The Boxing Champion (7)

237 30 5
                                    

Seungcheol terbangun saat merasakan sinar matahari masuk kedalam kamarnya. Ia merasakan kepalanya sakit. Seungcheol kemudian duduk dan melihat ke sekeliling ruangan.

Ruangan ini terlalu familiar baginya. Dan juga ada mingyu yang tengah tertidur disampingnya. Seungcheol mengerutkan keningnya berusaha mengingat fitur di ruangan ini.

Bukankah ini rumahnya sendiri? Kenapa dia bisa ada disini bersama dengan mingyu? Pikir seungcheol.

"Mingyu, bagaimana kau tau aku tinggal disini?" Tanya seungcheol dengan suara rendah seolah menahan amarah yang ada dalam dirinya.

Mingyu yang tertidur segera bangun saat mendengar suara seungcheol. Mingyu duduk dan menatap kosong pada seprai, selimut, dan pakaian mereka yang berserakan di lantai. Mingyu bingung tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.
 
"Bagaimana kau tau kalau aku tinggal disini?" Tanya seungcheol lagi dengan nada penuh penekanan.

Mingyu mengalihkan pandangannya pada seungcheol yang duduk disebelahnya. Ada genangan air mata yang menumpuk di mata indah kekasihnya. Mingyu tiba-tiba merasa sedikit tertekan, namun pada akhirnya dia menjawab pelan.

"Aku pernah mengikutimu sebelumnya ..."

"Kapan?"

"Saat aku marah dan melarangmu untuk tidak terlibat di dunia tinju hitam lagi..."

"Jadi kau sudah tau dimana aku tinggal sejak lama...?" Tanya seungcheol dengan mata yang penuh ketidakpercayaan, kesedihan, dan kekecewaan.

Seungcheol tidak bisa menahan lagi air matanya yang meluap dan jatuh menetes ke tempat tidur.

Mingyu tidak berani melihat ke arah seungcheol tapi suara isak tangis seungcheol membuatnya bergerak maju untuk memeluk seungcheol. Tapi seungcheol menepis dengan keras dan mundur untuk menjauh dari mingyu.

"Maafkan aku Seungcheol, aku tidak tahu kalau kamu akan marah seperti ini jika aku tau rumahmu..."

"Apa permintaan maafmu berguna sekarang...?" kata Seungcheol gemetar.

"Aku memang sangat bodoh karena berpura-pura menjadi orang normal di depanmu"

"Kenapa kamu ingin bersamaku?"

"Apakah untuk menonton lelucon yang ada dalam hidupku?" Kata seungcheol dengan senyum pahit.

"Apakah untuk melihatku berpura-pura menjadi badut di depanmu dan mengasihani ku lagi?!"

"Apa semua hal yang telah kau berikan untukku karena kau mengasihani ku?!" Teriak seungcheol dengan suara serak.

"Tidak Seungcheol... tidak seperti itu "Ucap mingyu berusaha menjelaskan.

"Kenapa aku ingin tau lebih tentangmu bukan karena aku mengasihani mu tapi itu keinginan hatiku untuk mengenalmu lebih dari teman."

"Kamu adalah orang yang baik, imut dan berbeda dengan yang lain. A-aku bahkan menyukaimu saat aku menawarkan sasana tinju padamu. Bukan sekadar kertertarikan fisik tapi aku juga dapat merasakan betapa baiknya kamu." Ucap mingyu berusaha meyakinkan tapi saat tatapan mereka bertemu, mingyu dapat melihat tatapan putus asa milik seungcheol.

Mingyu menyadari betapa lemahnya penjelasannya tadi. Mingyu mengulurkan tangannya lagi untuk memeluk seungcheol tapi seungcheol menepisnya lagi lebih keras.

"Keluar...dari rumahku hiks" Ucap seungcheol dengan isak tangis.

"Keluar!!"

Semenjak kemarahan seungcheol, mingyu tidak pernah melihat sosok seungcheol datang ke sasana tinjunya lagi. Bahkan sudah satu minggu berlalu, Mingyu sudah berusaha untuk menelpon seungcheol berkali-kali tapi tidak pernah diangkat.

GYUCHEOL STORIES COLLECTIONWhere stories live. Discover now