"Jim, jangan hanya berasumsi, bukan cuma Taehyung penyuka beruang."

"Tapi hanya Taehung yang punya alasan menyakiti Sera."

"Aku perlu mengecek ulang bukti ini, jangan sampai kau—kita, melakukan kesalahan lagi pada Taehyung."

Jimin bergeming.

"Aku benar-benar berharap, kita bisa menemukan nama lain selain dia. Tolong berpikir ulang, siapa kira-kira orang yang lebih berkepentingan melihatmu terpuruk, senang kau meninggalkan pekerjaanmu, selain Taehyung tentu saja," tukas Jungkook, sebelum keduanya bergegas masuk ke mobil, kembali ke Seoul.

🍁🍁🍁

Jimin kembali ke rumah dengan perasaan hampa. Seharusnya dia menemui Taehyung atau Raina guna mencari informasi, tapi Jungkook memaksanya istirahat sebelum memulai lagi pencarian. Dia menyetujui saran temannya, sebab dia memang teramat lelah dan tidak fokus, matanya berat setelah tidak bisa tidur lelap berhari-hari semenjak Sera hilang.

Bunyi pintu rumah bergeser saat dia masih melepas sepatu di foyer membuat Jimin menjeda menarik sepatu, manik matanya mendadak berbayang melihat sosok perempuan kecil, hanya setinggi bahunya, menghambur memeluknya.

"Oppa! Kenapa baru pulang?"

Jimin memejam erat-erat, menarik napas panjang berulang-ulang, menyakini sekuat tenaga bila sosok Sera yang tengah memeluknya, hanyalah halusinasi bukan nyata. Begitu Jimin membuka mata, dia berhasil meyakini apa yang dilihat dan dirasakannya, hanyalah bentuk kerinduan juga penyesalan atas semua hal yang pernah dia lakukan pada Sera.

Jimin sering mengabaikan istrinya dan lebih memilih pekerjaan, menghasilkan setumpuk sesal yang membebani seluruh pikirannya semenjak Sera hilang.

"Oppa, kapan libur? Kau bilang setelah kasusmu selesai, kita bisa jalan-jalan ke taman."

Jimin diam saja sembari menyeberangi ruang depan, Sera berlari kecil menyusulnya sampai ke kamar. Sera mengikutinya ke bathroom, berdiri di depan shower room yang pintunya dibiarkan terbuka saat Jimin mandi, buru-buru duduk di meja wastafel memperhatikan Jimin gosok gigi.

"Oppa, rambutmu perlu dipangkas. Kau bisa semakin tampan kalau rambutmu hitam panjang, nanti kau juga yang repot kalau jadi banyak yang naksir."

Jimin mencuci wajahnya berkali-kali, tapi sosok yang dilihatnya tidak mau hilang, berjalan di sampingnya sewaktu keluar dari kamar mandi. Sera menunjuk pakaian yang ingin Jimin ambil dari lemari, sesaat Jimin mengalihkan atensi, memandangi sosok istrinya yang tengah tertawa senang sambil memeluk lengan, memainkan jari-jarinya yang dingin lalu digenggam erat-erat.

"Oppa, Saranghae!"

Jimin berkedip dua kali saat Sera berjinjit untuk menciumnya, rasanya dingin, sedingin suasana kamar yang kelewat lengang. Tidak ada sosok Sera yang kerap bertanya tentang baju yang ingin dipakai, sepatu, sampai warna lipstick. Tidak ada lagi sosok istrinya yang kekanakan dan sering menangisi banyak hal, hobi bercerita apa saja sampai hidupnya yang terbiasa tenang menjadi lebih menyenangkan.

Jimin menggeleng berkali-kali, tumpukan embun di sudut mata mengaburkan pandangan. Dia lupa kapan terakhir kali menangis, tetapi saat ini dia sudah tidak bisa menahan air matanya.

"Maafkan aku," gumam Jimin, sebelum menarik Sera ke dalam pelukan erat, menenggelamkan tubuh kecil Sera sampai hilang di balik kedua lengan.

Semenjak Sera hilang Jimin menyimpan semuanya sendirian, menghalau segala kesedihan, rasa bersalah, kalut juga cemas, sampai-sampai pihak polisi pernah mencurigainya.

Seyogyanya Jimin sedang berharap semua hal buruk yang terjadi hari ini hanya mimpi buruk, dia akan terbangun setelah Sera membangunkannya, dia akan terjaga bersama Sera di sisinya. Sera yang otomatis tertawa senang saat mereka bersitatap, lalu memeluknya, mengungkapkan rasa cinta yang selalu membuat hatinya merona.

Sayangnya, kenyataan menampar Jimin terlalu keras, istrinya benar-benar hilang dan hingga 18 hari berlalu tidak juga bisa diketemukan. Tanpa jejak, nyaris seperti tertelan bumi.

Jimin menunduk, menciumi puncak kepala Sera yang masih dia peluk erat-erat, bersama semua rasa sayang dan berjuta sesal yang berjejal memenuhi relung hati terdalamnya.

"Sera, maaf untuk semua hal buruk yang pernah kulakukan padamu, aku sangat mencintaimu."

Kemudian, Jimin tidak sengaja menaikkan pandang ke kaca setinggi badan yang biasa dipakai Sera, berdiri tegak di depannya. Benda mati yang menyadarkan dirinya, bila tengah menangisi kisah hidupnya, sendirian. Tanpa Cho Sera, tanpa sosok sang istri yang dia cintai.

"Aku akan menemukanmu, aku akan segera menemukanmu," gumam Jimin, mengukuhkan hati bahwa dia pasti bisa menemukan Sera, seperti saat Sera berhasil menemukannya.

[ ... ]

👑 🐥🐻 👑

Couple yang terhalang penulis ⬆️🙂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Couple yang terhalang penulis ⬆️🙂

Karena udah mau tamat... saya kasih target ⬇️
Up lagi setelah jumlah vote 🌟 sama seperti part sebelumnya atau lebih 💜💜

thank you 🐥🐻

The CovenantWhere stories live. Discover now