Zayyan jadi membandingkannya dengan masjid. Di masjid juga sering jadi tempat akad sih. Tapi kalau jadi latar tumbuhnya benih-benih cinta... Apa itu terjadi di sebuah kajian?

Masa pulang-pulang kajian ketemu jodoh? Eh, tapi itu juga gak begitu aneh.

Zayyan terkekeh sendiri dengan pikirannya yang absurd.

"Kau akan masuk kan?" Tanya sing begitu mereka sampai di depan pintu gereja yang megah, yang membuat zayyan jadi mendongak hanya untuk melihat kuncupnya.

"Aku... Sepertinya aku disini saja" Zayyan menolak. Tentu saja.

"Ayolah... Aku tak akan membaptis mu"

Mau bagaimanapun zayyan menolak, ia tetap tak bisa melangkahi keras kepala sing.

Mau tak mau zayyan masuk, sambil celingak celinguk, menatap orang-orang yang duduk dengan rapih. Merasa sangsi dan takut jika saja ada yang memergokinya, seakan-akan tulisan 'bukan ummat yesus' ada di dahinya.

Tak begitu banyak orang. Tapi tidak juga sedikit.

Sing duduk di kursi bagian tengah. Zayyan mengikutinya, duduk di samping sing dengan kedua tangan di paha. Ia berani bertaruh kalau perasaannya sekarang lebih mendebarkan ketimbang ketimbang showcase pertama kali.

Sabat (ibadah) dimulai. Zayyan bersikap profesional begitu pendeta di podium memulai pidato nya, dan dimulai lantunan-lantunan do'a yang zayyan tak mengerti.

Sing berbisik, "pejamkan matamu"

Zayyan menoleh, ikut memejamkan mata. Sedetik setelahnya ia menggerutu "jum'atan agamaku nanti pokoknya kamu harus ikut. Gak mau tau!"

Sing terkekeh. Kemudian membuka mata ketika ucapan 'amen'. Zayyan ikut membuka mata dan melihat sing yang tersenyum lucu padanya.

"Kalau aku ikut ke tempatmu beribadah, apa aku harus pakai baju kokoh juga?"

"Tidak, aku tidak sejahat kamu yang memaksa orang dengan agama berbeda denganku, untuk masuk ke masjid, hanya karena orang itu sudah berjanji untuk memenuhi permintaanku" Sarkas zayyan.

Mereka berusaha berbisik disaat pendeta itu sedang ceramah~atau apalah itu.

"Waah.. Kau.. Sepertinya hari ini kau sangat banyak menggerutu ya"

Zayyan menghela nafas. Sikap sing yang pura-pura bodoh membuat mood nya jadi tambah jelek.

Bagaimana dia tidak badmood? Hanya karena permintaan unexpected sing yang absurd, membuat zayyan tak bisa ikut ke everland dengan beberapa member lainnya. Padahal selama beberapa bulan di Korea, zayyan jarang sekali pergi ke taman rekreasi. Namun saat ada kesempatan, sing mengambil kesempatannya itu dengan-yah~memikirkannya saja membuat zayyan kesal.

"Hai... " Sapa seorang perempuan dengan suara lembut ditengah pidato pendeta itu berlangsung.

"Oh.. Kau sudah datang" Sing bergegas memberi tempat yang kosong di samping kirinya untuk perempuan itu.

Perempuan dengan rambut di gerai sebahu, dengan baju kasual yang sepadan di tubuhnya itu kemudian membungkuk kecil pada zayyan, tersenyum anggun.

"Halo, namaku may leen, temannya sing. Salam kenal"

Sapaan gadis itu membuyarkan pikiran zayyan. Membuat lelaki itu tersenyum kikuk "ah, Hai.. Aku zayyan, member xodiac"

Perempuan itu kemudian duduk seraya mendengarkan pidato pendeta di depan, Duduk di samping sing dengan sedikit menyisakan jarak.

Zayyan tak bodoh. Ia tahu perempuan itu. Gadis yang sing sebut pernah menjadi kekasihnya. Gadis yang terbang dari negeri sebrang hanya untuk sepucuk surat.

"jayan-ah"|| XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang