Sing berjalan ke lemarinya hanya dengan handuk yang melingkar di pinggul. Yang bila tak terlilit dengan benar, handuk itu bisa jatuh kapan saja. Tapi siapa peduli.

"Oh ya, apakah di agamu sesama jenis tak boleh melihat hal-hal seperti ini? Apakah itu berdosa? Apa aku membuatmu berdosa?"

Sing bergegas mengambil piyama untuk menutupi tubuhnya yang 90% terekspos.

Tawa zayyan lepas untuk pertama kalinya di negara rantau itu. Ia tak habis pikir dengan sing. Dengan wajah polosnya yang panik.

Sing yang melihat itu tersenyum kikuk. Mengusap tengkuknya tanda salah tingkah.

Sebenarnya lelaki receh itu hanya ingin mencairkan suasana. Karna ia merasakan ketegangan anak baru itu. Dan ia berhasil. Lihat? Lelaki asal Indonesia itu tertawa renyah.

"Dalam agamaku, ada yang disebut aurat. Namun antara lawan jenis saja. Kalau sesama jenis, tidak masalah yang penting masih sewajarnya saja. Hemm... Gak tau deh, ilmu ku sendiri gak begitu dalam. Aku gak begitu religius"

Sing memakai kaos hitam celine nya dengan boxer abu-abu nike. Jangan heran, sing adalah member yang paling memerhatikan outfit. Semua pakaiannya branded. Untuk member yang masih pre-debut, sing terbilang cukup kaya dengan semua pakaian yang ia punya.

Sing melemparkan tubuhnya diatas kasurnya. Merenggangkan otot-otot bekas latihan dance beberapa jam yang lalu. Berguling-guling hingga akhirnya berbaring menyamping, menghadap zayyan yang merapikan sisa-sisa barang dan sampah di sekitarnya. Tak berucap sepatah kata, tak juga melakukan sesuat hal. Hanya memandang zayyan dengan kesibukannya yang mengantar sing pada rasa kantuk.

"Aku tidak tau kalau orang Indonesia itu berwajah manis" Guraunya diantara keheningan.

Zayyan tahu sing belum tidur dan memerhatikannya. Mendengar kalimat itu dari orang yang memandanginya sejak tadi membuatnya cukup salah tingkah.

Tidak salah kan, jika salah tingkah walau yang mengatakan adalah seorang lelaki tampan. Itu adalah sebuah pujian.

"Sebenarnya aku sedikit minder"

"Kenapa?"

Zayyan terkekeh dengan apa yang akan hendak ia katakan.

"Melihat kalian semua membuatku insecure. Kalian tinggi, tampan, putih. Aku jadi berfikir apakah para penggemar akan menerimaku nanti?" Tukas zayyan dengan aksen inggrisnya yang lancar.

Sing terkekeh. Menenggelamkan wajahnya di bantal, kemudian memandang zayyan khidmat. Siapapun yang dipandang seperti itu pasti akan salah tingkah. Tidak pandang gender.

"Justru, kamu bakal jadi visual dengan karakter wajah yang berbeda. Wajahmu sangat menarik"

Zayyan tak tahu harus berkata apa. Ia hanya tersenyum, menggeleng-geleng tidak setuju.

"Aku sangat bersemangat saat davin mengatakan kau sudah datang. Jadi aku langsung ke asrama setelah latihan. Kau tahu, melihatmu sedang tertidur pulas dengan wajah polos itu, saat itu aku langsung berpikir bahwa kamu harus menjadi milikku"

Zayyan mengernyit.

Sing terkekeh melihat reaksi bingung zayyan. Kemudian membenamkan matanya yang sudah tak bisa di tahan.

"Maksudku, kita harus bersama dalam mencapai mimpi. Bersama selamanya. Kau, aku, leo. Dan member lainnya"

Zayyan memastikan lebih dekat. Benar saja, ucapan itu adalah kalimat terakhir sing sebelum ia akhirnya benar-benar pergi ke alam mimpi.

Sing akhirnya tertidur. Bertepatan dengan selesainya aktivitas zayyan.

Satu hal wajib yang akan ia lakukan setelah ini adalah sholat. Lalu mandi. Tapi sepertinya ia akan mandi lebih dulu. Sholat akan lebih khusyuk ketika badan terasa bersih dan segar.

.

.

.

"Yang baru saja kau lakukan, apa itu ibadah di agamamu Hyung?" Tanya leo ketika zayyan melipat sajadahnya.

Zayyan mengangguk. "Namanya sholat"

Zayyan tau leo sudah datang. Dalam sholatnya ia mendengar pintu terbuka. Dan berharap leo tak menganggap gerakan sholatnya aneh. Sejujurnya ia sangat takut sholat di depan member. Itu adalah salah satu pertimbangannya untuk menjadi idol. Tapi pada akhirnya ia harus melewati tantangan itu dengan berani.

Leo mengangguk-angguk paham. Berusaha untuk tak bertanya. Ia yakin hyung baru itu harus beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungannya di Indonesia. Sehingga pertanyaan tertentu pasti akan sangat sensitif untuknya. Apalagi terkait agama.

Rupanya hyunsik menelpon leo tadi untuk menyuruh leo membeli makan malam. Zayyan pasti kelaparan setelah perjalanan panjang.

"Besok akan berjalan seperti hari-hari biasanya. Latihan dance. Oh iya. Mungkin karena jumlah member yang akan di debutkan sudah komplit, manager akan mengubah beberapa jadwal. Seperti latihan choreo lagu-lagu yang sudah ada dan juga dance cover untuk kebutuhan konten. Kau harus mempersiapkan diri Hyung, besok tak akan mudah" Papar leo saat mereka sedang makan berdua.

"Tapi aku yakin zayyan Hyung bisa mengatasi ini. Tadi hyunsik Hyung bilang kalau kamu adalah idol di Indonesia. Jadi kupikir, ah, rupanya manager tak asal ambil seseorang dari tempat yang jauh"

Zayyan menggeleng-geleng. "Aku bukan idol. Hanya saja aku pernah ikut pencarian bakat atau semacamnya. Tapi aku tidak lolos ke babak final"

"Tidak masalah. Kamu tetap idol di hati penggemarmu hyung" Leo tersenyum  simpul.

"Mungkin kamu gagal saat itu. Emm.. Anggap saja kegagalan itu membawamu kesini. Maka jalan ini yang akan menjadi kesuksesanmu"

"Kuharap begitu"

Senyuman dibalas senyuman. Zayyan merasa lega sekaligus senang, leo dan member lain menerimanya dengan sangat terbuka. Ia harap semua akan baik-baik saja untuk kedepannya. Target pertamanya di Korea adalah debut, itu yang ia pikirkan saat di Indonesia. Tapi setelah apa yang ia lewati selama beberapa jam di Korea, ia mengganti tujuan utamanya.

Ia harus berinteraksi dengan para member. membangun relasi, chemistry dan persaudaraan. Walaupun susah karena keterbatasan bahasa, zayyan yakin dirinya pasti bisa.

.

.

.

To be continued

"jayan-ah"|| XodiacWhere stories live. Discover now