5. The Girl in High Heels (1)

248 49 3
                                    

P.s: Sebelum baca boleh tekan ikon bintang di bagian bawah sebagai dukungan, terima kasih >_<


"Emosi yang lama tertahan, lambat laun dapat menjadi bom waktu"

***

Sejak setengah jam yang lalu seorang gadis dalam balutan coat warna beige dan celana jeans itu nampak duduk dengan gelisah di salah satu meja kafe. Berkali-kali ia menengok ke arah pintu masuk setiap kali ada pengunjung yang datang.

Dari sorot matanya, ia tampaknya tengah menunggu seseorang. Seseorang yang menurutnya dapat menjawab kegundahannya kemarin malam. Ia bahkan tidak bisa tidur sebab memikirkan barang yang ia terima sebelumnya.

Gadis itu memutuskan datang lebih awal dari janji temu yang telah disepakati, hanya untuk memastikan siapa sebenarnya si pengirim pesan.

Di saat ia sibuk dengan berbagai spekulasi di pikirannya, seorang wanita berpakaian formal mendekati tempat ia duduk.

"Yu Hwayeon, benarkan?"

Hwayeon mendongak. Di hadapannya sekarang berdiri wanita cantik yang ia perkirakan sebaya dengan kakaknya.

Oh..ia tampak tidak asing. Batin Hwayeon

"Yu Hwayeon~ssi?" wanita itu memanggilnya kembali

"Benar, aku Hwayeon. Mungkinkah anda yang menghubungi saya kemarin?"

Wanita itu mengangguk "Jeo-yo (itu saya)"

Sejenak ia menatap sekeliling memastikan tidak ada yang memata-matai mereka.

"Kalau kau tidak keberatan, dapatkah kita berbicara di mobilku? Tempat ini terlalu ramai"

Hwayeon yang masih ragu mencoba memastikan identitas wanita itu. Tentu saja ia tidak boleh gegabah untuk langsung percaya dengan orang asing.

"Sebelum itu, aku perlu tau dengan siapa aku bicara bukan?" kata Hwayeon.

"Ah, salahku belum memperkenalkan diri. Namaku Se-Jin..Yang Se-Jin. Aku seorang pengacara" wanita itu memberikan kartu namanya.

Hwayeon hanya diam sembari membolak balik kartu nama yang ia terima. Tertera di sana bahwa wanita ini berasal dari Taesan Law Firm, firma hukum terbesar di Korea Selatan.

"Dapatkah kita pindah sekarang? kita tidak punya waktu. Akan kuceritakan detailnya nanti."

Hwayeon masih sibuk menimbang apakah keputusannya ini benar, ia takut jika ia tau lebih banyak malah akan memperburuk keadaan.

Tapi ia datang kesini untuk alasan itu. Ia sudah memutuskan untuk terjun, meskipun jalan itu penuh dengan bebatuan. Ia sudah meyakinkan diri sebelumnya bahwa kebenaran adalah yang terpenting untuk saat ini.

"Baik, aku ikut"

Mereka berdua memutuskan keluar dari kafe dan beralih  menuju mobil Hyundai Genesis G80 milik wanita itu yang telah terparkir tak jauh dari kafe.

Ketika mobil itu sudah keluar dari kawasan dan mengarah ke jalan raya, Sejin membuka suara. "Aku teman kuliah Dohyun. Kami terbilang cukup dekat bahkan setelah kami lulus."

"Ah baik, senang bertemu denganmu" ucap Hwayeon.

"Dohyun sering bercerita, dia punya adik yang sangat cantik sehingga membuatnya khawatir"

"Khawatir?" Hwayeon menaikkan alisnya.

"Ya. Dia khawatir seorang pria akan merebut adiknya darinya"

"Ahh" Hwayeon hanya ber 'ah' ria mendengar itu "dia memang orang seperti itu"

BLOOMING IN MONARCHY (Love, Revenge and War) | Jeno x Karina (Jenrina)Where stories live. Discover now