𝐋 𝐀 𝐃 𝐀 𝐍 𝐆 𝐆 𝐀 𝐍 𝐃 𝐔 𝐌
Di tengah terik nya panas matahari punggung legam yang terlihat besar dan lebar itu masih setia tertunduk
Jemari nya yang terbalut sebuah sarung tangan kain tebal dengan lubang-lubang yang membebaskan ujung jari nya kian bergerak aktif dalam tekanan
Mengais sekarung biji gandum yang berat nya melebihi setengah kwintal itu di pundak nya
Membuat tonjolan otot dan urat-urat tebal yang mengakar di sepanjang lengan hingga leher nya yang di lelehi keringat tercetak semakin jelas dan kontras.
Terlihat sangat Maskulin.
Sambil sesekali mengusap deraian keringat yang membanjiri wajah tegas nya yang bisa di bilang cukup tampan
Pria itu akan menggeram membuang nafas nya kasar setiap kali beban di pundak nya jatuh merosot ke tanah di sisi lain.
Pekerja muda dengan baju tak berlengan itu benar-benar menjadi sesuatu di mata nya.
"Hey Sam.. entah apa yang dia lihat, namun kurasa kau harus bisa membuat nya pergi dari ladang gandum yang terik ini"
Ucap salah satu pekerja, menolehkan wajah nya cepat ke arah balai tempat peristirahatan para pekerja yang tampak di isi oleh seseorang yang tak biasa nya berkunjug ke sini.
"Cepaatt, jika tidak orang rumah akan maraah"
Lanjut nya, perkataan itu mengandung desakan perintah yang membuat Sam si pekerja baru itu mau tak mau
Membawa kaki nya maju menuju ke tempat di mana sosok itu berada setelah ikut menoleh.
Menghormati sang senior dengan melakoni sedikit permintaan nya apa salahnya?
Lagipula ia tidak suka dengan kekacauan.
"Kulit Mu Akan Terbakar Dan Terkena Gatal-Gatal Jika Terus Berada Di Sini"
Ucap nya setelah menempuh jarak beberapa meter untuk sampai di hadapan Felix yang kini terlihat menatap nya penuh rahasia.
Ada kilas perasaan senang yang mencoba di tutup-tutupi oleh intrik jahil pada wajah angkuh nya yang sedikit malu-malu.
"Kalau begitu cepat gendong aku sampai pintu belakang .." Balas anak lelaki dengan setelan pakaian rapih yang harum mewangi itu
Mempertegas keinginan mutlak nya yang tak dapat di tolak dan di ganggu gugat tersebut dengan mengangkat kedua lengan nya
Menutup mata jika sisa-sisa debu gandum yang turut tersebar dan bersarang di tubuh pekerja yang berkeringat itu dapat mengkontaminasi sosok nya yang terawat.
"ㅡtukang kebun.." Lagunya, dengan nada yang sedikit menggoda mendayu.
Kemudian setelah lanjutan kalimat itu meluncur, Hyunjin justru malah menempatkan lengan nya di antara punggung dan kaki Felix
Hingga pada akhir nya badan ramping yang dirasa nya tak cukup pantas untuk ia sentuh apalagi ia gendong seperti seorang balita itu terangkat di udara.
Bukan apa-apa, Hyunjin hanya takut jika remaja itu akan geli terhadap kontak fisik yang terlalu berlebihan jika sewaktu-waktu ia berubah pikiran.
Lagipula tubuh nya kotor dan bau, dan tak semua orang sudi menerima keadaan itu, tentu saja ia harus menjaga sikap dan batasan bukan?
Setidak nya dengan seperti ini kulit kecoklatan nya yang lembab tak sampai benar-benar menyentuh permukaan kulit pucat nya yang putih bersih.