Bab 4: Perselisihan

7 0 0
                                    

Satu bulan berlalu....

Sinetron yang di bintangi Jovan dan Jessica menjadi viral dan tranding. Ratingnya pun menjadi sinetron nomor satu di Indonesia. Banyak yang suka dan menjodoh-jodohkan Jessica dan Jovan apalagi mereka sama-sama single.

"Gila Follower gue nambah jutaan," seru Jovan melihat layar handphone nya seraya rebahan di jok mobilnya. Saat ini ia tengah break syuting. Waktunya sekarang cukup padat karena harus syuting kejar tayang setiap hari.

"Chemistry lu sama Jessica tuh dapet banget dan cocok, makanya mampu menyihir masyarakat Indonesia," seru Rudi yang merupakan asistennya juga.

"Berhenti bilang gitu. Chemistry apanya, gak liat apa tiap abis syuting kita berantem terus," gerutu Jovan.

"Ya, itu lumayan hiburan buat para kru di sini," kekeh Rudi.

"Ck, lu pikir gue wayang apa," gerutu Jovan kembali fokus memainkan handphone nya.

Pandangan Jovan tertuju pada seseorang yang berjalan di depannya, tak jauh dari posisi mobilnya terparkir. Terlihat Jessica tengah memungut seekor kucing kecil.

"Meong, kenapa kamu kurus sekali," seru Jessica mengusap kepala kucing kecil itu. "Arini, tolong ambilin ikan di kotak makanku dong."

"Iya, kak Jess."

"Kamu pasti kelaparan yah, uhh kasian sekali kamu," seru Jessica. Dan Jovan sejak tadi memperhatikannya, walau tangannya memegang handphone tetapi pandangannya tertuju pada sosok Jessica di depannya.

"Kak, ini ikannya. Nanti Kak Jess makan siang sama apa dong," seru Arini.

"Gak apa-apa, aku sih gampang," ucap Jessica memberikan ikan itu ke kucing.

"Ayo makan yang banyak." Jessica berjongkok seraya memperhatikan kucing yang tengah memakan ikan itu dengan lahap. Jessica tersenyum memperhatikan kucing itu.

Ingatan Jovan melalang buana ke beberapa tahun yang lalu.

Jovan baru saja pulang sekolah. Ia mengendarai moge miliknya. Saat di perjalanan tak jauh dari sekolah, ia melihat sosok Jessica yang tengah merunduk ke arah gorong-gorong jalan. Karena penasaran, Jovan pun meminggirkan motornya dan ia menuruni motor seraya melepaskan helm full face merah yang di gunakannya.

"Hei Jess, lu lagi apa?" Tanya Jovan membuat Jessica menengadahkan kepalanya dan terlihat pipi dan hidungnya kotor terkena debu.

"Ah Jovan," seru Jessica beranjak dari posisinya. "Itu kucing kejebak di gorong-gorong, kasian banget. Aku gak bisa ngambilnya, terlalu dalam gorong-gorongnya. Takutnya kalau hujan air akan penuh di sana dan kucing itu bisa ternggelam," seru Jessica menjelaskan dengan wajah sedih juga penuh kekhawatiran.

"Biar aku coba ambil," seru Jovan. Jessica memberi ruang untuk Jovan. Jovan melepaskan jaket motornya begitu juga tasnya. Ia pun masuk ke dalam gorong-gorong, dan mengambil anak kucing itu.

"Ini," seru Jovan memberikan anak kucing itu, yang langsung di ambil oleh Jessica.

"Akhirnya kamu bisa keluar juga."

Jovan keluar dari gorong-gorong dan terlihat seragam putihnya jadi kotor. Kini mereka berdua sama-sama berdiri berhadapan dengan Jessica menggendong kucing.

"Seragam kamu jadi kotor," ucap Jessica.

"Gak masalah," jawab Jovan. "Kamu berniat merawat kucing itu?" Tanya Jovan.

Musuh Tapi MenikahWhere stories live. Discover now