#2 Hari Terakhir

985 15 1
                                    

Aku mengambil nametagku,

"Darmawan-- Administrasi"

mengalungkannya, meraih tas kantorku, dan segera berangkat untuk bekerja. Sepuluh tahun semenjak aku pertama kali bekerja pada usia seperempat abad menjadi seorang staf administrasi, tepat di ulang tahunku yang ke 35 dua bulan yang lalu aku dipromosikan menjadi kepala administrasi menggantikan senior yang pensiun. Tidak ada yang menduga seseorang yang berbadan kekar sepertiku bekerja menjadi admin.

Bukan tanpa alasan, aku menyisihkan sisa waktuku untuk workout karena kehidupanku sebelum bekerja sangatlah suram. Badan krempeng, culun, dan pendiam menjadi bahan olok-olokan teman-temanku, terutama teman-teman cewekku yang memvonis bahwa tidak ada cewek yang mau berpacaran denganku. Sebenarnya aku tidak peduli, namun semakin hari semakin pedas yang kurasakan. Sehingga setelah mulai bekerja, akupun mulai untuk mencoba rutin gym di sekitar tempat kerja. Ingin membuktikan bahwa aku juga pantas untuk mendapatkan pacar.

Namun, lambat laun, karena keasyikan gym aku melupakan ocehan-ocehan temanku dulu dan fokus membentuk otot di tubuhku. Senior-seniorku kebanyakan cewek, bossku pun cewek, namun mereka rese dan sering memanfaatkanku waktu menjadi junior, sehingga aku kembali teringat olok-olokan dulu. Sehingga alam bawah sadarku membentuk pertahanan dengan rasa malas untuk berinteraksi dengan wanita, dan hal tersebut terus-menerus terjadi hingga rasa malas itu berubah menjadi rasa tidak suka lalu menjadi rasa benci.

Semuanya aku lampiaskan dengan gym rutin, tak pelak aku bertemu dan berteman dengan para pria yang juga sedang memulai, merutinkan, dan melatih pria lainnya. Suatu hari, pada saat aku gym bersama personal trainer ku waktu memulai dulu aku tanpa sadar melihat badan seksi berototnya dengan perasaan yang berbeda dari biasanya. Aku mengagumi bahu dan punggung lebarnya, lengan dan kaki kekarnya, dada bidang perkasanya, perut sixpacknya, pantat sekelnya, hingga jendolan di balik celana pendeknya yang bergoyang setiap set workoutnya.

Pak Yasa namanya. Pria yang lebih tua 10 tahun dariku itu merupakan seorang bapak 1 anak pada waktu aku memulai latihan dengannya. Lima tahun kemudian, dengan alasan yang tidak jelas, istrinya memintanya untuk bercerai dan anaknya ikut kepada istrinya. Sesaat setelah bercerai, aku melihatnya lebih sering melamun, hingga kurang lebih satu bulan kemudian dia mulai move on. Tak kuduga, Pak Yasa terlihat lebih bersemangat setelah itu. Wajah teduhnya, brewok rapih di kedua sisi jambangnya, badan kekar yang selalu terlatih, selalu memancarkan aura positif, yang terkadang juga erotis.

Sepertinya, aku menyukainya, namun perasaan itu tetap kutahan, namun ditambah dengan bumbu kebencian terhadap wanita akhirnya aku mulai melampiaskan nafsu seksualku dengan melihat video porno gay. Hingga aku sadar, aku menginginkan seorang pria untuk berhubungan seksual. Selama ini, aku telah melakukan seks dengan beberapa wanita, namun sama sekali tidak terpuaskan. Aku pun penasaran bagaimana kontol seorang pria bisa masuk ke dalam anus pria lain.

Aku merapihkan meja kerjaku dan bersiap-siap untuk lanjut workout di gym. Sebelum pergi, aku melihat TV kantor memberitakan bahwa polisi saat itu sedang mengejar buron yang melarikan diri. Ada-ada saja. Batinku dalam hati. Lalu akupun beranjak keluar kantor. Aku membuka hpku, membaca cerita gay tentang seorang pria membujuk personal trainer gymnya untuk melakukan seks di shower. Aku membayangkan mencobanya dengan Pak Yasa.

Namun, karena terlalu fokus ke hp ku, saat menyeberang jalan kakiku tersungkur ke lubang, dan seketika aku mendengar sirine polisi dan suara decitan rem hingga ketika aku menoleh ke arah jalan, sebuah truk yang sedang mencoba mengerem melaju cepat sekali ke arahku. Dan…

CIIITTTT!!!
BRAKKK!
PRANGSS.....

Antara Dua SemestaWhere stories live. Discover now