17. Mengusahakan Topik (1)

Start from the beginning
                                    

Raina Genna Eldirah:
"Hahaha. Mungkin seketika kau akan menjadi orang yang pendiam."

"Kau akan kesulitan untuk menggangguku nanti kalau kuliah sudah diadakan secara offline."

Rama Hakmani:
"Percaya atau tidak, sesakit apapun gigiku."

"Akan kuusahakan setidaknya kepadamu aku masih bisa mengucapkan kalimat-kalimat baik."

Aku terdiam, sedikit tersenyum karena mulai menebak ke mana arah pembicaraan ini.

Raina Genna Eldirah:
"Kalimat-kalimat baik?"

"Misalnya?"

Rama Hakmani:
"Kamu jelek."

Raina Genna Eldirah:
"Menyebalkan!"

"Itu bahkan tidak lebih dari dua kata."

"Kudoakan semoga gigimu akan terasa sakit selama mungkin."

Rama Hakmani:
"Kau tidak boleh begitu."

"Kalau aku tidak bisa kuliah karena sakit gigi, lantas siapa yang akan menjadi temanmu di kampus?"

Raina Genna Eldirah:
"Aku masih punya Kenzie. Dia temanku sejak semester satu."

Rama Hakmani:
"Tapi Kenzie tidak punya senyuman manis yang bisa membuatmu salah tingkah seperti di kafe tadi."

Raina Genna Eldirah:
"SIAPA YANG KAU BILANG SALAH TINGKAH?"

Secara refleks aku malah melepas ponsel dari tanganku hingga jatuh tergeletak di atas kasur. Benarkah? Dia menyadari bahwa selama di kafe tadi aku terlalu gugup? Aku terlihat salah tingkah? Di mana harus kusembunyikan wajahku sekarang ini?

Rama Hakmani:
"HAHAHA."

"Kau bahkan sampai lupa menaikkan standar motormu, Raina."

Sudah banyak alasan dan balasan telak untuk Rama yang muncul di kepalaku saat itu tetapi aku lebih memilih untuk mengalihkan topik sesegera mungkin sebelum lelaki menyebalkan ini semakin jauh menggangguku. Kenapa dia bisa sampai sesadar itu dengan senyumannya sendiri? Kenapa dia tau bahwa selain netra cokelatnya, cara dirinya melengkungkan senyum juga termasuk pemandangan manis yang tidak bisa kulewatkan?

Raina Genna Eldirah:
"Siapa saja yang sudah tau?"

Rama Hakmani:
"Tau tentang apa?"

"Tentang kau yang siang tadi salah tingkah di kafe?"

Raina Genna Eldirah:
"Bukan, bodoh!"

"Berhenti menggangguku!"

"Siapa saja yang sudah tau tentang kawat gigimu?"

Rama Hakmani:
"Ibuku, bapakku, adik perempuanku, adik laki-lakiku."

"Dan kau."

FWB: Friends With BittersweetWhere stories live. Discover now