"Selamat pagi, Pengacara Park. Aku datang lebih cepat, ada urusan mendadak setelah ini."

Pria itu menyapa duluan, bahkan sebelum Kirana sempat memberitahu Jimin. Dia tetap berdiri sampai Jimin menyapa dan menjabat tangan, kemudian barulah keduanya duduk berhadapan di antara meja kaca.

"Ini, laporan yang kau inginkan. Aku menyalin dari semua ruangan, siapa tahu dibutuhkan."

Jimin menerima laporan rekam CCTV dari sersan polisi Sim Jaeyun, teman Jungkook yang mata kanannya terlihat lebih besar dan nyaris tidak berkedip, ada bekas luka bakar yang menyeret sedikit kulitnya di area telinga kanan.

Dari perkenalan singkat mereka, Jaeyun menceritakan kembali dengan intonasi terlalu gembira bagaimana Jungkook menyelamatkan hidupnya dari ledakan bom. Dia ditarik oleh Jungkook ke lubang galian, sesaat sebelum bom menghancurkan tubuhnya.

"Aku tidak akan melupakan kejadian hari itu seumur hidup, Ibuku bahkan selalu mendoakan Jungkook sehat dan panjang umur." Jaeyun tersenyum lagi, meskipun wajahnya tidak bisa ikut tersenyum sebanyak rasa bahagia yang dia tunjukkan.

Percikan dari ledakan bom yang sempat mengenai Jaeyun, membuat otot syaraf wajah Jaeyun terganggu. Kalau saja Jimin tidak mengetahui cerita Jaeyun dari Jungkook sebelumnya, dia pasti mengira Jaeyun jenis manusia yang tidak suka tersenyum dan berekspresi.

"Aku telah mencari informasi dari para koki, petugas pengantar bahan makanan, dan semua orang yang masuk dapur hari itu." Jaeyun mulai berkata, sebelum Jimin sempat bertanya.

"Tidak ada yang tahu bagaimana bubuk jamur itu bisa ada di makanan Tuan Kim, setelah diteliti lebih lanjut ketua koki memastikan mereka tidak masak jamur jenis apa pun hari itu. Dugaanku ada yang menambahkan bubuk itu diluar lingkup dapur, tapi sayangnya tidak ada apa-apa yang terekam CCTV."

Jimin bergeming, menerima uluran file berisi rekaman CCTV yang diberikan Jaeyun.

"Apa detektif Seungwon tahu kau menyelidiki ini?"

"Sesuai yang disarankan Jungkook, maka kubuat semua laporan ini rahasia."

Jimin mengangguk samar. "Terima kasih banyak untuk bantuannya."

"Tidak masalah, kau bisa menghubungiku lagi kalau masih butuh informasi. Oh, pengusaha itu sering baca buku yang berbeda setiap hari, semua bukunya tebal dan sampul depannya keras."

"Dia dapat kiriman buku setiap hari?"

"Petugas di sana bilang, staf Tuan Kim sering datang membawakan buku dan makanan. Kau tahu lah, konglomerat suka punya standar makanan yang aneh."

Jimin mengangguk setuju, dia memberikan seluruh rasa muak yang sama dengan yang Jaeyun tunjukkan saat menyebutkan kata konglomerat. Seolah-olah Jimin tidak pernah menjadi bagian dari kalangan atas itu, sampai Jaeyun terlihat semakin nyaman berbicara dengannya.

"Apa hari Seokjin keracunan ada yang mengunjunginya? Atau sehari sebelumnya," tanya Jimin, entah bagaimana caranya dia merasa Jaeyun masih punya banyak informasi lain.

"Aku tidak sempat menanyakan, tapi seingatku direkam CCTV Tuan Kim terlihat berada di ruang kunjungan sehari sebelum keracunan." Jaeyun menjelaskan. "Sewaktu aku mendatangi kantor untuk menyalin rekaman, kuperhatikan ada mobil yang terlalu mewah terparkir. Plat mobilnya KSJ 0412 SUN, kucatat saja, siapa tahu kau membutuhkannya, Pengacara Park."

Seringai Jimin terulas dingin untuk informasi yang dia dapatkan, mengetik plat mobil itu pada pesan singkat yang dia kirimkan kepada asistennya.

Butuh info pemilik mobil dan semua hal yang menarik—Kirana.

The CovenantWhere stories live. Discover now