Gara-Gara Leo Kegerahan

Comincia dall'inizio
                                    

Dan selanjutnya kedua rantau dari Hongkong itu pun melanjutkan obrolan dengan bahasa kantonis, yang tentu saja membuat Zayyan dan Hyunsik hanya bisa plonga-plongo karena tidak mengerti bahasa mereka.

Tak lama kemudian, Gyumin pun muncul dari dapur sambil membawa dua gelas susu hangat untuk Zayyan dan Leo.

"Eh, Sing udah kenalan sama mereka berdua juga?" tanya Gyumin.

"Iya, udah barusan," jawab Sing.

"Syukur deh. Eh, silahkan diminum," ucap Gyumin pada Zayyan dan Leo dengan ramah.

"I-Iya, terimakasih," jawab Zayyan, lalu mengambil gelas berisi susu itu, begitu pula dengan Leo.

Leo langsung meminum susunya sampai habis, sedangkan Zayyan sedikit demi sedikit.

"Kenapa Zayyan Hyung nggak langsung habisin susunya? Nggak enak ya rasanya?" tanya Gyumin.

"Na..na...nas...nanas...," jawab Zayyan sambil mangap-mangap nggak jelas seperti ikan mujair yang melompat keluar dari dalam kolam.

"Ha?? Nanas???" tanya Gyumin, Sing dan Hyunsik bersamaan.

"Nanaass...cucunya nanaaas...," Zayyan mengucapkan kata dengan tidak jelas, namun anehnya malah terkesan imut dimata semua yang melihatnya diruangan itu.

"Kiyowoo...," celetuk Hyunsik keceplosan.

"Gemasin banget sih Hyung yang dari Indonesia ini," batin Sing.

"Duh gemas, ngomongnya lucu kayak bayi," batin Gyumin.

"Kenapa Zayyan Hyung gemasin banget sih?" batin Leo yang juga gemas melihat tingkah lucu Zayyan.

Zayyan pun merasa bingung, karena ke empat pemuda itu menatap ke arahnya sambil senyum-senyum nggak jelas.

"Kalian kenapa sih ngeliatin aku kayak gitu?" protes Zayyan.

"Eh...uhmm...e-enggak kenapa-kenapa," elak Leo, dan diangguki oleh yang lainnya. Alhasil ke empat pemuda itu malah jadi salah tingkah sendiri.

"Eh, maaf tadi Hyung bilang nanas ya, memangnya Hyung lagi kepingin makan nanas?" tanya Gyumin polos.

"Bukan nanas tapi PANAS. Tadi lidahku kepanasan gara-gara susunya masih panas, makanya aku ngomongnya nggak jelas," terang Zayyan.

"Ooohhh...begitu toh," keempat pemuda dihadapannya itu pun manggut-manggut mengerti.

Setelah selesai meminum susunya, akhirnya Hyunsik pun menetapkan kamar untuk Zayyan dan Leo.

"Nah berhubung diruang Mawar Melati ini terdapat tiga kamar tidur yang saat ini masing-masing ditempati oleh ku, Gyumin dan Sing, maka kalian sebagai murid baru juga akan mendapatkan kamar untuk kalian tidur," ucap Hyunsik.

"Terimakasih, Hyung," timpal Zayyan dan Leo bersamaan.

"Sing, untuk malam ini kamu sekamar dengan Zayyan, dan kau Gyumin, kamu sekamar dengan Leo ya!" ucap Hyunsik lagi.

"Oke, siap!" Sing menyambut usulan itu dengan senang hati karena dirinya akan sekamar dengan Zayyan yang menggemaskan batinnya.

Namun Leo malah tampak tak bersemangat. Pasalnya sebagai anak baru, dia berharap dirinya bisa sekamar dengan Zayyan yang sama-sama baru datang hari ini seperti dirinya.

Sing pun segera membantu membawakan koper Zayyan dan mengajak Zayyan untuk ke kamarnya.

"Zayyan Hyung, ayo kita ke kamar!" Ajak Sing semangat.

"Nde," jawab Zayyan menurut, lalu mengikuti Sing ke kamar. Sementara Leo memandangi mereka berdua dengan tampang cemberut dan bibir yang dimanyunkan.

Friendship (Xodiac) End√Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora