada di restauran hotel.


Kepala Ariel menoleh cepat saat lagi-lagi ia mendengar suara benda terjatuh. Apa hari ini semua orang mendadak menjadi sangat ceroboh?

"Ah..Maaf pak.. Maaf. Saya benar-benar tidak sengaja. Sebentar saya ambilkan tissue" ucap pelayan yang sepertinya tak sengaja menabrak seorang tamu.

"Tidak..tidak. Tidak apa-apa."

"Pak saya benar-benar minta maaf sekali pak. Saya .."

"Tidak apa-apa. Kamu bersihkan saja. Jangan sampai mengganggu tamu yang lain ya"



Ariel terhenyak, ia nyaris tak berkedip menatap pria yang dengan lembut merespon pelayan yang menabrak dirinya.

Pria yang tak begitu tinggi, namun juga tidak pendek. Tingginya mungkin di angka 170 lebih tak sampai 175. Tubuh sedikit berisi, tampilannya sangat sederhana dengan kaca mata yang terpasang di wajahnya. Namun terlihat, berwibawa?

Entahlah, padahal pria itu hanya menggunakan kaos dan celana pendek. Tapi auranya memancarkan sebuah kewibawaan dan juga bisa dikatakan wajahnya cukup tampan.


"Saya ambilkan tissue dulu ya pak."

"Tidak usah, saya mau ke kamar. Kamu rapikan itu saja" ucapnya lagi sebelum berjalan pergi dari sana.


Jantung Ariel terasa berhenti mendadak saat, tiba-tiba saja pria itu menatap langsung kepada dirinya. Sungguh tak tau ini benar-benar terjadi atau hanya khayalannya tapi pria itu nampak seperti sedikit menundukan kepalanya sejenak seolah menyapa dirinya.


RALAT! Pria itu bukan cukup tampan. Tapi SANGAT TAMPAN.


Bagaimana bisa ada pria seperti itu di tempat terpencil seperti ini. Jika di pikirkan lagi, sepertinya pria itu tidak asli berdarah Indonesia. Fitur wajahnya sejenis dengan calon suami Rachella. Ya, calon suami Rachella itu blaster Indonesia- korea. Tapi lahir dan besar di Amerika.


"Astaga... itu siapa.." lirih Ariel sambil menutup mulutnya meskipun kepalanya masih terus mengikuti arah perginya pria tampan itu.

Kesadaran Ariel serasa kembali penuh. Rasa lelah dan mengantuk yang tadi ia rasakan, seketika saja menguap begitu saja.

Kalau pria itu makan di restauran ini harusnya ia tamu di sini juga bukan? Lagi pula penampakannya bukan seperti warga lokal.



"wah... jangan kan satu dua bulan. Kalau ada pria seperti itu di tempat ini. Selamanya disini pun ngga papa.." gumam Ariel lagi.


"Apa dia orang korea? tapi bahasa Indonesia nya lancar sekali dan tidak ada logat aneh sedikitpun. Tapi mukanya tuh kaya korea-korea gitu.. Apa dia turis yang lagi berlibur?"


Ariel melipat bibirnya, diam-diam ia mencoba mengulum senyumnya. Apa Manifesting nya benar-benar berhasil? secepat itukah? Apa pria itu jodoh nya?

"Oke stop Ariel.. makan aja ya..makan. Biar ngga makin-makin aneh pikirannya. "

Ariel menggelengkan kepalanya sendiri. Sepertinya rasa kesepian dan butuh pasangannya itu sudah sangat kritis hingga melihat pria tampan sedikit saja langsung ia pikirkan sebagai jodoh nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ariel's NoteWhere stories live. Discover now