#32

105 20 3
                                    

Riddle

>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<

Talisa terpaku melihat apa yang ada dihadapannya. Butuh beberapa waktu untuk kesadarannya kembali, walau jantungnya masih berdegup sangat kencang.

Talisa mendekati secara perlahan, hingga cahaya dari tongkatnya mencapai kulit ular raksasa, hijau terang, beracun, dan tergeletak begitu saja melingkar di depan terowongan. Makhluk pemilik kulit ini minimal berukuran 6 meter.

Tentu saja ular sebesar ini akan bisa memakan manusia dewasa dengan utuh. Apa lagi Talisa tahu ular itu masih di dalam gua ini, gua yang sepenuhnya gelap.

Seketika Talisa mengingat ular jenis apa yang memiliki ciri seperti itu. Basilisk, yang diketahui sebagai peliharaan Salazar Slytherin, ular yang bisa bertahan ratusan tahun. Kenapa ia tak terpikirkan dengan itu. Semua kepingan dalam pikirannya telah menyatu, semua terasa masuk akal sekarang. Bahwa pintu kamar rahasia dibuka dengan parseltongue.

Mau tak mau, Talisa harus tetap maju. Karena bahkan pintu keluar satu-satunya yang ia lalui tadi telah tertutup cukup jauh di belakang. Sambil berharap para profesor bisa membuka dan ia tak harus tinggal di sana sepanjang hidupnya, terkurung kembali seperti di manor megan, yah walaupun itu berarti dia sudah mati jika terperangkap disini bersama ular raksasa.

Talisa menyusuri goa itu lebih berhati-hati. Berharap tidak bertemu pemilik kulit yang ia temukan. Hingga setelah membelok ke tikungan berikut, ia melihat dinding kokoh di hadapannya. Pada dinding itu terpahat dua ekor ular uang saling berbelit, dengan mata dari zamrud besar yang berkilau.

Di titik ini, Talisa menyadari bahwa hanya dengan parseltongue lah, pintu ini terbuka. Tetapi ia bukan seorang parselmouth seperti Salazar Slytherin atau keturunan nya. Jadi yang bisa ia lakukan adalah mencoba segala cara untuk membukanya.

"Alohomora" ucap Talisa berharap pintu itu dengan mudah terbuka dengan mantra sederhana, dan tentu saja tak terjadi apapun.

Dalam hatinya ia ingin menggunakan mantra peledak untuk menghancurkan ini, tetapi bagaimana kalau ular itu merasakan getaran ledakan dan menyerangnya?

Sejenak, Talisa ragu apa yang harus ia lakukan. Hingga ia memutuskan untuk mencoba satu mantra ledakan yang ia tahu dan langsung merubah mode dirinya ke posisi bertahan tepat setelah ledakan.

Talisa mengambil jarak aman, mengacungkan tongkatnya ke arah pintu itu dan merapal mantra. "Reducto!" Cahaya keluar dari tongkat Talisa dan dengan cepat menuju pintu batu

Serpihan batu kecil mulai menyebar, beberapa batu yang cukup besar dari langit langit goa terjatuh. Dengan cepat Talisa melompat dari tempatnya berdiri, menjauh daru reruntuhan. Mengangkat tongkatnya ke atas dan berteriak, "Protego!" dengan secepat mungkin.

Batu yang mengarah ke arahnya terhenti saat hamper menyentuhnya. Terhalang pelindung tak terlihat yang mengelilingi Talisa.

Pandangannya dipenuhi debu berterbangan. Talisa menyiagakan tongkatnya, dalam gelap sambil berjalan perlahan menuju pintu.

Setelah tak ada apapun yang terjadi pasca ledakan. Talisa kembali melihat pintu, yang saat ini haya terlihat bagian atasnya karena tertyutup tumpukan batu hasil ledakan. Anehnya pintu itu tak hancur, hanya menambah penghalang yang harus Talisa hilangkan. Itu membuat Talisa mulai putus asa.

Bisa saja ia menggunakan ledakan yang lebih kuat untuk melempar semua batu itu, tetapi ia takut akan terkubur hidup-hidup dalam runtuhan gua. Mau tak mau, Talisa harus memindahkan batu itu satu persatu.

Butuh waktu yang tak singkat untuk menyingkirkan batu itu. Dengan semua mantra yang ia ingat dan pernah praktekkan sebelumnya, Talisa sedikit demi sedikit membersihkan jalan yang harus ia lalui hingg ia berhasil menemukan pintu itu Kembali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fatum - Harry Potter FanfictWhere stories live. Discover now