#23

376 50 3
                                    

Kamar Rahasia
>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<


Talisa memandang langit langit kamarnya. Di lain sisi, Dhapne telah tertidur dengan lelap.

Malam ini, banyak sekali pikiran yang muncul pada anak 12 tahun itu. Tentang tulisan di dinding, suara desisan ular, dan bahkan keterkaitan tiga anak Gryffindor yang cukup sering terlibat masalah.

Tentang kamar rahasia yang ada di Hogwarts. Seingatnya ia telah menjelajahi dan menghafal seluk beluk bangunan ini. tetapi ia tak memiliki informasi apapun untuk itu.

Lalu, musuh sang pewaris? Siapa pewaris yang di maksudkan di sini. Malfoy mengatakan tentang keturunan muggle sebelumnya. Mungkinkah ini tentang Salazar Slytherin?

Talisa berfikir itu cukup masuk akal, mengingat yang berkemungkinan besar membangun ruang rahasia adalah pendiri Hogwarts itu sendiri. Talisa juga teringat dengan legenda kamar rahasia yang ada di salah satu buku di perpustakaan.

Sebenarnya Talisa tak ingin terlalu memikirkannya, sama seperti siswa lainnya. Tetapi, entah kenapa ia merasa ini sesuatu yang berkaitan tentang kenapa ia disekolahkan di sini. Ia takut kebahagiaan yang telah ia cicipi ini menghilang lagi.


>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<


Tak seperti biasanya, perpustakaan cukup ramai hari ini. Talisa yang sengaja bergegas ke perpustakaan di sela sela kelas Mantra dan Transfigurasi untuk membaca kembali buku tentang kamar rahasia. Ia perlu mengkonfirmasi beberapa hal yang ia ingat.

"Wah, aku tak percaya buku sejarah Hogwarts akan dipinjam habis dalam satu hari." Salah satu pemuda dengan dasi asrama Hufflepuff.

"Semua orang membicarakannya. Tentu saja hal ini pasti terjadi."ucap orang di sebelahnya.

"Ah, tunggu Ced. Aku meninggalkan essay ramuanku di meja." Laki laki itu dengan tergesa gesa berlari memasuki perpustakaan lagi.

Talisa yang hendak memasuki perpustakaan mendengar percakapan mereka berdua. Ia memutuskan untuk bertanya.

"Hai, aku Talisa Clarke." Sapa Talisa membuka percakapan.

"Oh, hai. Aku Cedric Diggory." Balas laki laki itu dengan senyum ramah. Tetapi matanya bahkan tak bisa menutupi rasa kaget yang ia rasakan. Mungkin karena tiba tiba ada anak perempuan Slytherin yang tak ia kenal menyapanya.

"Aku tak sengaja mendengar pembicaraan mu dan temanmu sebelumnya. Tentang buku yang kau pinjam itu, apa benar benar tak ada yang tersisa?" Tanya Talisa hati hati.

"Sejarah Hogwarts?" tanya Cedric sembari menunjukkan buku yang ia bawa. Talisa mengangguk.

"Begitu lah, semua siswa sepertinya penasaran dengan hal yang terjadi kemarin." Jelas Cedric.

"Sayang sekali."

"Apa kau membutuhkannya untuk tugas? Aku bisa membiarkanmu untuk meminjamnya terlebih dahulu jika sangat perlu" Cedric bertanya ramah.

“Tidak, mungkin saja tujuanku sama seperti siswa lain. Aku akan meminjamnya setelah kau selesai.”

“Ah, kalau begitu akan aku usahakan untuk mengabarimu jika aku mengembalikan buku ini.” Talisa tersenyum menghadapi tawaran itu.

Fatum - Harry Potter FanfictUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum