31

856 31 3
                                    

Theodor masuk dan melihat Frank sudah tidur nyenyak. Ini adalah efek dari pemberian pereda nyeri di punggung Frank.

Dengan perlahan Theodor menyibak baju yang dikenakan Frank dan mengamati memar di punggung pria itu.

Ia terkesiap saat melihat lebih dekat. Memar itu menunjukan lebam benda tumpul. Persis yang dikatakan dokter tadi.

Apa yang terjadi?
Dari mana luka ini?

Mereka baru saja tiba dari Swiss kurang dari 24 jam dan cedera ini ada di punggung Frank. Hati Theodor sedikit iba. Selama berada di dekat Frank, ia mengenalnya sebagai bos yang baik. Sempurna. Frank tidak mungkin teledor dengan dirinya sendiri kecuali...

Apa ia bertengkar dengan seseorang?

Ponsel Frank berbunyi dan ini adalah panggilan video call dari Larine. Terpaksa Theodor menjawabnya.

"Hallo...".

"Dimana Frank? Apa ia baik-baik saja? ".

Tanpa menjawab Theodor mengarahkan kamera ke ranjang Frank. Mata Larine membelalak.

"A..Apa yang terjadi? Bagaimana ia bisa berakhir di rumah sakit?".

"Aku juga tidak tahu. Dokter baru saja memberinya pereda nyeri. Punggungnya mengalami cedera dan ia kesakitan".

"Terima kasih Theodor. Aku akan menutup teleponnya ".

Theodor hanya bisa menarik napas berat saat mengakhiri pembicaraan dengan Larine. Ia masih tidak mengerti apa yang terjadi di antara mereka.

Ia tetap duduk di samping ranjang Frank sambil berharap cedera ini tidak buruk seperti yang dikatakan dokter.

Pagi hari datang. Theodor terkejut saat perawat memasuki ruangan dan menyibak tirai. Frank masih terlelap dengan napas teratur.

"Maaf tapi aku harus membereskan ruangan ini. Dokter akan berkunjung sebentar lagi".

Tanpa menjawab Theodor segera bangkit dan menuju kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dan menyugar rambutnya. Banyak hal yang dipikirkan. Karena Frank ada di sini maka urusan kantor menjadi tanggung jawabnya.

Lalu siapa yang akan menjaga Frank?

Mengingat Frank tidak ingin istrinya tahu maka tidak ada pilihan lain bagi Theodor. Ia terpaksa harus meninggalkan Frank sendirian.

"Aku akan pergi ke kantor sebentar. Tolong pastikan Tuan Jensen baik-baik saja".

Perawat itu menatap Theodor sebentar lalu menatap pada Frank.

"Seharusnya ada seseorang yang tinggal di sini saat dokter datang. Mungkin saja ada beberapa penjelasan mengenai kondisi pasien".

Theodor memegang bahu perawat wanita itu.

"Bisakah kau berada di sisinya sebentar? Aku janji hanya sebentar".

Gadis itu mengangguk ragu dan tanpa diduga Theodor membelai pipinya. Jantungnya berdegup kencang dan menatap punggung Theodor yang sudah mencapai pintu.

Rencananya dokter akan visit pada pukul 10.00 pagi. Perawat itu dengan ragu menepuk bahu Frank untuk membangunkannya.

"Theodor?".

Frank membuka mata dan mengira itu Theodor. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat gadis perawat itu.

"Dimana Theodor?".

"Dia...Dia pergi ke kantor. Hanya sebentar. Aku akan membantu Anda bersiap. Dokter akan berkunjung sebentar lagi".

"Bisakah aku mendapatkan segelas air putih?".

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now