Wirya dan Danang pun saling pandang selama beberapa detik. Keyboardist enam hari itu kemudian menanyakan jawaban pertanyaan tersebut kepada Danang melalui isyarat mata. Danang yang mengerti lantas memajukan tubuhnya untuk memberikan kesan serius dalam menyikapi situasi mereka saat ini. "Bang Brian ngga ada bilang dia mau dateng.. dia ngga muncul di grup.. "

"Kalo Jae, kapan dateng?". Tanya Surya lagi.

Kali ini Danang yang menoleh ke arah Wirya untuk meminta bantuan dari sang keyboardist dalam menjawab pertanyaan Surya. Lagi-lagi masih dengan isyarat mata. 

Wirya tampak menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Surya. "Bang Jae juga ngga bilang apa-apa.. gue ngga tau dia bakal ke sini atau ngga.. "

Surya kembali menghisap rokoknya dalam-dalam. Dahinya nampak mengerut tanda bahwa kepalanya saat ini sedang penuh. "Suruh mereka ke sini.. "

"Sekarang?". Tanya Wirya dan Danang secara bersamaan.

"Sekarang.."

___________________________

Sasa heran, kenapa juga Bella menyuruhnya untuk datang ke kantor secara mendadak seperti ini. Siang tadi ketika wanita itu masih mengajar di sekolah, Bella tiba-tiba menelponnya dan meminta sang koordinator bidang logistik itu untuk secepatnya datang ke kantor setelah ia menyelesaikan pekerjaannya di sekolah. Tidak ada briefing mengenai event baru di grup chat seperti yang biasa Bella lakukan, tetapi boss-nya yang cantik itu malah menghubunginya secara pribadi untuk memberikan kabar bahwa ada spesial event yang akan mereka kerjakan secara maraton dalam satu bulan kedepan.

Sasa masih mengenakan seragam batik dan rok kain kebanggaannya ketika sampai di kantor, sementara kekasihnya, yaitu Septian sudah terlebih dulu datang untuk kepentingan mendadak ini.

Suasana kantor masih sepi. Bahkan mobil Bella pun belum terparkir di parkiran. Hanya ada Septian dan Bayu yang tampak duduk di depan gedung sambil merokok dan saling mengobrol dengan santai. Septian, si pria berkemeja putih dan bercelana bahan hitam itu spontan tersenyum setelah melihat sosok kekasihnya berjalan mendekati gedung.

"Yang, maaf ya ngga bisa jemput.. tadi aku langsung berangkat dari kantor. Kalo jemput kamu dulu, takutnya kita telat.. ". Ucap pria tampan itu begitu Sasa datang dan menghampiri mereka.

Sasa sedikit terkejut dengan panggilan Septian. Ia lantas melirik ke arah Bayu dengan canggung. Namun ternyata sang akuntan itu hanya membalas tatapan kikuk Sasa dengan senyum santai. "Cowok lo udah cerita.. ". Jelasnya.

Oh, baik.. batin Sasa. Berarti kini hubungannya dan Septian sudah mulai go public.

Setelah mendengar penjelasan Bayu, Septian lantas berdiri untuk memeluk pinggang ramping Sasa dan mencium pipi wanita itu sekilas. "Capek ngga hari ini?"

Mendapat perlakuan tersebut di depan umum, sejujurnya membuat Sasa sedikit canggung. Tidak biasanya wanita itu mengumbar kemesraan dengan para mantan kekasihnya terdahulu. Namun kini dengan Septian, tampaknya Sasa harus mulai membiasakan diri. Mungkin saja love language Septian adalah physical touch or something..

Sasa mengangguk kecil. Hari ini memang banyak yang ia kerjakan di sekolah. Menjelang libur semester seperti ini, tentu saja banyak nilai yang harus diimput ke database sekolah dan banyak berkas administratif yang harus ia selesaikan. Tapi tak apa, memang itu sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang pengajar.

"Iya, dikit.. ". Jawab Sasa lirih.

Septian lantas menuntun Sasa untuk duduk di sampingnya setelah menghisap rokoknya yang sudah hampir habis. Pria itu lalu membuang putung tersebut ke tempat sampah terdekat sebelum kembali bergabung dengan Sasa dan Bayu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ConcertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang