18. Mengusahakan Topik (2)

Start from the beginning
                                    

"Kau sedang apa, sih? Sok sibuk sekai? Kenapa lama sekali mengangkat teleponku?"

Aku merotasikan bola mata, "Kenapa kau menelepon?"

"Hah? Yang benar? Serius?"

"Apa, sih?"

"Kau serius, Na?"

"Apa, dasar gila?!"

"Ayolah, kau benar-benar serius? Sekarang telepon dariku sudah harus kau tanyakan alasannya? Bukankah memang kita sering, ya, mengobrol via telepon?"

Sejenak aku terdiam. Apa yang dikatakan Andre memang benar. Kenapa sekarang aku malah mempertanyakan alasan Andre untuk meneleponku? Padahal selama ini, itu adalah hal yang wajar dan sah-sah saja. Kenapa aku jadi seperti ini kepada Andre? Dan ... kenapa sekarang aku malah berpikir bahwa ini semua karena sudah ada Rama?!

"Ya ... belakangan ini, kan, kita sudah lama tidak teleponan begini. Kenapa kau tiba-tiba menelepon lagi?"

"Hanya ingin menanyakan kabarmu. Aku penasaran dengan alasan kenapa kau sedikit berubah belakangan ini."

"Berubah? Berubah bagaimana maksudmu?"

"Kau tidak menyadarinya? Perlu kujabarkan semuanya? Satu alasan saja. Terakhir kali kita jalan berdua itu, sudah menjadi alasan paling kuat. Itu adalah kali pertama di mana kau terlihat gelisah jalan denganku. Seperti ada yang mengganggumu. Seperti kau menunggu agar waktu jalan-jalan kita itu cepat selesai. Seperti kau tidak lagi merasa nyaman jalan berdua denganku."

Aku menarik napas dalam, lantas mengembuskannya dengan pelan. Andre lebih cepat membaca diriku yang sudah berubah ketimbang diriku sendiri. Apa yang dia katakan tidak ada yang salah, membuatku lagi-lagi harus merasa bersalah. "Aku tidak bermaksud begitu, Ndre. Mungkin karena belakangan ini kuliahku sedang padat-padatnya."

"Kau yakin?"

"Kau tidak percaya dengan alasanku?"

"Tentu aku harus selalu curiga dengan seorang pengarang hebat sepertimu, bukan?"

Aku tertawa. Lantang sekali. "Dasar kurang ajar! Mau apa, sih kau? Mau menginterogasiku? Mau tau apa yang sedang kulakukan belakangan ini sampai mulai lupa denganmu? Kau tidak tau konsep people come and go?"

"Kenapa kau berubah, Na? Apa ada yang harus diperbaiki dari hubu—eh. Maksudku, pertemanan kita?"

"Tidak ada yang salah dari kita berdua, Ndre. I just find someone."

Andre terdiam cukup lama mendengar jawabanku. Mataku terpejam, merapalkan doa dalam hati agar tidak ada perasaan orang yang hancur malam ini.

"A-apa, Na?"

"I found him, Ndre. I found my new reason to be happy."

"Laki-laki?" tanyanya langsung.

"Tadi kubilang, i found him. Him tidak mungkin perempuan, kan?"

"Siapa orangnya, Na? Apa kau yakin dia lelaki yang baik? Kenapa kau jadi nekad begini berteman dengan lelaki? Di mana dia tinggal, Na? Tunggu, kenapa kau tidak memperkenalkannya dulu padaku?"

FWB: Friends With BittersweetWhere stories live. Discover now