Saatnya wardrobe team kembali bekerja.

.

.

.

Sing dan leo melemparkan tubuhnya di kasur masing-masing.

Rebahan adalah hal terbaik yang harus dilakukan setelah aktivitas dan perjalanan panjang. Sementara itu zayyan yang merasa tak nyaman dengan keringat langsung memilih mandi. Dan seperti biasa, setelah mandi ia akan menjalankan sholat isya.

Setelah zayyan mandi, leo bergantian memasuki kamar mandi. Urutannya selalu seperti itu. Zayyan, leo dan terakhir sing. Padahal mereka tidak pernah mengantri. Atau terkadang leo mandi lebih dulu lalu zayyan dan sing tetap menjadi yang terakhir.

Intinya sing harus terakhir. Ia mandi sangat lama. Lelaki itu bisa menghabiskan dua puluh menit di kamar mandi bahkan sampai tiga puluh menit jika mereka habis latihan dance.

Pernah suatu hari leo menanyakan kenapa lelaki itu mandi sangat lama. Apakah ia konser? Apakah ia mencuci sepuluh pasang kaos kaki? Atau apakah ia melakukan job yang tralala trilili ehem?

Namun sing malah menjawab, "aku justru heran sama orang yang mandi hanya lima menit"

Begitu leo masuk ke kamar mandi, menyisakan sing dan zayyan_entah mengapa atmosfer di kamar tiba-tiba berubah.

Zayyan akhirnya punya kesempatan untuk menanyakan perihal hadiah yang sing berikan. Tapi alih-alih bertanya, zayyan malah duduk di kasurnya dan memainkan ponselnya. Padahal ia sudah membalas semua pesan ucapan selamat untuknya yang dikirim oleh teman-temannya juga keluarganya di Indonesia. Sehingga jarinya hanya sibuk dengan scroll sana sini. Membaca komenan-konenan dan tanggapan netizen di twitter.

"Zayyan"

Zayyan dengan tingkah kikuknya mengangkat pandangan bahkan sebelum ia sadar bahwa sing memanggilnya. Melihat itu membuat sing tersenyum gemas.

"Apa kau menerima hadiahnya?"

Zayyan diam sebentar lalu berkata,
"Ah.. Hadiah.. Aku menerimanya. Terimakasih sing"

Sing mengangguk lalu kembali menatap layar ponselnya.

Kamar kembali hening.

Jujur saja zayyan merasa tak nyaman. Dia tak tahu sejak kapan jaraknya dengan sing menjadi canggung. Ketika sadar ia sudah berada di situasi itu dan bertanya-tanya mengapa itu terjadi. Padahal minggu lalu mereka masih berteman dan bercanda seperti biasanya.

Ah, benar. Zayyan sadar. Hadiah itu menjelaskan semuanya.

Tapi lagi-lagi zayyan menekan argumennya itu.

Bahkan sing terlihat santai di sana.

Namun ketika matanya sedang memandang sing, sing balik menatapnya dan akan mengatakan sesuatu. Namun begitu menyadari zayyan memandangnya dengan mata indah itu, sing tiba-tiba lupa ia ingin bilang apa.

Mereka malah bertatapan dan tenggelam dalam tatapan itu.

"Kamu suka?" Tanya sing setelah beberapa detik mereka bertatapan.

Zayyan yang kikuk lantas tersadar dan mengedipkan matanya yang kering.

"Apa?" Tanyanya.

"Hadiahnya. Kamu suka?"

Zayyan mengangguk-angguk. Berusaha menetralkan atmosfer di sekitarnya.

"A.. Aku suka. Tapi.. "

"Kenapa kamu membelinya? Ma.. Maksudku itu sangat mahal"

"Kalau aku hanya memberikanmu baju untuk kado ulang tahun itu sudah sangat mainstream. Jadi aku memikirkan barang yang mungkin kamu benar-benar butuhkan"

"jayan-ah"|| XodiacOnde histórias criam vida. Descubra agora