#28

81 25 2
                                    

Polijus

>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<

Aula utama dihias dengan sangat megah, semua orang tampak sangat menikmati. Terkecuali Talisa yang sedang merasa aneh, akibat terlalu banyak muntah dalam keadaan perut kosong. Ini semua karena si kembar Weasley yang memaksanya mencoba ramuan baru mereka.

“Kenapa kau menggeliat seperti ulat?” Draco mengerutkan dahinya menatap Talisa yang hanya menyenderkan kepalanya ke meja selama professor Dumbledore memimpin lagu natal.

“Apa kau tak akan memakan ini.” Tanya Crabbe sembari langsung mengambil kue di piring Talisa tanpa menunggu persetujuannya.

“Aku kira aku akan kembali ke asrama terlebih dahulu.” Talisa berdiri dari kursinya dan hendak meninggalkan aula.

“Kalau begitu, aku akan ke asrama juga. Ini tak semenyenangkan dengan yang ku bayangkan.” Draco dengan cepat ikut berdiri. Mereka meninggalkan Crabbe dan Goyle yang masih sibuk dengan mengisi perutnya.

Dalam perjalanan menuju ke asrama, mereka berjalan pelan.

“Apa kau demam?” Kata Draco mengawali perbincangan.

“Tidak.” Balas Talisa. “Hanya mual.”

“Bukankah lebih baik ke rumah sakit?”

“Tidak, aku hanya ingin cepat bermalasan di depan perapian.” Talisa mepercepat langkahnya, Draco pun mengikutinya.

Hingga sampailah mereka di depan tembok batu kosong yang lembab. “Darah murni.” Talisa mengucapkan kata kunci dan pintu batu tersembunyi itu menggeser terbuka.

Talisa segera berjalan menuju kursi kosong yang paling dekat dengan perapian, sedangkan Draco segera menuju bawah pohon natal untuk menemukan kiriman dari orang tuanya.

“Ini lucu. Kau harus menlihatnya.” Draco memberikan Talisa potongan Daily Prophet dengan judul PENYELIDIKAN KEMENTRIAN SIHIR.

“Aku harus memberitahukan ini pada Crabbe dan Goyle, kau tunggu di sini.” Draco dengan cepat keluar dari asrama untuk mencari anggota geng nya.

Talisa membaca potongan berita itu

Arthur Weasley, kepala kantor penyalahgunaan barang barang muggle, hari ini dedenda lima puluh Galleon karena menyihir mobil muggle. Dan Mr Lucius Malfoy, anggota Dewan Sekolah Hogwarts menelepon mengusulkan pemecatan Mr Weasley akibat kejadian pendaratan mobil itu beberapa waktu lalu, yang Talisa tau ini dilakukan oleh Ron Weasley.

‘Apanya yang lucu?’ batin Talisa yang lalu menurunkan perkamen itu di atas meja. Dan menutup matanya, dengan harapan mual yang ia rasakan akan segera hilang. Siapa sangka efek mualnya akan bertahan lama pada dirinya.

“Apakah dia tertidur?” Talisa mendengar suara bisikan dalam tidurnya, dari orang di kursi seberangnya. Dengan malas, ia menoleh pada arah suara. Crabbe dan Goyle duduk dengan tegang melihatnya bangun dan terduduk.

Draco meraih perkamen yang Talisa taruh di meja dan menyodorkannya pada Crabbe tepat di bawah hidungnya. “Ini akan membuatmu tertawa.” Katanya.

Crabbe tampak kaget dan memberikan tawa yang sedikit dipaksakan, lalu memberikannya pada Goyle.

“Nah?” Draco tampak tak sabar. “Apa menurut kalian tak lucu?” tanya Draco melihat tanggapan Crabbe dan Goyle. Dan Goyle pun meberikan tawa seadanya.

“Artur Weasley sangat suka pada muggle, harusnya dia patahkan tongkatnya dan bergabung dengan mereka,” ucap Draco menghina. “Kau tak akan tahu Weasley adalah darah murni jika melihat dari tingkah mereka.”

Fatum - Harry Potter FanfictHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin