Mr. Maslow

123 17 0
                                    

Hi,This is Ariel..

Bukan putri duyung melainkan seorang perempuan berusia 28 tahun. Terserah deh mau kalian anggap wanita muda atau wanita tua seperti yang selalu nyokap gua bilang karna di usia gua yang nyaris kepala tiga itu belum ada tuh tanda-tanda jodoh akan datang.


Bukan pilih-pilih. Tapi memang belum ada yang mau sama gua.. Heran deh. Kenapa ya?

Padahal gua cantik.. (kalau pakai filter tiktok)



Iya, gua tau kok, udah ngga jaman pembukaan novel pakai deskripsi langsung kaya gini. Engga menarik, terlalu biasa, kurang misterius, kurang berisi dan lain-lain. Tapi yaudahlah ya, biarin aja. Lagi pula cerita ini belum tentu akan gua selesaikan siapa tau akan berdebu di draft seperti banyak judul lainnya.


Serius deh, gua ngga sengaja kok nge-gantung cerita kaya gitu. Tapi belakangan ini gua sibuk banget. Setiap ada waktu senggang, tiba-tiba muncul ide cerita baru. Setiap gua udah mulai nulis besok-besoknya gua sibuk lagi sampai hilang ide-ide ceritanya dan bahkan lupa jalan ceritanya.

Karna itu, tulisan gua ini cuma tentang kehidupan sehari-hari gua aja. Kalau cerita ini berlanjut ya artinya ada perkembangan dihidup gua yang menarik kalau engga ya artinya ngga ada!


Pokoknya jangan protes! Kalau mau protes please banget protes deh sama si Rachella.

Siapa Rachella? Dia boss gua! My big boss! Manusia yang menghabiskan lebih dari tiga perempat waktu gua.


Eh, tapi jangan dihujat juga ya.. Soalnya kalau engga dipungut sama dia. Mungkin gua masih kerja di pabrik Mie dari jam 4 pagi sampe jam 10 malem dengan gaji yang diakhir bulan mau jajan hokben aja ngga bisa 😭😭😭.



Kalau bukan karna Rachella juga, gua ngga mungkin bisa nongkrong di cafe cantik satu ke cafe cantik yang lain. Keluar kota sampai luar negri sambil ngisi feed Instagram gua biar aesthetic.

Nanti deh ya..
Gua ceritain lebih banyak tentang Rachella.
Sekarang orangnya lagi sibuk urus-urus persiapan pernikahan..


Euhh.. agak geli sih liat alpha woman kaya dia, tiba-tiba jadi bucin. Pengen banget nge-spoiler calon suaminya, tingkah laku mahluk itu sebenarnya. Tapi jangan deh, kalau dia ngga jadi nikah akan semakin ngga punya waktu gua.

So,kita biarkan dan tinggalkan kisah tentang Rachella sampai disini. Oke ??

Kalau kalian masih penasaran juga nanti deh ya gua bikinin judul sendiri kalau cerita ini selesai haha!


Well, Saat ini gua bekerja sebagai salah satu manager operasional di perusahaan food and beverage. Manajer yang kadang job desknya mirip-mirip Personal Assisten.  Tapi intinya nama jabatan gua manajer.



Sebagai Manajer Operasional gua masih diharuskan untuk tinjau-meninjau ke lapangan langsung. Ya, meskipun tidak sesering saat masih di posisi supervisor.



Hari ini, entah kenapa tiba-tiba saja, hari gua mendadak kosong. Semua pekerjaan gua di kantor sudah selesai dan benar -benar ngga ada lagi yang bisa gua kerjain.


Dan didalam waktu yang kosong ini, gua menyadari bahwa ada sesuatu yang berubah dari gua. Sepertinya nyokap gua bener, gua udah tua. Katanya orang itu semakin tua, semakin sensitif?



Dari yang bisa gua ingat dulu, rasanya gua ngga pernah masalah harus apa-apa sendiri. Pergi sendiri, main sendiri, kerja sendiri, tinggal sendiri, serba sendiri..


Gua justru menikmati itu semua..


Entah baru hari ini, atau sejak kapan perasaan menyendiri itu mulai berubah menjadi perasaan sepi.



Entah baru hari ini atau sejak kapan, waktu menyendiri yang biasanya menjadi bagian favorit gua dimana gua bisa bermain-bermain dalam pikiran gua sendiri, kemudian mengabadikannya dalam tulisan gua,  mendadak menjadi waktu yang cukup menyedihkan..


Interaksi -interaksi disekitar yang gua lihat tidak bisa lagi menjadi ide cerita yang menarik..

Justru menimbulkan rasa ingin, rasa iri, dan rasa penasaran..


Bagaimana ya rasanya punya orang lain yang benar-benar ada disisi kita? Secara Nyata.


Gua jadi kepikiran deh, sebenarnya dulu gua benar-benar menikmati semua moment kesendirian gua itu, atau tidak? Jangan-jangan semua itu hanya karna gua yang tidak punya kesempatan untuk memikirkan hal seperti itu.


Kalau diingat lagi isi kepala gua dulu hanya tentang bagaimana bisa bertahan hari ini dan bagaimana bisa akan berlanjut esok..


Kata Rachella hidup itu seperti roda yang berputar..

Saat kita berada dibawah,Tuhan mau kita berusaha..

Dan disaat kita diatas, artinya Tuhan ingin kita bersyukur..


Lantas, jika muncul pertanyaan didalam kepala gua

"Apakah selamanya akan tetap sendiri seperti ini? "

Adalah pertanda bahwa gua ngga bersyukur?


Ah, gua rasanya ingin sekali menolak jawaban yang udah gua tau,ini.

Gua mau lagi-lagi mengeluh, kalau sendirian dan kesepian itu juga menyedihkan. Rasanya sama ngga nyamannya dari rasa kelaparan. Ada yang kosong tapi ngga cukup diisi dengan makanan jenis apapun. Rasanya juga sulit.


Tapi bukankah memalukan jika mengeluh untuk hal-hal seperti itu disaat lebih banyak orang yang hidupnya lebih tidak beruntung?


Masih ingat bukan tentang teori Piramida maslow. Kita baru bisa merasakan membutuhkan (sosial, penghargaan dan aktualisasi diri) setelah kita melewati kebutuhan akan fisiologis dan rasa aman.


Jika, hari ini gua merasa sedih dengan sesuatu tentang sosial.. tentang interaksi.. tentang relasi.. artinya gua sudah naik kepiramida kebutuhan yang lain kan?


Artinya, hidup gua sudah jauh lebih baik..


Yang Artinya lagi.. Gua patut untuk lebih bersyukur..


Ckk.. Gua benci kesimpulan yang gua dapatkan hari ini, but thanks Rachella, thanks Maslow..

Dan tentu saja Terimakasih Tuhan..


Terimakasih Tuhan untuk semua berkat baiknya.. tapi Tuhan kalau boleh sedikit ngelunjak.. Aku juga mau ngga sendirian lagi.

Bolehkah???



***

Ini bukan Fan Fiction 🤭

Ariel's NoteWhere stories live. Discover now