12. Fireworks

480 68 19
                                    

"Ada hal-hal yang tidak dapat disembuhkan bahkan setelah waktu berlalu"

IU - My Sea

***

Sebulan yang lalu, Februari 2023

Dua orang wanita itu saling bersitatap dalam keheningan. Seolah-olah sedang berdialog melalui pikiran masing-masing. Satu orang dengan setelan kemeja formal tampak memasang muka bertanya-tanya kepada wanita yang memakai hanbok.

"Bagaimana kabar anda, Yang Mulia"
Suara Aeri terdengar penuh keraguan.

Hwayeon terkekeh setelahnya. Sungguh, selama berteman dengan Aeri. Baru kali ini ia merasakan kecanggungan di antara mereka. Yang tertangkap oleh netranya sekarang, gadis yang biasanya penuh dengan cerita panjang dan omelan itu berubah menjadi sangat pendiam di hadapannya.

"Hanya ada kita berdua, kau bisa bicara dengan santai" Hwayeon angkat bicara, menyadari keragu-raguan Aeri mungkin karna statusnya sekarang.

"Tenang saja..ini paviliun pribadi. Putra mahkota sedang berada di blue house sedangkan para asisten rumah sudah kuperintahkan untuk membiarkan kita berdua" ulang Hwayeon mencoba meyakinkan temannya satu itu.

Yul sudah tidak terlihat batang hidungnya sejak tadi pagi setelah mereka sarapan bersama. Lelaki itu sepertinya tengah sibuk dengan tugas yang diberikan Yang Mulia raja.

"Oh God, thanks. Suaraku rasanya tercekat di tenggorokan membayangkan aku harus secanggung ini di dekatmu"

Lagi-lagi. Temannya itu selalu berhasil menerbitkan tawanya.

"Apa yang kemarin itu benar?" tanya Aeri tanpa basa basi.

"Kau sudah menerima barangnya?"

"Mmm.. kurasa pelayanmu menaruhnya di kantorku"

Berbeda dari tadi, ada sedikit rasa sedih yang tercetak di wajah aeri.

"Awalnya kupikir kau sedang membuat novel, dan itu draft yang kau ingin aku untuk cermati kkk" dapat terdengar kekehan kecil yang keluar dari mulut aeri setelah berkata begitu.

"Benarkan? Aku sendiri tidak pernah membayangkan hidupku akan sedramatis itu" Hwayeon mengafirmasi ucapan aeri. Ia pun tidak jauh dari keterkejutan bahkan setelah 5 tahun mengetahuinya.

Aeri menoleh ke arah Hwayeon. Mencoba menebak apa yang dirasakannya lewat raut wajahnya.

"Kenapa tidak pernah bercerita?"

Hwayeon terdiam. Benar, kenapa selama ini ia tidak pernah bercerita ke orang-orang yang ia percaya. Memendamnya sendiri sungguh sangat melelahkan. Mungkin ia takut, ia takut apa yang ia ketahui akan membebani orang lain juga, terutama kedua orang tuannya.

"Ketika itu kau pasti sibuk dengan kegiatan belajar. Aku tidak ingin menganggu fokusmu"

"Tetap saja kau harusnya memberitahuku. Aku merasa sedih tidak pernah dilibatkan"

Seperti yang ia harapkan dari aeri. Hwayeon sempat khawatir aeri akan mengasihani dirinya setelah tahu faktanya. Tapi lihatlah gadis itu bahkan lebih menyesalkan nasibnya.

"Maka dari itu aku minta bantuanmu sekarang"

"Kau yakin rencanamu akan berhasil?"

"Tidak, tapi setidaknya aku ingin berusaha"

"Nama baikmu dipertaruhkan, Hwayeon"

"Aku tahu" sangat tahu

Hwayeon sendiri tidak yakin apakah keterlibatannya di istana akan membuahkan hasil. Usaha di masa lalu yang pernah ia lakukan tidak membuahkan hasil. Suaranya terlalu kecil. Jadi ia butuh posisi ini. Meskipun sekarang pun ia tidak punya kuasa besar, tapi setidaknya mereka tidak akan seberani itu terhadapnya.

BLOOMING IN MONARCHY (Love, Revenge and War) | Jeno x Karina (Jenrina)Where stories live. Discover now