Manifesting

20 4 3
                                    


Hi, This is Ariel.

Ternyata cerita ini bisa gua lanjutin. Ada yang tau ngga kenapa?

Karna si Rachella mendadak mendeportasi gua dari Jakarta dan mengirim gua ke Kapatcol!

Iyesh, kalian ngga salah baca, gua yang imoey abis ini dikirim ke Papua. Di suruh balap sapi di sana (nangis banget) .


Memang dasar si Rachella itu. Baru juga kemarin di puji - puji. Memang benar deh jangan berharap apapun kepada manusia. Berharap itu memang hanya boleh ke Tuhan ya..

Well, saat ini ,detik ini..saat cerita ini di tulis, gua lagi dalam pesawat Citilink menuju kota sorong.

Kenapa Citilink karna itu tiket pesawat paling mahal yang bisa gua pesan. Seharusnya ada garuda biar kita kuras sedikit uangnya Rachella.

Tapi sungguh alasan gua beli Citilink karna itu tarif tiket yang paling mahal. Masih sedikit kesal dengan Rachella yang tiba-tiba saja mengirim gua ke Kapatcol. Bahkan untuk kerjaan yang bukan bagian gua. Tapi sudahlah pada akhirnya gua kan tetap pergi. Tetap masih butuh uang dari perusahaan Rachella.

Ingat ya, tidak boleh membicarakan hal buruk tentang perusahaan yang masih menjadi tempat kamu mencari makan, termasuk pemilik nya. 


By the way, awan di atas sini sudah biru..
Rasanya sekarang gua udah jauh dari kota Jakarta.
Jauh dari Ibu Kota.

Ibu kota yang keras..

Ibu kota yang tidak ada ramah-ramahnya.

Tapi entah kenapa Ibu kota tetap tempat paling aman dan nyaman bagi gua.

Dengan segala hiruk pikuknya itu.


Raganya sudah pergi jauh, tapi sepertinya rasa sepinya masih terus ikut.

Lagi-lagi Diantara banyaknya orang ada, gua tetap ngerasa kesepian.

Itu orang-orang yang ada di sini, yang perginya sendirian juga kaya gua sebenarnya sekarang lagi mikirin apa ya ?


Apa lagi memikirkan hal yang sama kaya gua atau jauh lebih menyedihkan atau hanya hal-hal sepele saja...


Sibuk bertanya-tanya dengan hal itu, bikin gua semakin punya pertanyaan lain. Kalau misalnya gua punya kemampuan untuk bisa baca pikiran seperti Edward Cullen, itu akan menjadi hal yang menyenangkan dan menguntungkan buat gua atau sebaliknya ya?


Dulu, Rachella pernah bilang. Semakin besar kemampuan yang kita miliki maka semakin besar tanggung jawab yang harus kita pikul. Karna itu Tuhan tidak pernah sembarangan memberikan hal-hal besar ke setiap mahluknya. Tuhan akan memastikan dulu orang tersebut sanggup atau tidak bertanggung jawab atas hal itu.


Jadi, kalau kamu merasa belum menjadi apa-apa sekarang itu artinya Tuhan masih mempersiapkan mu.



Seperti itu,



Lalu apakah memiliki seseorang yang bisa ada disisi kita juga merupakan sebuah kemampuan? Hingga saat ini sebenarnya Tuhan bukan membiarkan gua sendiri. Tapi sedang mempersiapkan diri gua, agar ketika hal itu datang. Gua udah siap untuk bertanggungjawab ?



Jika memang benar begitu, kira-kira apa ya yang bisa gua lakuin untuk ngebuat Tuhan percaya kalau gua udah cukup siap untuk itu.


Siap untuk memiliki orang lain disisi gua.


Siap untuk jatuh cinta dan dicinta mungkin ?



Ah... kayaknya ini deh masalahnya. Gua bukan kesepian karna jauh dari keluarga, bukan kesepian karna ngga punya teman.


Tapi pada akhirnya gua memasuki waktu di mana harus gua akui bahwa gua juga sama seperti banyak wanita lainnya gua juga mau punya pasangan.


Hal yang selama ini sering gua sanggah. Karna terlalu malu mengakui kalau sepertinya memang belum ada yang mau sama gua. Bukan gua yang gak mau..


Hal yang selama ini sering gua sanggah.
Karna terlalu takut menerima ucapan banyak orang.


Dan butuh perjalanan sejauh 3.180 Km, untuk berani mengakui hal itu.


Apa ini lagi-lagi maksud Rachella? atau dia sebenarnya selama ini tidak benar-benar berpikir sejauh-jauh itu. Hanya lewati dan hadapi saja.


Cuma gua aja yang sibuk Overthingking ini dan itu. 



Oke! Akan gua hadapi  persiapan apapun yang Tuhan kasih sampai Tuhan  percaya kalau gua sanggup! Meskipun sambil Ya Tuhan..Ya Tuhan..




Mari kita Manifesting.

Aku punya pasangan yang baik dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Karna aku juga seperti itu.

Aamiin ☺️☺️

***

Aamiin dulu ayok 🤭

Ariel's NoteWhere stories live. Discover now