Bagian 1

313 3 12
                                    

"Aku ingin kamu menikahi ku, Theodore!" ujarnya, kini gadis itu sudah tak ragu untuk berterus terang kepada Theodore, ia sudah lama menanti hari ini datang.

Sierra Leone Field merupakan anak ketiga dari bibinya—Sienna Jules Wilcoln atau mungkin wanita tua itu sudah menyandang nama Fields sekarang. Sewaktu kecil keduanya kerap bermain bersama dengan Sienna yang selalu mengawasi mereka. Sekilas dalam ingatannya, sewaktu kecil Theodore bersikap sangat posesif dalam menjaga Sierra terutama ketika mengetahui jika ada seseorang yang berusaha mendekati dan menjahati adiknya. Namun Theodore berani bersumpah jika itu tidak lebih dari keposesifan seorang kakak kepada adiknya.

Tentu saja dia sangat terkejut dengan pernyataan yang keluar dari Sierra, Ia nyaris tak percaya Sierra mengatakan hal itu. Theodore bisa dikatakan sebagai seseorang yang terbiasa mengontrol ekspresi wajahnya, namun kali ini adalah pengecualian, Theodore tak lagi dapat mengontrol ekspresi wajahnya begitu mendengar pernyataan dari Sierra. Mata abu-abunya melebar, bahkan saat ini ia sudah melupakan patah hatinya.

"Kamu sedang bercanda, bukan?" tanyanya, masih tak mempercayai apa yang baru saja Ia dengar.

"Aku tidak bercanda, Theo. Aku benar-benar mencintai mu, rasanya sangat sesak ketika melihat mu menjalin hubungan dengan wanita lain."

Theodore membuang napas berat, jari-jarinya bergerak keatas untuk memijat pelipisnya sebelum Ia kembali menekankan kata kepada gadis di hadapannya, "We're fucking cousins, Sierra. Apa yang sudah kamu pikirkan?!" bentak Theodore.

"Percayalah aku tidak ingin mencintai mu, tetapi... tetapi itu begitu sulit, Theodore!"

"Dengar, ini semua adalah kesalahan. Aku ingin kamu menghapus perasaan gila mu itu, ok?" tegas Theodore, kali ini perkataan nya dibuat lebih serius dan dingin sehingga dapat membuat Sierra mematung, kesulitan dalam membalas ucapannya.

Kemudian Theodore melangkahkan kedua kaki jejangnya menuju lift untuk keluar dari Penthouse miliknya secepat mungkin.

"Dimana Sierra, Boss?" tanya Ben begitu Ia berhasil menyusul langkah kaki atasannya.

Benjamin O'brien atau kerap disapa dengan sebutan Ben merupakan orang kepercayaan-nya. Kemanapun Theodore pergi, pasti Ben selalu mengekorinya. 

Di dalam lift, pertanyaan yang Ben tanyakan tak kunjung di jawab oleh Theodore. Ben menghela napas panjang, sebetulnya Ia sudah terbiasa dengan sikap tak acuh yang Theodore miliki dan Ben tak lagi mempermasalahkan-nya, tetapi tak bisa dipungkiri kalau Ia sangat penasaran dengan apa yang baru saja terjadi diantara sepasang saudara itu.

"Kau akan pergi bekerja, Boss?" tanyanya sekali lagi.

Theodore menggeleng, "Kita akan pergi ke Wilcoln Hotel yang ada di kota ini, dan katakan pada mereka jika aku akan tinggal selama beberapa minggu disana," ujar Theodore yang di balas dengan sebuah anggukan oleh Ben.

Ben segera mengeluarkan iPad miliknya. Jemarinya sibuk menari-nari di papan touch-screen tersebut. Selama di dalam lift keduanya hanya terdiam, Theodore masih memikirkan perkataan Sierra kepadanya sedangkan Ben sibuk melakukan pekerjaannya sebagai orang kepercayaan Theodore.


.....

Malam ini merupakan malam ke-3 sejak Theodore mengurung dirinya di Wilcoln Hotel.

Wilcoln hotel merupakan salah satu bisnis resort yang dikelola oleh WEG. Bisnis satu ini sangat terkenal dan sudah tersebar di sejumlah negara di seluruh dunia. Wilcoln hotel juga terkenal dengan arsitektur bangunannya yang menawan, serta kemewahan yang hadir dalam suasana damai dan terkesan pribadi. Sekitar 20 gedung hotel berhasil tersebar di setiap kota yang ada di Amerika Serikat, salah satunya itu berada di kawasan California, Los Angeles.

Hotel dengan 37 lantai tersebut mampu memberikan pemandangan indah Kota Los Angeles dari masing-masing kamar hotel yang tersedia. Theodore baru saja mengetahui fakta yang sangat mengejutkan dirinya dan pria itu memilih untuk mengurung diri di lantai paling atas gedung hotel tersebut bersama dengan belasan botol alkohol yang sudah terletak secara acak di sepanjang lantai ruang tamu yang sekarang ditinggalinya. 

Ia sangat membutuhkan semua itu, paling tidak sampai ia berhasil menjauhkan pikirannya dari bayang-bayang Sierra pada malam itu. 

Perkataan Sierra mampu mengambil alih pikirannya, Theodore dibuat tak fokus oleh gadis licik itu. Theodore berpikir bahwa ia harus segera bertindak sebelum gadis itu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Sebagai seseorang yang menyandang nama Wilcoln, tentunya Theodore paham betul bagaimana keobsesian seorang Wilcoln pada sesuatu yang mereka inginkan. Itu yang membuat Theodore tak tenang. 

Jika sampai ada satu anggota keluarga yang tahu, mereka mungkin saja akan mengabulkan keinginan Sierra, mengetahui jika Sierra merupakan anggota keluarga termuda dan merupakan seorang perempuan. Terlebih lagi, Sierra sangat dimanja oleh Henry Wilcoln—kakeknya. Itu bukanlah fakta yang bagus untuknya, mengetahui bahwa dirinya hampir gila karena baru saja ditinggalkan oleh mantan kekasih yang sangat di cintai olehnya.

Tak lama dari itu, dering ponsel miliknya berhasil membuyarkan lamunannya. Theodore segera mengambil benda pipih tersebut dan melirik sebuah nama yang terukir pada layar posel miliknya. Theodore mengerutkan keningnya begitu ia menemukan nama Alvero disana.

Alvero Wilcoln merupakan anak kedua dari Ethan Wilcoln yang merupakan pamannya. Lelaki yang lebih muda 4 tahun darinya itu memiliki umur yang sama dengan Sierra sehingga membuat keduanya terlihat begitu akrab, namun sedikit yang Theodore dengar jika Alvero sebenarnya tak terlalu menyukai bergaul dengan gadis manja seperti Sierra, tetapi Ia juga tak yakin karena ia tak pernah melihat Alvero berdebat dengan Sierra.

Walaupun memiliki umur yang sama dengan Sierra, Theodore tak menganggap Alvero sebagai adik lelaki atau semacamnya, karena Ia tak menyukai kepribadian yang Alvero miliki. Lelaki itu sering kali bersikap kurang ajar kepadanya, seperti bertingkah kurang sopan di hadapannya ataupun berkata kasar kepadanya, berbeda dengan Sierra yang memiliki kepribadian manis dan terkesan manja kepadanya sehingga hal tersebut merupakan alasan Theodore menjadikan Sierra sebagai adiknya.

Walaupun begitu tanpa persetujuan darinya, Alvero sudah menganggap Theodore sebagai kakak lelaki yang dia miliki, bahkan tak jarang Alvero memanggilnya dengan sebutan Brother. Singkatnya, dapat dikatakan jika sebetulnya Alvero sangat menghormati Theodore tetapi lelaki itu melakukannya dengan caranya sendiri.

Theodore mendekatkan benda pipih itu ke telinganya, hendak membuka suara sebelum ucapannya lebih dulu terpotong oleh pernyataan dari Alvero, "Brother kau ada dimana, sialan? semua orang khawatir karena merekka tak bisa menemukan mu di Penthouse mu," jedanya.

Theodore membayangkan jika di sebrang sana Alvero mungkin sedang mengemudi mobilnya karena Ia beberapa kali mendengarkan suara klatson mobil disana.

"Omong-omong aku sudah mendengar cerita tentang Sierra dari Ben. Jangan salahkan Ben, aku yang memaksanya untuk cerita. Walaupun tetap saja dia tak memberitahu keberadaan mu, dia menyuruh ku untuk menanyakan langsung kepadamu," lanjutnya.

Theodore membuang napas panjang, dia memang sudah menceritakan semuanya kepada Ben saat perjalanan mereka ke Wilcoln Hotel dan menyuruhnya untuk tak mengatakan kepada siapapun. Theodore nyaris tak percaya jika Ben secepat itu melanggar janjinya, tetapi ia tak bisa marah karena itu semua sudah terjadi.

"Kau ada disisi ku atau gadis gila itu?" Theodore bertanya. Terdengar kekehan geli dari seberang sana.

"Tentu saja diri mu, brother. Aku selalu mendukung mu, kau tahu," ujar Alvero dibalik panggilan tersebut.

"Aku ada di Wilcoln Hotel daerah Los Angeles."

"Oke, aku segera kesana," ujarnya, sebelum Theodore sempat melarang dirinya, lelaki itu sudah memutuskan sambungan telepon mereka.



NOTE: [1045 kata] im just gonna write sampai 1000 words aja. Jangan lupa berikan saran ataupun kritik yang membangun!

DANGEROUSLYWhere stories live. Discover now