31

393 27 0
                                    

Daripada terakhir kali dilihat, wanita itu tampak sedikit berbeda. Rambut hitam Karin diikat ekor kuda, poninya juga panjang melewati mata dan membelah hingga memperlihatkan keningnya. Tulang selangkanya terlihat sangat jelas dari balik atasan dengan kerah V yang dikenakannya. Pipinya tampak lebih tirus.

Perubahan Karin bukan berarti seperti orang sakit di mata Yui. Wanita itu masih dapat disebut baik-baik saja. Bahkan sepasang mata kecokelatan Karin memang selalu terlihat dingin, tak berubah dari dulu.

Tapi Yui pun tak bisa mengabaikan apa yang dikatakan Ten dan Rei mengenai Karin padanya. Bisa jadi perubahan fisik Karin karena itu.

Galau hingga tak berselera makan dan berat badan turun.

"Yui?"

Saat namanya disebut, lamunan Yui langsung membuyar dan jantungnya tiba-tiba berdetak tak keruan. Kening Karin terlihat jelas mengkerut saat berjalan ke arahnya.

"Aku tak menyangka kita bertemu di sini." Ujar Karin yang sekarang telah berdiri di hadapan Yui.

Yui bingung harus bersikap bagaimana. Tapi ia berakhir tertawa kaku. Seperti orang bodoh.

"Ya ... Aku juga demikian." Balas Yui.

"Kabarmu bagaimana?"

"Baik-baik saja ... "

Karin menyunggingkan senyum. "Baguslah."

Lalu ia tak tahu mau berbicara apa lagi.

Suasananya seketika canggung saat mereka saling tatap--mungkin hanya perasaan Yui saja. Namun syukurlah tak berlangsung lama, seorang karyawan bernama Inoue menghampiri mereka.

"Kebetulan sekali aku melihat kalian berdua di sini." Kata Inoue.

Keduanya pun menoleh ke arah Inoue, si wanita kurus dengan senyum yang cerah dan rambut sebahu cokelat.

"Seki mengundang kalian untuk pesta barbekyu kecil-kecilan di taman pada jam 7 malam nanti."

.

Yui membatalkan niatnya pergi ke konbini dan mengurung diri di kamar dalam kebimbangan hingga jam 7 malam. Ia kembali bingung karena memikirian cara bersikap yang benar di depan Karin.

Tiga tahun telah berlalu, di mana Yui merasa wanita itu mencampakkannya ... Ah, tapi menurut pemikiran Yui yang lainnya hal itu wajar terjadi. Saat itu juga ia yang salah karena terlalu berharap pada Karin yang padahal akan menikah dengan tunangannya ... Jadi mungkin bila hari itu ia tidak meminta Karin untuk memutuskan tunangannya agar bisa bersamanya, perasaan bingung begini tidak akan terjadi.

Ia merasa cukup malu dan tak tahu diri. Tapi ia juga merasa ingin melihat Karin lagi setelah sekian lama tak bertemu.

Dengan perasaan gugup, Yui keluar dari kamar dan pergi ke taman. Di sana sudah hampir 10 orang yang berkumpul termasuk para karyawan dan pemilik penginapan. Terlihat juga barang-barang telah disiapkan dan tinggal memulai pesta. Yui merasa tak enak hati karena terlalu lama berada di kamar hingga melewatkan persiapannya.

"Yui-san, kemari ... " Seki melambaikan tangan kepada Yui yang masih berdiri di selasar.

Karin sibuk menyiapkan bara api di pemanggang ikut memandang. Yui segera mengalihkan pandangannya kembali pada Seki karena jantungnya berdegup kencang. Ia semakin gugup.

Saat berjalan ke taman, Seki menyambutnya dengan antusias.

"Aku senang kau mau menginap lagi kemari meski ada kejadian yang tak mengenakan saat itu." Ujar Seki. "Oh iya, duduklah. Kau jangan repot-repot membantu ... Tinggal duduk saja dan chef kita yaitu Karin akan menyiapkan hidangan untuk kita."

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang