The Writers

47 6 0
                                    

Klik Save, Klik X, Refresh, Shutdown..



Setelah segala prosedur standar untuk menonaktifkan laptop dilakukan, wanita yang sudah berada di dalam cafe selama tiga jam pun menunggu sejenak hingga layar laptop nya menghitam sebelum ia benar-benar menutup benda yang terbilang cukup pipih dibandingkan benda sejenis lainnya.


Ia menghembuskan napasnya sedikit berat sebelum melirik Daniel Wellington yang melingkari tanganya itu untuk memastikan waktu saat ini.


21.38

Sekurang-kurangnya ia sudah ada disana sejak tiga jam lalu. Biasanya dalam waktu sebanyak itu ia sudah bisa menuliskan ribuan kata, namun hari ini ia hanya mampu menulis sampai 835 kata saja.


Sebenarnya sudah lama sekali dari ia benar-benar menekuni dunia tulis menulis itu hingga menjadi salah satu pendapatan yang cukup ia andalkan. Dunianya terlalu sibuk untuk hanya duduk membayangkan ini dan itu dalam kepalanya hingga menghasilkan tulisan-tulisan.

Hanya saja hari ini berbeda. Semua kesibukannya itu mendadak reda. Pada pukul empat sore tadi ia bahkan tak tau harus melakukan apa lagi, hingga ia berakhir dengan pergi ke beberapa tempat yang sebelumnya hanya tersimpan di arsip Tiktoknya untuk ia datangi nanti.

Salah satu tempat itu ialah sebuah tempat makan all you can eat dan tentunya cafe ini.

Tempat makan all you can eat memang selalu ingin ia datangi. Sayangnya ia hanya beberapa kali saja pernah kesana. Dulu, alasannya tentu saja karna harga. Jika, ia punya uang sebanyak itu ia tidak akan menghabiskannya untuk hanya sekali makan. Tapi kini alasannya adalah karna ia tak lagi memiliki waktu sebanyak itu hanya untuk makan.


Setelah menghabiskan tetes terakhir minumannya dan setelah merapikan semua barang-barangnya ke dalam tas, ia pun bangun dari kursinya. Dan berjalan pergi.


"Guyss.. balik dulu ya.." ucapnya kepada para pekerja yang berdiri di stasion mereka masing-masing.

"Iya bu.."

"Hati-hati bu"

"Bu Ariel... sebentar... sebentar.." tahan seorang perempuan muda bertubuh mungil. Tingginya mungkin sebatas di angkan 150 saja.


Wanita yang dipanggil Ariel itu pun menunggu,


"Bu penulis.. minta tanda tangannya dong.."

Wanita yang dipanggil Ariel itu tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya, sambil menerima sebuah novel tebal dan juga spidol berwarna ungu.

"Dimana? disini?"

"Iya..boleh bu...tapi untuk Fira ya bu. Adik saya.. adik saya baru baca novelnya ibu. Waktu saya bilang ibu itu atasan saya dia katanya mau minta tanda tangannya ibu. "


"Suka baca adik kamu?" tanya Ariel seraya menandatangani buku yang ia pegang.

"Suka banget bu. Sama kaya saya bu.. kalau saya sih readers ibu dari lama. Dari belum kenal ibu disini.."

Ariel mengangguk. "iya, saya tau. Kamu heboh kan waktu saya wawancara"

"inget aja ibu.. bu.. sebenarnya Ezze Hong itu siapa sih bu? "

"penasaran ya? Rahasia.."

"Iya bu.. sampai buku kalian ke tiga. Sampai belum ada lagi cerita baru. Kita belum tau juga siapa Ezze itu.."

Ariel tersenyum geli dan mengangguk. Kemudian mengembalikan novel yang sudah ia tanda tangani.

"Nih, salam buat fira ya.."

Ariel's NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang